Pejabat Anti Madat Tersohor “Lin Zexu” membaca Sutra
dan melafal Amituofo bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati
01. Lin Ze-xu lahir di Provinsi Fujian,
merupakan seorang negarawan, filsuf dan penyair masa Dinasti Qing, pernah
menjabat Gubernur di beberapa provinsi, selama menjalani karirnya, dia giat
melarang peredaran opium.
02. Lin Zexu : “Lapor Yang Mulia, opium
harus dilarang karena konsumsinya menghabiskan kekayaan negara, jika tidak
dikendalikan negara akan berakhir tanpa satupun lelaki yang kuat untuk bertempur
di medan perang.
Kaisar Daoguang : “Selama opium tidak dimusnahkan, negara
takkan aman! Lin Zexu, Beta mengangkatmu jadi Pejabat yang mewakili Kekaisaran,
segera berangkat ke Guangzhou, untuk mengemban misi menghentikan peredaran
opium!”
Lin Zexu : “Baik, Yang Mulia!”
03. Sesampainya di Guangzhou, Lin Zexu segera memberlakukan peraturan
ketat melarang masuknya opium yang dilakukan oleh bangsa barat, dalam kurun
waktu 34 hari dia berhasil menyita opium sebanyak 2.370.000 kati, kemudian
barang haram ini dimusnahkan pada tanggal 3-25 Juni 1839 di pantai Humen di
depan publik.
04. Peristiwa pemusnahan opium di Humen bukan saja menjadikan Lin Zexu
sebagai pahlawan di hati rakyat, namun juga menimbulkan pengaruhnya di dunia
internasional : Tanggal 26 Juni yakni hari kedua
berakhirnya pemusnahan opium di Humen, ditetapkan PBB sebagai “Hari Anti Madat
Sedunia; Lin Zexu Square yang terletak di New York, Amerika Serikat, di atasnya
berdiri patung Lin Zexu; di dalam museum lilin Madame
Tussauds London, terdapat patung lilin Lin Ze-xu.
05. Hari ini di Kota Beijing, tidaklah sulit untuk menemukan jejak
peninggalan Lin Zexu, yakni kuplet bernuansa Buddhis yang kental, yang ditulis
pada tahun 1822 oleh Lin Zexu bersama sahabat karibnya, Wei Yuan dan Gong
Zi-zhen di Paviliun Taoran di Chengnan.
Wei Yuan : “Saudara Lin lihatlah, puisi ini ditulis Saudara Gong tiga
tahun yang silam”.
Lin Zexu : “Menakjubkan, puisi ini sungguh bernilai untuk dikenang
kembali”.
Gong Zi-zhen : “Saudara Lin terlampau memuji, bagaimana kalau Anda juga
menulis sebait puisi”.
Lin Zexu : “Ha Ha, baiklah! Saya buat kuplet (sajak dua baris).
Baris pertama mengungkapkan seorang penyair yang menyepikan diri (mengasingkan
diri dari keramaian) saat usia lanjutnya, dan kebahagiaan dari melatih diri dan
menyepikan diri.
Baris kedua mengungkapkan kebahagiaannya dapat berada bersama Buddha
Amitabha.
Ternyata mereka bertiga merupakan praktisi Ajaran Buddha, bahkan
melatih Pintu Dharma Tanah Suci, oleh karena di dalam kuplet tercantum kata
“Amituofo“.
Sampai sekarang di Paviliun Taoran masih tersimpan kuplet ini.
06. Lin Zexu berjodoh dengan Ajaran Buddha, adalah dimulai dari ketika
menjadi bawahan dari Zhang Shi-cheng, Zhang Shi-cheng sendiri merupakan
praktisi Pelafal Amituofo, karya tulisnya berjudul “Jing Zhong Jing You Jing
(Jalan Paling Dekat Yang Terdekat Tiada Duanya Lagi)”, Master Yin Guang memberi
penilaian yang tinggi kepada buku ini.
Dibawah pengaruh Zhang Shi-cheng, Lin Zexu dengan sendirinya meyakini
Ajaran Buddha dan melafal Amituofo. Sesibuk apapun, dia pasti takkan absen dari
jadwal kebaktiannya, sepanjang hayat tak pernah berubah. Selain itu dia juga
menyalin sebuah buku saku yang berisi sutra dan mantra, agar bisa membawanya ke
mana-mana.
Di dalam buku hariannya, juga dapat ditemukan kegiatannya berupa
melakukan persembahan kepada Buddha, bernamaskara pada Buddha, memohon pada
Buddha, menurunkan hujan, menyalin sutra menghadiahkan pada teman, menjalani
sila Uposatha pada hari-hari tertentu.
07. Lin Zexu memperoleh banyak manfaat dari mengamalkan Ajaran Buddha. Dari
belajar berkesinambungan selama jangka panjang, barulah dapat menulis kuplet
berisi : Lautan karena luas sehingga dapat menampung aliran air dari ratusan
bahkan ribuan sungai; Gunung tinggi karena tidak memiliki perseteruan akibat
nafsu keinginan duniawi barulah berdiri tegak dan lurus.
Juga karena Buddha Dharma menyelesaikan masalah kelahiran dan
kematiannya, sehingga menulis syair : Asalkan bermanfaat bagi negara, meskipun
harus mengorbankan nyawa sendiri juga ikhlas, takkan karena takut membahayakan
jiwa sendiri sehingga menghindar.
08. Lin Zexu memiliki pandangan yang lebih jauh dari orang-orang lain
pada umumnya; beliau melihat jauh di pantai seberang sana, ada sebuah tempat
yang dinamakan Alam Sukhavati.
Video :
禁烟名臣林则徐 诵经念佛求净土
林则徐,福建侯官人,清朝时期的政治家、思想家和诗人,官至一品,曾任湖广总督、陕甘总督和云贵总督,在任期间极力主张严禁鸦片。
林则徐:“启禀圣上,鸦片流毒于天下,为害甚巨,是使数十年后,中原几无可以御敌之兵,且无可以充饷之银!”
道光皇帝:“哼!鸦片一日不禁,我大清国一日不安!林则徐,朕封你为钦差大臣,即刻启程前往广州,收缴鸦片!”
林则徐:“臣领旨谢恩!”
林则徐来到广州后,与洋人斗智斗勇,34天内总共收缴鸦片237万斤,并于1839年6月3日至25日,在虎门海滩当众全部销毁。
虎门销烟不仅使林则徐成为了民族英雄,其带来的影响力更是世界性的:国际联盟将虎门销烟开始的日期6月3日定为国际禁烟日,联合国则将其结束后的第二日6月26日定为国际禁毒日,美国纽约林则徐广场上矗立着林则徐的雕像,英国伦敦杜莎夫人蜡像馆里也陈列着林则徐的蜡像。
在今天的北京城,同样能找到林则徐留下的痕迹,那是1822年林则徐与魏源、龚自珍等好友在城南的陶然亭游玩时留下的一副充满佛教色彩的对联。
魏源:“林兄请看,此诗乃龚兄三年前所题。”
林则徐:“妙哉妙哉,此诗意境颇值回味。”
龚自珍:“林兄过奖,不如你也题一首。”
林则徐:“哈哈,好!我来题副对联。似闻陶令开三径,来与弥陀共一龛。”
原来三人都是虔诚的佛门弟子,而且都是修行净土法门。对联里的“弥陀”二字,即是西方净土“阿弥陀佛”的简称。
林则徐与佛教的渊源还得追溯到早年在张师诚麾下任职时期。张师诚也是虔诚的净业弟子,编纂有《径中径又径》一书,印光大师给予了很高的评价。
在张的影响下,林则徐很自然地开始信佛念佛。即使政务繁忙,也是坚持每日定课,终生不变。此外还亲书小册经咒,随身携带。在他的日记里,有不少供佛、礼佛、求佛、祈雨、写经赠友、忌日持斋、兴办佛事的记述。
林则徐从佛教里受益良多。正是由于长期的佛法熏习,才能写出“海纳百川有容乃大,壁立千仞无欲则刚”这样的对联;也因为佛法解决了他的生死大事,所以才有底气说出“苟利国家生死以,岂因祸福避趋之”这样的话语。
作为近代中国开眼看世界的第一人,林则徐的眼光比一般人想象的更高更远:他不仅看到了大洋彼岸的西方世界,更是穿越十万亿国土之遥,看到了另一个世界——极乐世界。