Kamis, 07 Mei 2020

44 Bhiksu Anonim Melafal Amituofo

Bhiksu Anonim Melafal Amituofo



 

1. Pada akhir masa Dinasti Ming, di distrik Huangzhou, Kota Huanggang, Provinsi Hubei, muncul seorang Bhiksu yang aneh, tiap hari sejak pagi hingga malam melafal Amituofo tanpa henti, bahkan bertemu dengan apa saja, dia akan menyapanya dengan melafal Amituofo.



 

2. Ketika bertemu dengan orang bermarga Zhang, dia akan menyapa “Zhang Amituofo”; ketika bersua dengan orang bermarga Li, dia akan menyapa “Li Amituofo”.



 

3. Saat di jalanan melihat seekor ayam, dia akan menyapa “mulut runcing Amituofo”; ketika melihat harimau di hutan, dia akan menyapa “mulut besar Amituofo”.



 

4. Tidak ada orang yang tahu dari mana asal Bhiksu ini, juga tidak ada orang yang tahu namanya, akhirnya hanya bisa menyebutnya sebagai “Bhiksu Anonim”.



 

5. Suatu hari ada seorang pemburu berhasil menangkap seekor harimau, Bhiksu Anonim setelah mengetahui hal ini, ingin membeli harimau itu buat dilepaskan ke alam bebas, tetapi uangnya tidak cukup.



 

6. Si Pemburu yang melihat gelagat aneh Bhiksu Anonim, lalu sengaja mempersulit dirinya : “Asalkan anda sanggup menjewer telinga harimau sambil berkeliling tiga putaran, saya tidak menghendaki uangmu, anda boleh langsung membawanya pergi”.



 

7. Bhiksu Anonim mendekati telinga si harimau, lalu membisikkan sesuatu, usai itu dia menarik telinga harimau sambil berjalan keliling tiga putaran.



 

8. Si pemburu hanya bisa mengakui kekalahannya, si harimau tidak bersedia pergi meninggalkan Bhiksu Anonim, akhirnya mereka berdua mencari sebuah gua sebagai tempat tinggal.



 

9. Kemudian terjadi pemberontakan petani yang dipimpin oleh Zhang Xian-zhong. Saat itu Zhang Xian-zhong memimpin pasukannya mengepung Huangzhou.



 

10. Saat larut malam, entah dari mana munculnya Bhiksu Anonim mendadak berada di gerbang timur, dia duduk bersila di sana sambil melafal Amituofo dengan suara nyaring.



 

11. Para prajurit  dibangunkan oleh suara lafalannya, karena kesal akhirnya mereka menangkap dan mengikat Bhiksu Anonim lalu dibuang ke bawah tembok gerbang.



 

12. Tetapi tidak lama kemudian, Bhiksu Anonim muncul di gerbang barat, duduk bersila di sana meneruskan melafal Amituofo dengan suara nyaring.



 

13.  Demikianlah berulang-ulang para prajurit mengikat dan membuangnya ke bawah tembok gerbang, akhirnya peristiwa ini sampai ke telinga gubernur militer, dalam hatinya dia tahu telah bersua dengan praktisi sejati, maka itu dia sangat menghormati Bhiksu Anonim.



 

14. Suatu tahun, Huangzhou dilanda bencana kelaparan yang parah, hingga ada kejadian tragis manusia makan manusia.



 

15. Bhiksu Anonim menuju ke luar gerbang, para penduduk yang kelaparan segera mengambil pedang dan mengarahkannya ke leher Bhiksu Anonim, bersiap-siap menyantapnya.



 

16. Bhiksu Anonim berkata : “Tunggu saya melafal Amituofo hingga seribu kali, barulah kalian boleh menyantap dagingku.” Para penduduk terpaksa menyetujuinya, sambil ikut menghitung dan berharap secepatnya bisa mencapai angka seribu.



 

17. Ketika mereka berhitung sampai 300 lafalan, ada orang yang sudah tidak sanggup bersabar lagi, mengangkat pedangnya bersiap-siap menebas Bhiksu Anonim.



 

18. Pada saat itulah, satu rombongan Jenderal dan Prajurit Langit mendadak turun dari angkasa, para penduduk yang kelaparan panik dan ketakutan, segera mengambil langkah seribu, sementara itu Bhiksu Anonim dalam waktu sekejab sudah kembali ke dalam kota dengan selamat.



 

19. Pada permulaan masa Dinasti Qing, entah ada urusan apa, Bhiksu Anonim harus bepergian jauh, melewati sebuah tempat yang bernama Baimeng, lalu singgah dan tinggal di penginapan di tepi Sungai Qinhuai.



 

20. Waktu itu kebetulan adalah Festival Perahu Naga, banyak wisatawan yang mendayung perahu bermain di sana, Bhiksu Anonim melihat seorang murid awam-nya lalu berteriak memanggil : “Qian Amituofo!”



 

21. Muridnya yang bermarga Qian itu, tidak menyangka bisa bertemu dengan Bhiksu Anonim di tempat tersebut, merasa begitu terharu sampai berlinangan air mata, dengan hati setulusnya memohon agar gurunya mengajarkan padanya kunci melatih diri.



 

22. Bhiksu Anonim memberitahukan padanya tujuh aksara  yakni “Segenap hati melafal A-Mi-Tuo-Fo”, usai itu beranjak pergi.



 

23. Sejak itu, tidak ada lagi orang yang pernah melihat kemunculan Bhiksu Anonim, juga tidak ada orang yang tahu ke mana perginya, sama halnya pula, tidak ada orang yang tahu dari mana asalnya.

Judul asli :