Kejadian Aneh di Vancouver
01.
Hari ini berbagi kisah nyata dengan praktisi sekalian. Peristiwa ini terjadi di
salah satu Rumah Sakit di Vancouver, Kanada, yang dialami langsung oleh adik
iparku. Oleh karena kebiasaan orang barat, makanya saya tidak mencantumkan foto
dari Rumah Sakit dan Pasien. Tetapi saya berani jamin, kisah ini nyata adanya!
02.
Adik iparku (istri dari adik laki-laki) bekerja di sebuah Rumah Sakit. Di
Kanada, orang lanjut usia dipelihara oleh negara, setiap lansia boleh mengambil
uang pensiun, tak peduli bagaimana kondisi pekerjaan Anda sebelumnya, sehingga
mereka dapat menjalani kehidupan tanpa kekhawatiran.
Apabila
ada lansia yang jatuh sakit, selain terdapat banyak panti jompo yang terbuka
untuk umum, juga terdapat banyak Rumah Sakit yang menyediakan layanan buat
lansia, memberikan perawatan yang lengkap bagi lansia, pemerintah secara
langsung mensubsidi rumah sakit dan institusi terkait.
03.
Adik ipar bertugas di salah satu lantai di rumah sakit, dimana lantai ini
berisi pasien lansia rawat inap yang menderita penyakit kronis, agak mirip
sedikit dengan kegiatan memberi perhatian khusus kala menjelang ajal, mereka
memiliki kualitas hidup yang sangat bagus, dokter dan suster merawat mereka
dengan sangat baik. Hubungan pasien dan dokter juga terjalin dengan akrab. Adik
ipar sendiri merupakan wanita yang sabar dan lembut, begitu teliti dan
penyabar, disukai dan disayangi para lansia, mereka selalu berupaya belajar
bicara Bahasa Mandarin, sehingga memanggil adik ipar sebagai “A Mei (Adik
perempuan)”.
04.
Hari ini begitu A Mei tiba di tempat kerja, ada seorang pasien bernama Maria
datang mencarinya di kantor, memohon dipindahkan ke kamar lainnya. Maria adalah
nyonya tua berusia 70 tahun lebih, imigran Spanyol, pasien yang satu kamar
dengannya sekarang adalah seorang wanita tua Kanada asli yg berusia 80 tahun
lebih, bernama Moya.
05.
Belakangan ini penyakit Moya bertambah parah sehingga tidak sanggup bangkit
dari tempat tidurnya. Maria berkata, Moya sudah dirasuki setan, setiap malam menjerit
dengan sungguh menyeramkan. A Mei pergi menjenguk Moya, ternyata benar, Moya
berkata, begitu dia memejamkan mata akan melihat mendiang suaminya yang
meninggal dunia 20 tahun silam berdiri di depan tempat tidurnya.
A
Mei menghibur mereka, yang namanya mimpi itu jangan ditanggapi dengan serius.
Tetapi kedua nyonya tua itu mengaku telah melihat hantu. Hal ini berlangsung
selama beberapa hari, seluruh pasien di satu lantai tersebut jadi heboh dan
mulai menjadikan kejadian tersebut sebagai topik hangat, bahkan ada juga pasien
yang mendengar jeritan Moya yang menakutkan di tengah malam.
06.
Akhirnya A Mei menyampaikan laporan kepada pimpinan rumah sakit. Pimpinan rumah
sakit segera turun tangan menanyakan langsung pada pasien, kemudian memutuskan
untuk mengundang Pendeta.
07.
Hari itu juga Pendeta datang ke rumah sakit. Di kamar pasien, Pendeta
membacakan Alkitab. Pasien-pasien dari kamar lainnya juga berdatangan ikut
berdoa bersama.
08.
Namun hal ini tidak efektif, tengah malamnya Moya berkata didatangi arwah
suaminya lagi. Banyak pasien lain jadi merasa resah.
9.
Pihak
rumah sakit mengadakan rapat khusus berdiskusi tentang masalah ini, bahkan juga
mengundang keluarga pasien. Ada keluarga pasien yang mengajukan usul, bagaimana
kalau mengundang Bhiksu datang berdoa. Di Vancouver banyak orang Tionghoa,
penduduk yang berlainan warna kulit dan agama tinggal dengan harmonis di sini,
saling hormat menghormati dan bertoleransi. Demikian pula anggota Sangha di
dalam masyarakat barat juga dihormati.
Oleh
karena ada usul sedemikian rupa, pihak rumah sakit menanyakan pendapat dari
keluarga Moya, mereka pun menyetujuinya, lalu mengundang dua orang Bhiksu dari
sebuah vihara. Sesampainya di rumah sakit, para Bhiksu membaca sutra Buddha.
10.
Malam harinya, keadaan rumah sakit hening kembali. Kisah ini berakhir sampai di
sini. Sekarang Moya setiap malamnya dapat tidur dengan nyenyak dan tenang.
Kisah
ini terjadi di rumah sakit lantai 6.
11.
Di lantai 7 ada seorang lansia bernama Thomas, menderita penyakit jantung yang
berat dan telah menjalani rawat inap di rumah sakit selama bertahun-tahun,
terbaring tak berdaya di tempat tidur.
12.
Setelah mendengar kasus Moya dan mendengar penjelasan secara rinci dari A Mei,
kemudian dia memohon pada pihak rumah sakit untuk mengundang Bhiksu buat
mendoakan dirinya, oleh karena beberapa hari lagi adalah ulang tahunnya yang
ke-106.
13.
Pada hari ulang tahunnya, familinya dari mancanegara berduyun-duyun membesuk ke
rumah sakit, sebanyak 5 generasi 40 sekian orang, berkumpul di ruang konferensi
rumah sakit. Ruang konferensi disulap jadi buffet hidangan dingin, dipenuhi
bunga dan makanan. Banyak lansia merayakan hari ulang tahunnya di rumah sakit
dengan cara sedemikian rupa. Mereka bertahan hidup hanya untuk menanti tibanya
hari ulang tahun, dikunjungi anak cucunya.
14.
Kehidupan manusia saat hari tua adalah sungguh menyedihkan. Dunia ini berbentuk
bulat, pada akhirnya juga kembali makan bubur dan merangkak.
15.
Banyak dokter dan suster ikut menghadiri perayaan ulang tahun Thomas. Bhiksu
juga berdatangan, memenuhi permintaan pasien, membacakan sutra.
16.
A Mei adalah pengikut Buddha, A Mei tahu bahwa sutra yang sedang dibaca para
Bhiksu adalah Amitabha Sutra. Semua orang mengheningkan diri menyimak pembacaan
sutra. Para lansia ini berbeda warna kulit, berbeda bahasanya, baik yang
berdiri dengan tongkat, atau yang duduk di kursi roda, diantara mereka jarang
dijumpai orang Tionghoa, namun mereka mendengarkan dengan penuh keseriusan,
seolah-olah mengerti isi sutra, tidak sedikit lansia yang berlinang air mata.
17.
Usai itu diadakan pemotongan kue ulang tahun. Banyak orang yang mencium
keharuman istimewa.
18.
Thomas memandang ke arah angkasa, lalu dengan tersenyum berkata : “Oh, Bunga
Lotusnya besar sekali, saya akan duduk di atasnya, selamat tinggal, selamat
tinggal!
Demikianlah
lansia ini pergi buat selama-lamanya.........sepasang tangannya beranjali.
Naskah
Mandarin :
http://xiyuee.blogspot.com/