Kamis, 07 Juni 2018

29B. Kisah Wanita Penyembelih (Bgn 2)

Kisah Wanita Penyembelih
(Bagian 2)



 

21. Fenomena ini berlangsung sekitar 7-8 menit lamanya, barulah perlahan-lahan Zhang Lian-di tenang kembali. Bhiksu menanyakan apa yang terjadi pada dirinya, dia menjawab melihat setan lagi.



 

22. Ternyata, ketika terjadi pergantian shift, grup pertama hendak pulang beristirahat, Zhang Lian-di konsentrasinya buyar, dia berpikir : Harusnya saya mengantar Bhiksu ke depan pintu, ini adalah etika. Tetapi dia terbaring tak berdaya, mustahil bisa bergerak, alhasil arwahnya terpental keluar, setan petugas neraka segera datang hendak menangkapnya.



 

23. Kali ini suasana benar-benar sudah kritis, arwah Zhang Lian-di mengikuti para Bhiksu berjalan keluar rumah, dia melihat halaman rumahnya dipenuhi setan, ada yang membawa rantai besi, garpu baja, pisau raksasa, dan perlengkapan menyeramkan lainnya, siap-siap menghampiri dan menangkap Zhang Lian-di.



 

24. Zhang Lian-di ketakutan dan kabur ke dalam rumah, masuk kembali ke tubuh kasarnya dan dengan sekuat tenaga melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus.



 

25. Oleh karena di dalam rumah ada orang melafal Amituofo, sehingga para setan petugas neraka tidak bisa masuk ke dalam rumah, hanya bisa menunggu di luar, alhasil beberapa menit kemudian mereka membubarkan diri. Barulah Zhang Lian-di tenang kembali, kali ini dia berhasil lolos lagi.



 

26. Para Bhiksu yang melihat suasana sudah tenang kembali, memperkirakan Zhang Lian-di hari ini juga takkan meninggal dunia, maka itu usai melafal Amituofo, mereka pulang ke vihara.



 

27. Baru saja tenang beberapa hari, sekitar seminggu kemudian, vihara menerima kabar bahwa Zhang Lian-di telah menghembuskan nafas terakhir, pukul 5 dini hari, para Bhiksu mendatangi rumahnya lagi untuk melafal Amituofo.



 

28. Sesampainya di rumah Zhang Lian-di, mereka melihat wajah mendiang tampak menyeramkan, mulutnya menganga lebar, matanya terbalik. Keluarganya juga tidak memahami hal begini, menutup matanya lalu menyisir rambutnya.  



 

29. Para Bhiksu menutup jasad Zhang Lian-di dengan Selimut Dharani, selanjutnya melafal Amituofo dan melimpahkan jasa kebajikan kepadanya. Oleh karena tradisi dan adat setempat, tidak leluasa melafal terlalu lama, pukul 1 siang para Bhiksu pulang ke vihara.



 

30. Sore harinya, putri Zhang Lian-di menelepon ke vihara, jasad mamanya sekarang berubah jadi lentur dan lembut, wajahnya juga telah menjadi damai.



 

31. Waktu itu adalah musim panas, suhu udara dalam rumah lebih dari 40 derajat celcius, setelah disemayamkan sehari semalam, jenazah tidak menebarkan bau sama sekali, juga tidak membusuk dan bernanah, ketika dimasukkan ke dalam keranda, wajahnya menebarkan senyum.



 

32. Hari ke-7 setelah wafat, cucu Zhang Lian-di melihat arwah Neneknya pulang ke rumah, berpenampilan serupa Bodhisattva, di sekitarnya juga ada banyak Bodhisattva. Selain itu juga melihat ada segerombol babi, perlahan-lahan mereka berubah jadi wujud manusia.



 

33. Kisah Zhang Lian-di si wanita penyembelih babi, menjadi topik pembicaraan hangat warga di dusunnya, semua orang merasa sungguh takjub, bahkan terbagi jadi dua kelompok yang beda pendapat, ada yang mengatakan Zhang Lian-di telah terlahir di Alam Sukhavati, lantas ada pula yang bilang dia begitu jahat, mustahil bisa terlahir di Tanah Suci Sukhavati.



 

34. Sesungguhnya mereka tidak mengetahui Maha Maitri Maha Karuna-Nya Buddha Amitabha, yang tidak tega melihat penderitaan para makhluk, terutama mereka yang akan menjalani siksaan akibat perbuatan jahatnya, Buddha Amitabha akan lebih mengasihani mereka. Asalkan mau bertobat dengan setulusnya, maka juga akan memperoleh penyelamatan.



 

35. Ibarat seorang ibunda yang penuh kasih, terhadap anaknya yang paling bandel sekalipun, yang tidak patuh dan pembangkang, bunda akan memberi perhatian dan kasih sayang yang lebih banyak, mereka tidak tahu akibat ulah mereka, sesungguhnya hati ibunda jadi hancur berkeping-keping. Beginilah kasih Buddha Amitabha kepada semua makhluk.

Disadur dari :