Selasa, 30 Juni 2020

54A Kisah Master Daochuo (Bgn 1)

Kisah Master Daochuo

Bagian 1



 
 
1.
Master Daochuo, merupakan penduduk Qi Utara, pada akhir Periode Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara. Master Daochuo lahir pada tahun 562 di Bingzhou (sekarang adalah daerah sekitar Taiyuan, Provinsi Shanxi), di sebuah keluarga biasa yang bermarga Wei.




 

2.
Pada saat itu, di wilayah bagian Utara, terjadi pertempuran sengit antara Zhou Utara dan Qi Utara, kedua negara ini sepanjang tahun selalu terlibat peperangan, kebetulan kampung halaman Master Daochuo tepat berada di garis depan pertempuran.




 

3.
Kekacauan perang, bencana kelaparan, wabah penyakit, masa remaja Master Daochuo dilewati dalam ancaman berbagai bencana alam dan bencana akibat ulah manusia.




 

4.
Usia 14 tahun, Master Daochuo menyadari secara mendalam betapa rapuhnya nyawa manusia, kehidupan yang sungguh tidak kekal, akhirnya meninggalkan keduniawian dan melatih diri.





 

5.
Setelah menjadi Bhiksu, Master Daochuo mendalami “Mahaparinirvana Sutra”, memahami secara mendalam tentang Jiwa KeBuddhaan. Kemudian beliau mulai menceramahkan “Mahaparinirvana Sutra”, totalnya adalah sebanyak 24 kali pengulangan, dalam waktu singkat namanya mulai tersohor.





 

6. Tetapi di kemudian hari, Master Daochuo menyadari satu hal : Meskipun secara teori, semua makhluk memiliki benih KeBuddhaan, tetapi untuk mencapai KeBuddhaan, bukanlah hal yang gampang, harus sempurna akan berbagai persyaratan.

Ibarat sebutir bibit pohon, jika tidak ada lingkungan pertumbuhan yang bagus, tidak ada sinar mentari, siraman hujan, adalah mustahil bisa tumbuh menjadi pohon besar.




 

7.
Sementara itu Master Daochuo hidup pada era yang telah memasuki zaman berakhirnya Dharma, banyak anggota Sangha yang sibuk mengejar ketenaran dan keuntungan, mendekati dan menyanjung orang yang memiliki kedudukan dan kekuasaan, berharap dapat menjayakan diri sendiri, budaya melatih diri semakin memudar.   

Dalam lingkungan begini melatih diri, kapankah barulah bisa mencapai KeBuddhaan? Master Daochuo diam-diam meninggalkan Vihara, pergi berkelana mencari jalan pencerahan.





 

8.
Waktu itu di daerah sekitar Hebei, ada sekelompok anggota Sangha yang mengasingkan diri ke dalam hutan, yang diketuai oleh Master Dhyana Huizan.

Mereka melestarikan banyak tradisi asli yang diwariskan dari era Buddha Sakyamuni, menjalankan disiplin sila, pertapaan keras, berkembang menjadi sebuah budaya baru kala itu.





 

9.
Master Daochuo yang segenap hatinya berniat melatih diri, datang ke sini, memulai melatih metode Dhyana, berharap dapat mencapai pencerahan.





 

10.
Setelah melewati kurun waktu 20 tahun melatih Dhyana dengan tekun, Master Daochuo menyadari bahwa esensi metode Dhyana sangat mendalam, pastinya bukanlah orang awam di zaman berakhirnya Dharma ini, sanggup melatih dan tercerahkan darinya.





 

11.
Dari 84 ribu pintu Dharma, manakah yang dapat dilatih orang awam sehingga dapat berhasil? Dengan membawa pertanyaan ini, Master Daochuo yang berusia 48 tahun, kembali lagi melakukan pengelanaan mencari jalan pencerahan.





 

12.
Kali ini, Master Daochuo tiba di Vihara Xuanzhong yang terletak di Gunung Shibi, Shanxi, di sini merupakan tempat kediaman Master Tanluan saat berusia lanjut. Waktu itu Master Tanluan telah wafat 69 tahun lamanya.





 

13.
Di dalam Vihara terdapat prasasti yang mencatat riwayat hidup Master Tanluan, setelah membacanya, Master Daochuo mendadak tercerahkan, beragam perasaan berkecamuk di hatinya.

Pintu Dharma Tanah Suci yang disebarluaskan oleh Master Tanluan, bukankah yang selama ini dia cari-cari?





 

14.
Seketika itu juga Master Daochuo di hadapan Pagoda Master Tanluan, berikrar menjadi muridnya, sejak saat itu beliau melepaskan segala metode lainnya, memfokuskan diri pada Pintu Dharma Tanah Suci, setiap hari melafal Amituofo sebanyak 70 ribu kali.