Selasa, 09 Juni 2020

50 Juragan Toko Perhiasan


Juragan Toko Perhiasan

 

 


1. Di sudut sebuah jalanan yang ramai, terdapat sebuah toko perhiasan yang membuat mata setiap orang yang memandangnya jadi gemerlapan.




 

2. Penampilan etalase-nya begitu mengkilap, mengeluarkan suara gemerincing permata yang sedap didengar telinga, di tengah rimba perhiasan tersebut, tampak sebuah sosok sederhana yang sedang melafal Amituofo.




 

3. Dia-lah juragan toko perhiasan, hobinya melafal Amituofo, sampai-sampai perhiasan-perhiasan yang berada di sekelilingnya seakan-akan ikut memancarkan kilau keemasan penuh sukacita Alam Sukhavati.




 

4. Tetapi ada saja tatapan dingin yang mengeluh : “Iyalah, bukannya baik-baik mengelola bisnis, asalkan melafal Amituofo sudah bisa dapat makan!” Nyonya juragan yang berpakaian penuh gaya itu selalu melemparkan sindiran kepada suaminya.




 

5. Suatu hari di pagi buta, Nyonya juragan sedang menuruni anak tangga menuju ke ruangan toko, merasakan ada hembusan angin dingin yang masuk melalui pintu toko.




 

6. “Astaga...........” dia menutupi kedua pipinya, memandangi pintu besi yang sudah dilubangi, rahangnya menganga lebar hampir saja terjatuh.




 

7. Dia mengamati dengan seksama, etalase-etalase kosong yang memancarkan kesedihan, gemerlapan perhiasan yang penuh percaya diri kini telah hilang.




 

8. Api amarah segera berkobar memenuhi dirinya, segera melontarkan makian, ibarat lautan api yang mengepung juragan toko yang hanya tahu melafal Amituofo.




 

9. “Lihatlah Buddha Amitabha-mu punya seberapa kehebatan, andaikata perhiasan emas itu bisa kembali, jangankan cuma kamu saja yang melafal Amituofo, bahkan saya juga akan tiap hari menemanimu melafal! “ Emosi Nyonya juragan telah memuncak sampai-sampai raut wajah pun ikut berubah!




 

10. Keesokan harinya saat larut malam, seorang sosok yang tampak kelelahan, membawa sebuah karung besar berisi barang curian, datang ke toko perhiasan.




 

11. “Saya datang mengembalikan emas kepada kalian! Saya bukannya tidak melarikan diri, sudah belasan kali saya berkeliling mencari jalan keluar, tetapi akhirnya kembali lagi ke tempat semula, lebih baik barang-barang ini saya kembalikan saja kepada kalian!” kata pencuri yang telah putus asa itu.




 

12. Keesokan paginya, dengan mengenakan jubah Haiqing (jubah yang dikenakan umat Mahayana saat kebaktian), Nyonya juragan dengan tulus melafal Amituofo, dalam hatinya berpikir : “Benarkah Buddha Amitabha itu seperti sosok ksatria berperisai?! Mengapa begitu gampangnya menemukan kembali harta benda kami!”

Judul asli :