Kisah Mukjizat
Melafal Amituofo
Jasa Kebajikan
Tak Terhingga
Ada lagi sebuah lelucon : sekelompok sahabat Dharma
yang tempo hari membantu Upasaka Li melafal Amituofo, dikarenakan hanya pulang
beristirahat tiga jam saja sebelum keesokan paginya kembali melanjutkan melafal
Amituofo, namun dikarenakan tiga jam itu akhirnya ketinggalan menyaksikan
langsung Buddha Amitabha memancarkan cahaya menjemput almarhum, maka itu merasa
amat menyesalinya!
Kemudian mereka berkumpul di tempat ceramah dan
berdiskusi agar lain kali bila kondisi pasien sudah kritis, maka mereka takkan
meninggalkan pasien dan pulang rumah beristirahat lagi, belasan orang itu
tampak sedang berikrar ria :”Pokoknya kita harus melafal hingga melihat cahaya
Buddha!”
Beberapa hari kemudian ibunda dari Tuan Lin
Jin-zhou yang telah berusia 85 tahun jatuh sakit dan kondisinya kritis,
kebetulan sekelompok sahabat Dharma yang tempo hari ketinggalan menyaksikan
cahaya Buddha dan oleh karena itu selalu merasa penasaran, maka itu pergi
mencari putra dan menantunya lalu memberi wejangan : “Kami memberi layanan doa
gratis tanpa syarat, melafal Amituofo buat ibunda kalian, membantunya agar
terlahir ke Alam Sukhavati, jangan lagi berputar di enam alam tumimbal lahir”.
Bahkan menjelaskan juga bagaimana bagusnya melafal Amituofo itu, setelah bicara
panjang lebar, akhirnya putra dan menantu pasien memperbolehkan kelompok
sahabat Dharma melakukan Zhu Nian (zhu nian adalah kegiatan membantu orang lain
melafal Amituofo).
Mereka membagi kelompok mereka jadi dua grup,
saling bergiliran dan bergantian melafal Amituofo, tiba waktu makan juga
bergiliran pulang makan di rumah, selesai makan segera kembali untuk
menggantikan teman-teman lainnya, semua peserta karena takut kehilangan
kesempatan melihat cahaya Buddha, maka itu lafalan Amituofo berkumandang tiada
henti, setelah melafal hingga sehari semalam, pasien masih tetap
bernafas.
Pasien mempunyai seorang putri sulung yang datang
dari kejauhan, pulang menjenguk ibundanya, setelah melihat begitu banyak orang
melafal Amituofo di hadapan ibunda, putrinya merasa kesal, bahkan berkata pada
ayahnya : “Buat apa melafal Amituofo?
Mengacaukan hati mama saja, suruh mereka pergi!” Untunglah adik
laki-laki dan adik ipar perempuannya masih memahami kebenaran, buru-buru
berkata : “Jangan! Jangan! Sejak mereka melafal Amituofo, barulah ibunda tampak
tenang dan damai, tidak tampak menderita seperti waktu lalu”. Selanjutnya putri
pasien juga tidak menentang lagi, mengetahui bahwa niat mereka itu tulus,
bahkan merasa sangat berterimakasih.
Saat itu sudah merupakan akhir tahun, setiap
keluarga sibuk membuat kue bakul, tetapi bagi para sahabat Dharma yang sedang
sibuk melakukan Zhu Nian ini, terpaksa melepaskan urusan membuat kue bakul,
hanya berpesan pada anak atau menantunya, sementara dirinya sendiri tetap
menfokuskan diri melakukan Zhu Nian. Hingga akhirnya setelah melafal selama
tujuh hari tujuh malam, si pasien barulah menghembuskan nafas terakhir.
Saat itu para sahabat Dharma yang tampak sibuk
melafal Amituofo, namun mata mereka juga ikut sibuk melirik sana sini untuk
melihat apakah cahaya Buddha sudah muncul atau belum, tetapi akhirnya apapun
tidak tampak, lagi-lagi orang-orang ini merasa kecewa. Meskipun demikian, niat
mereka untuk melakukan Zhu Nian memang tulus dan murni adanya, jika hendak
membantu orang maka haruslah hingga usai dan tuntas, lalu mereka melanjutkan
lagi melafal hingga delapan jam kemudian, bagian puncak kepala pasien masih ada
sedikit hangat, wajahnya tampak seperti masih hidup, tubuhnya lembut dan lentur
bagaikan kapas, semua ini menunjukkan tanda-tanda istimewa terlahir ke Alam
Sukhavati. Yang paling menakjubkan tak terbayangkan adalah ketika Zhu Nian
selesai yakni delapan jam kemudian ketika selimut mantra dibuka oleh putra
putrinya, tampak jasad ibundanya bersikap anjali.
A Shen shijie memberitahukan padaku, menantunya
yang menyaksikan kami melafal Amituofo dengan begitu tulusnya, setiap malam
memasak tiga kali hidangan kecil untuk disajikan kepada kami, saat permulaan
semuanya tidak berani menyantapnya, karena Guru Li (Upasaka Li Bing-nan)
mengajari kita agar saat melakukan Zhu Nian, tidak boleh menyantap hidangan
jamuan pihak keluarga pasien, makan tiga kali sehari harus pulang santap di rumah,
juga tidak boleh menyantap makanan kecil yang dihidangkan keluarga pasien. Karena
pihak keluarga pasien sudah begitu berduka menghadapi situasi sedemikian, maka
itu kita tidak boleh merepotkan mereka lagi.
Tetapi menantunya berniat tulus berkata : “Cuaca
yang begitu dingin, kalian begitu baik dan tulus mau datang membantu mertua
perempuanku, kami sekeluarga merasa sangat berterimakasih, hidangan kecil ini
adalah ungkapan ketulusan kami, janganlah sungkan lagi”. Karena itu setiap
malam kami menerima hidangan makanan kecil sebanyak tiga kali.
Penulis jadi tertawa dan berkata pada mereka : “Kalian
ini yang selalu tidak ikhlas, penuh dengan nafsu keinginan, haus melihat cahaya
Buddha, akhirnya tidak ada yang kalian lihat bukan? A Hsiu shijie dan tentara
muda tempo hari itu, mereka melafal dengan ketulusan penuh, di dalam hati
mereka bersih dan murni, hingga terjalin dengan Buddha, sehingga dapat menyaksikan
langsung Buddha Amitabha memancarkan cahaya menjemput almarhum. Meskipun hari
ini kalian demi ingin melihat cahaya Buddha lalu membantu orang lain melafal
Amituofo, namun tindakan kalian juga telah membantu satu orang untuk terlahir
ke Alam Sukhavati, kelak dia akan kembali lagi ke sepuluh penjuru alam menyelamatkan makhluk yang tak terhingga dan
tanpa batas, jasa kebajikan ini, juga adalah dikarenakan keinginan kalian yang
ingin melihat cahaya Buddha!”
Penulis :
Upasika Lin Kan-zhi
念佛感應見聞記
助人生西功德無量
再來說一個笑話:佈教所當時那一班為李居士助念的人,只差了三個鐘頭,因先回家睡覺而未見到阿彌陀佛放光接引的事後,都追悔不已!事後,大家就在佈教所商量,下次如再有病重快要去世的人,我們一定要去助念,十幾個人,一心一意,不見佛光誓不甘休,發如是願後,就在鄉間四處尋覓,不幾天,真的找到了一位,是林金洲先生的八十五歲老母親。
這些為好奇心希望看到佛光的人,就去向他子媳說法:「我們都是無條件,為你母親念佛,助他往生西方,不再在六道輪迴。」並且宣說念佛如何如何的好,費了一番脣舌,那兒子媳婦才答應我們為她助念。當即分兩班輪流著念,吃飯時也是輪流回家去吃。吃完飯再來換班念,大家因為怕見不到佛光,所以始終不斷佛聲,一直念了一日一夜,但是病人還是一息尚存,尚未斷氣。她有一位長女自遠地歸來,見人為他母親念佛,大不高興,還向他父親說:「念佛做什麼?反而擾亂我母親的心,叫他們回去吧!」幸而他兄嫂尚還明理,忙說:「不可!不可!母親自他們念佛以來,已經心清氣爽,不似從前那樣苦惱了。」那女兒以後也就不說閑話,知道大家的誠意,反而感謝起來了。
那時已近歲暮,家家戶戶都要做年糕,有的交代子女或是媳婦,放下年糕不做而來助念,一連念了七日七夜,那臨命終人才斷氣。當時大家口裏念佛,眼裏卻都注意著佛光的來迎。可是結果什麼也沒有見到,大家又大失所望。雖然如此,大家助念的心是純正的,助人就要助到底,就再念八小時,摸摸頂門還有點溫暖,面色如生,身體依然柔軟如棉,此亦正是往生西方的瑞相。最不可思議的就是八小時念完了,他的子孫把所蓋的棉被打開一看,只見老人的雙手,端端正正地合著掌。
阿審師姊對我說,她的媳婦看我們為她婆婆念佛念得那麼誠懇,每夜都是煮三次點心請我們吃,起初大家不敢吃,因為李老師教我們為人助念時,不能吃人家東西,三餐要回家吃,亦不可以吃點心。因為人家正遭遇著不幸的時候,不可以多麻煩人家。可是她媳婦的好意說:「如此寒冬時節,你們這樣好心好意來救我婆婆,我一家人都很感恩戴德,小小的表示,不要客氣。」所以每夜都接受他們三次點心了。筆者即笑著對他們說:「你們不乾淨的心,裝滿了貪欲,要見佛的光明,又那裏見得到呢?阿秀師姊與那青年當時念佛是一心一意,心裏乾乾淨淨,念到與佛感應道交,所以才見到阿彌陀佛放大光明來接引。今天你們雖然貪看光明而為人念佛,但是亦幫助了一個娑婆眾生,往生西方安樂國土修行,他日乘願再來,能度無量無邊苦惱眾生,此功此德,也都是你們發心為了要看佛光所賜的啊!」
林看治老居士著