Bhiksu Anonim Melafal Amituofo
1. Pada
akhir masa Dinasti Ming, di distrik Huangzhou, Kota Huanggang, Provinsi Hubei, muncul
seorang Bhiksu yang aneh, tiap hari sejak pagi hingga malam melafal Amituofo
tanpa henti, bahkan bertemu dengan apa saja, dia akan menyapanya dengan melafal
Amituofo.
2. Ketika
bertemu dengan orang bermarga Zhang, dia akan menyapa “Zhang Amituofo”; ketika
bersua dengan orang bermarga Li, dia akan menyapa “Li Amituofo”.
3. Saat di
jalanan melihat seekor ayam, dia akan menyapa “mulut runcing Amituofo”; ketika
melihat harimau di hutan, dia akan menyapa “mulut besar Amituofo”.
4. Tidak ada
orang yang tahu dari mana asal Bhiksu ini, juga tidak ada orang yang tahu
namanya, akhirnya hanya bisa menyebutnya sebagai “Bhiksu Anonim”.
5. Suatu
hari ada seorang pemburu berhasil menangkap seekor harimau, Bhiksu Anonim
setelah mengetahui hal ini, ingin membeli harimau itu buat dilepaskan ke alam
bebas, tetapi uangnya tidak cukup.
6. Si
Pemburu yang melihat gelagat aneh Bhiksu Anonim, lalu sengaja mempersulit
dirinya : “Asalkan anda sanggup menjewer telinga harimau sambil berkeliling
tiga putaran, saya tidak menghendaki uangmu, anda boleh langsung membawanya
pergi”.
7. Bhiksu
Anonim mendekati telinga si harimau, lalu membisikkan sesuatu, usai itu dia
menarik telinga harimau sambil berjalan keliling tiga putaran.
8. Si
pemburu hanya bisa mengakui kekalahannya, si harimau tidak bersedia pergi
meninggalkan Bhiksu Anonim, akhirnya mereka berdua mencari sebuah gua sebagai
tempat tinggal.
9. Kemudian
terjadi pemberontakan petani yang dipimpin oleh Zhang Xian-zhong. Saat itu
Zhang Xian-zhong memimpin pasukannya mengepung Huangzhou.
10. Saat
larut malam, entah dari mana munculnya Bhiksu Anonim mendadak berada di gerbang
timur, dia duduk bersila di sana sambil melafal Amituofo dengan suara nyaring.
11. Para
prajurit dibangunkan oleh suara
lafalannya, karena kesal akhirnya mereka menangkap dan mengikat Bhiksu Anonim
lalu dibuang ke bawah tembok gerbang.
12. Tetapi
tidak lama kemudian, Bhiksu Anonim muncul di gerbang barat, duduk bersila di
sana meneruskan melafal Amituofo dengan suara nyaring.
13. Demikianlah berulang-ulang para prajurit
mengikat dan membuangnya ke bawah tembok gerbang, akhirnya peristiwa ini sampai
ke telinga gubernur militer, dalam hatinya dia tahu telah bersua dengan
praktisi sejati, maka itu dia sangat menghormati Bhiksu Anonim.
14. Suatu
tahun, Huangzhou dilanda bencana kelaparan yang parah, hingga ada kejadian
tragis manusia makan manusia.
15. Bhiksu
Anonim menuju ke luar gerbang, para penduduk yang kelaparan segera mengambil
pedang dan mengarahkannya ke leher Bhiksu Anonim, bersiap-siap menyantapnya.
16. Bhiksu
Anonim berkata : “Tunggu saya melafal Amituofo hingga seribu kali, barulah
kalian boleh menyantap dagingku.” Para penduduk terpaksa menyetujuinya, sambil
ikut menghitung dan berharap secepatnya bisa mencapai angka seribu.
17. Ketika
mereka berhitung sampai 300 lafalan, ada orang yang sudah tidak sanggup
bersabar lagi, mengangkat pedangnya bersiap-siap menebas Bhiksu Anonim.
18. Pada
saat itulah, satu rombongan Jenderal dan Prajurit Langit mendadak turun dari angkasa, para penduduk yang kelaparan panik dan ketakutan, segera mengambil
langkah seribu, sementara itu Bhiksu Anonim dalam waktu sekejab sudah kembali
ke dalam kota dengan selamat.
19. Pada
permulaan masa Dinasti Qing, entah ada urusan apa, Bhiksu Anonim harus
bepergian jauh, melewati sebuah tempat yang bernama Baimeng, lalu singgah dan
tinggal di penginapan di tepi Sungai Qinhuai.
20. Waktu itu
kebetulan adalah Festival Perahu Naga, banyak wisatawan yang mendayung perahu
bermain di sana, Bhiksu Anonim melihat seorang murid awam-nya lalu berteriak
memanggil : “Qian Amituofo!”
21. Muridnya
yang bermarga Qian itu, tidak menyangka bisa bertemu dengan Bhiksu Anonim di
tempat tersebut, merasa begitu terharu sampai berlinangan air mata, dengan hati
setulusnya memohon agar gurunya mengajarkan padanya kunci melatih diri.
22. Bhiksu
Anonim memberitahukan padanya tujuh aksara
yakni “Segenap hati melafal A-Mi-Tuo-Fo”, usai itu beranjak pergi.
23. Sejak
itu, tidak ada lagi orang yang pernah melihat kemunculan Bhiksu Anonim, juga
tidak ada orang yang tahu ke mana perginya, sama halnya pula, tidak ada orang
yang tahu dari mana asalnya.
Judul asli :