Selasa, 26 Agustus 2014

Melafal Amituofo Mengurai Permusuhan 03



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Melafal Amituofo Mengurai Permusuhan
Bagian 3

Ibu itu menarik nafas mendalam dan kemudian melanjutkan lagi : “Rumah kami ada beberapa yang disewa kepada orang lain, diantaranya ada orang satu dusun tapi juga ada yang berasal dari daerah lain, mulanya melihat Fu-xing menderita penyakit paru-paru, mereka jadi takut dan sibuk cari rumah hendak pindah, namun kini mereka melihat putraku pada saat menjelang ajal begitu sadar dan berbicara memberi penjelasan, juga melihat bagaimana berwibawanya rupa anakku saat meninggal dunia, semuanya memuji bahwa kekuatan Buddha Dharma tak terhingga, sungguh tak terbayangkan! Sekarang mereka memutuskan tidak ingin pindah lagi. Tetapi apa yang dikatakannya tentang perihal abang pertamanya yang berkelana ke Jepang, awalnya kami tak percaya, namun baru-baru ini kami menerima surat dari Jepang yang mengabarkan bahwa memang benar dia akan pulang dari Jepang untuk mengunjungi kami di Taiwan, semua ini persis dengan ucapan Fu-xing saat menjelang ajal”.

Suamiku amat gembira dan berkata : “Andaikata bukan karena Kan-zhi shijie yang datang ke daerah kami memberi ceramah Dharma menasehati orang untuk melafal Amituofo, maka mana mungkin saat menjelang ajal Fu-xing dapat mengetahui kejadian mendatang, juga dapat mengurai jalinan permusuhan, surat yang dikirim oleh abang pertamanya boleh dijadikan bukti. Ramalan Fu-xing dapat dipercaya”.

Suamiku juga berkata bahwa kami bertiga, selanjutnya dapat melewati masa tua dengan tenang, ini juga adalah berkat jasa kebajikan dari Kan-zhi shijie, budi ini harus disampaikan langsung kepada anda, bertatap muka dengan anda untuk menceritakan kisah mukjizat ini, agar anda mengetahuinya, juga agar anda turut bersukacita! Ini adalah cara kami membalas budi”.  Maka itu sejak pagi saya mencari anda hingga sekarang baru bertemu, Kan-zhi shijie, setelah bertatap muka dengan anda, saya harus pamit. Saat itu saya segera menanyakan tempat tinggalnya di mana, siapa nama suami anda? Dia menjawab, saya tinggal di Jalan Taya, suamiku bernama Lai Jun, putraku bernama Lai Fu-xing.

Saat itu Hui Fan shijie yang berada di samping juga turut mendengar kisah ini dari awal hingga detik ini, tiba-tiba dia berkata : “Ternyata anda adalah Nyonya Jun, saya adalah kakak sepupu Lai Jun, karena sudah bertahun-tahun kami tidak saling berhubungan, sungguh malu rasanya! Silahkan ke rumahku minum teh. Dia hanya mengucapkan terima kasih dan beranjak pergi meninggalkan kami. Saat itu mentari telah terbenam di ufuk barat, jam menunjukkan pukul lima petang lewat, kami telah berbincang selama lebih dari dua jam.

Dari dua kisah nyata di atas yang mengisahkan tentang praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati, dapat membuktikan bahwa Buddha Amitabha nyata adanya, Alam Sukhavati juga memang benar adanya, melafal Amituofo dapat mengurai jalinan permusuhan, mengeliminasi karma buruk selama berkalpa-kalpa. Seperti yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni, di dalam Amitabha Sutra ada seuntai kalimat “Para penduduk Alam Sukhavati, pada pagi hari sebelum sarapan akan menggunakan wadah untuk mengisi berbagai jenis bunga-bunga nan menakjubkan, kemudian menuju ke alam para Buddha di sepuluh penjuru untuk memberi persembahan kepada semua Buddha, saat tiba waktu sarapan, pulang kembali ke Alam Sukhavati”. Buddha membabarkan bahwa setiap makhluk yang terlahir ke Alam Sukhavati, akan memiliki kekuatan gaib sempurna, namun dari kisah mukjizat yang dialami oleh Lai Fu-xing, maka kita dapat menyimpulkan bahwa saat menjelang ajal dia telah memiliki kemampuan gaib untuk mengetahui kejadian mendatang, meskipun tidak ada sutra yang melandasi teori ini, namun kenyataannya memang begitu, pembaca budiman, bagaimana menurut anda?                                     
   
Penulis : Upasika Lin Kan-zhi

念佛感應見聞記
  
本來討債念佛解怨
(三)

那婦人換了一口氣,又說:「我們的房屋很多都租給人,其中有本省人,也有外省人,本來見福興害了肺病,大家都害怕,到處找房屋要搬家,現在看見吾兒臨命終時明明覺覺的說話,又見他那莊嚴無比的相狀,無不異口同聲稱讚佛法無邊,不可思議!他們亦都不搬了。可是他臨終所說日本長兄的事,起初我們都不相信,可是真的最近由日本寄來音信說要回臺探親,與福興說的預言完全符合。我的丈夫高興的說:「若不是看治姊來教人念佛,福興臨命終時怎會知前因後果,得到解怨釋結,由他長兄從日本寄到的此信可以證明。福興遺言,皆是可以深信的。」我丈夫又說我等三人,以後能夠安然度過老景,此皆是看治姊的功德,此恩此情,一定要我來到臺中找尋看治姊,與您見面,說出這一段奇異感應事跡,讓您知道,也讓您歡喜!就是我們報答的恩情。」所以我自早上找到現在,才找到看治姊您;道謝以後,就要走了。我當時問他,你家住在那裡,您先生貴姓大名?她說,我住在大雅路十三甲。先生名賴俊,子名賴福興。當時慧蘩師姊在旁,從頭到底聽到這裡,忽然對她說;原來你是俊嫂,我是俊兄的堂姊,因為多年不來往,真是失禮!請到我家來去用茶吧。他說聲多謝就走了。當時已是太陽西下,五點多鐘。我們三個人站在靈山寺的牆外,足足二點多鐘之久。

以上二則往生記實,均可證明確實有阿彌陀佛,確實有西方極樂世界,念阿彌陀佛確實能解怨釋結,消滅多生劫的冤仇。依據釋迦牟尼佛說的,阿彌陀經中有一句「其土眾生,常以清旦,各以衣祴,盛眾妙華,供養他方十萬億佛,即以食時,還到本國。」這是佛說西方的眾生,往生了後,就有神足之通,可是依照賴福興的奇跡來推測,賴福興於臨命終時,就發生了他心通,雖然經典上找不出證據來,但事實如此,聰明的讀者,能為我解釋嗎?

林看治老居士著





Melafal Amituofo Mengurai Permusuhan 02



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Melafal Amituofo Mengurai Permusuhan
Bagian 2

Saya bertanya lagi padanya : “Di rumahmu ada berapa orang?” Dia menjawab : “Selain suamiku dan diriku sebagai istri pertama, masih ada istri kedua dan seorang putra, jadi keseluruhannya ada empat orang, demi mengobati penyakit putraku, kami tiga lansia ini mengerahkan segenap usaha untuk merawatnya, agar dia dapat sembuh secepatnya, mulanya berharap bahwa memiliki anak agar dapat menjaga kami di hari tua, agar kami bertiga orang tua ini memiliki tumpuan. Tetapi malah pada akhir tahun lalu, awal bulan 12 lunar, tiba-tiba Fu-xing memanggil kami bertiga lansia ini ke tempat pembaringannya dan berkata pada kami : “Papa dan dua mama, siang hari ini saya akan terlahir ke Alam Sukhavati, kalian bertiga sebagai orangtuaku, janganlah bersedih, bersedih karena saat lanjut usia tidak ada anak yang menjaga, abang pertamaku berkelana ke Jepang sudah belasan tahun tiada kabarnya. Namun sekarang kalian tak perlu khawatir lagi, karena dia telah berkeluarga dan berkarir di sana, mempunyai istri dan anak, abang pertama pada awal bulan dua akan mengirim kabar pulang ke rumah, selanjutnya akan pulang pergi antara Jepang dan Taiwan, masa tua kalian takkan kesepian lagi”.  

Mendengar ucapan ini suamiku dengan berlinangan air mata berkata pada putranya : “Kondisi tubuhmu sudah sangat lumayan dibandingkan sebelumnya, kamu tidak boleh pergi meninggalkan kami. Mohon Buddha Amitabha melindungimu, oh…putraku! Kamu tak boleh pergi”. Saat itu Fu-xing berkata : “Sesungguhnya saya datang untuk menagih hutang, pada masa kelahiran lampau kalian bertiga menjalin permusuhan yang mendalam dengan diriku, banyak sekali hutang kalian padaku, sehingga pada kelahiran ini saya terlahir menjadi putra kalian, sejak lahir hingga baru tamat kuliah, tiba-tiba terserang penyakit Tuberculosis ini, hingga tiga tahun ini, sebenarnya hutang piutang ini belum tuntas, sesungguhnya harus menagih hingga rumah ini dijual dan kalian bertiga orang tua jadi miskin melarat, tidak memiliki rumah untuk berlindung lagi, hidup melarat dan sengsara hingga mati. Tetapi selama setahun ini saya tekun menfokuskan pikiran melafal Amituofo, mengeliminasi karma buruk selama banyak kelahiran, kini saya berkesempatan terlahir ke Alam Sukhavati, mulai sekarang kita berempat takkan ada hutang piutang lagi, jalinan permusuhan kita sudah terurai, kalian bertiga juga harus membangkitkan keyakinan melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati, kelak kita dapat berkumpul kembali di Alam Sukhavati, takkan berpisah lagi. Mohon papa dan dua mama ingat selalu! Waktunya telah tiba, tolong ambilkan Poster Tiga Suciwan Alam Sukhavati kepadaku, mohon papa dan dua mama membantuku melafal Amituofo, mohon janganlah menangis, juga janganlah menyentuh jasadku, kalian bertiga mohon balikkanlah badan kalian agar membelakangiku, jangan melihat ke arahku, saya sendiri juga bisa melafal Amituofo.

Fu-xing menggenggam Poster Tiga Suciwan Alam Sukhavati dengan tangannya, lalu beranjali, permulaannya dia melafal Amituofo dengan suara nyaring, kami bertiga juga membantunya melafal Amituofo, meskipun dia menyuruh agar kami membelakanginya dan tidak boleh melihatnya, namun saya juga diam-diam membalikkan badan melihatnya, setelah melafal hingga lebih kurang 20 menit kemudian, suara Fu-xing makin melemah, saat menghembuskan nafas terakhir, tangannya yang semula beranjali kini sudah terbuka, Poster Tiga Suciwan Alam Sukhavati jatuh di depan dadanya, meninggal dunia dengan damai.

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi

念佛感應見聞記
  
本來討債念佛解怨
(二)


我就問他「你家中有幾個人?」他說:「我先生除了我是正室外:還有一個側室,與孩子一共四人,為了孩子的病,我們三個老的都是盡心看護侍候,希望他早日平安,一心想養兒防老,希望我三個老人有所依靠。可是到去年年底,農曆十二月初旬,福興忽然把我們三老請到床前對我們說:「爸和二位媽,我今天中午就要往生西方極樂世界,你們三位老人,千萬不要傷心,悲歎年老無子,我大哥到日本去了十幾年無音無信。但你們不必再掛心了,現在他在日本已成家立業,娶妻生子,大哥將在二月初旬就有音訊回家,將來就在臺灣與日本之間來來往往,你們的老景就不致太寂寞了。」

我的先生聽了這話就流著淚對孩子說:「你近來身體比較以前好得多,你是不可以離開我們的。求阿彌陀佛保佑你吧,兒啊!你千萬不可以去。」這時我兒福興又說:「我本是來討債的,你們三人過去世中,與我結了很深的怨仇,債務欠我很多,今生來為你子,自生下來到大學剛剛畢業,就染此惡疾—肺病,纏綿三年,至今債務尚未討盡,本來要等到這棟房屋亦賣掉後,使你們三個老人,貧窮困苦,身無遮避之地,活活苦死。可是我今年拼命的一心念佛,消滅了多生罪業,要往生西方極樂世界,從此我等四人無怨無讎,已解怨釋結了,你三人亦要志心念「阿彌陀佛」求生西方,後來我們就可以永遠聚在一起,不再分離了。希望三老要牢牢記住!時間到了,把「無上至寶」拿來,你們三人要為我助念,不可以哭泣,亦不要妄動我的身體,你們三人身體要背過去,不可以看我,我自己亦會念的。

福興把「無上至寶」放在手掌中,兩手合十,起初大聲念佛,我們亦幫著念,雖然叫我們不可看他,可是我亦偷偷回頭看他,念了大約二十分鐘,福興的聲音就漸漸微細,到斷氣時雙手放開,「無上至寶」掉落在胸前,就安祥而去了。

林看治老居士著





Melafal Amituofo Mengurai Permusuhan 01



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Melafal Amituofo Mengurai Permusuhan
(Bagian 1)

Masih jelas dalam ingatanku 10 tahun yang lalu, awal bulan dua, ketua pengurus Vihara Longshan di Taya (salah satu kecamatan di Kabupaten Taichung), Nona Ai, kebetulan berpapasan denganku di perhentian bus di Taichung, lalu Nona Ai berkata padaku : “Kan-zhi shijie! Bulan 2 hari ke-19 nanti akan diadakan upacara kebaktian besar-besaran di vihara kami, umat ingin mendengar ceramah Dharma dari anda, mohon anda berwelas asih menghadirinya ya!”. Saya langsung menyetujuinya. Pada hari yang telah disepakati saya langsung berangkat ke sana, bahkan membawa serta Poster Tiga Suciwan Alam Sukhavati (Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara dan Bodhisattva Mahasthamaprapta) dan buku-buku Dharma tentang Ajaran Sukhavati untuk dibagi-bagikan secara gratis.

Setahun kemudian Vihara Ling Shan di Taichung mengadakan kegiatan pelafalan Amituofo selama tujuh hari, waktu itu adalah Hui Fan shijie yang menjadi ketua penyelenggaranya; sekitar pukul tiga sore, saya sedang melafal Amituofo di ruang kebaktian pelafalan Amituofo, Hui Fan shijie masuk dengan langkah ringan lalu menarik jubahku, saya keluar untuk melihat apa yang terjadi, tampak seorang ibu desa yang berusia lebih dari 50 tahun, saya bertanya padanya : “Anda tinggal di mana dan ada keperluan apa mencariku?”. Dia menjawab: “Suamiku menyuruhku datang menemui anda untuk mengucapkan sepatah terima kasih; sejak pagi saya sudah datang ke kota dan bertanya kepada orang-orang, dimana tempat tinggal Kan-zhi shijie, untunglah ada seorang yang memberi petunjuk, katanya ada di Asosiasi Lotus, sampai di Asosiasi Lotus, mereka bilang anda sedang berada di Vihara Ling Shan, maka itu saya mencari hingga ke sini, ingin mengatakan pada anda, agar anda dapat mengetahuinya, untuk membalas budi kebajikan anda”.

Mendengar ucapan ibu ini saya jadi kebingungan juga merasa penasaran dan heran! Tampaknya pembicaraan ini tidak bisa diakhiri oleh sepatah dua patah saja. Namun ketua penyelenggara kebaktian pelafalan Amituofo selama tujuh hari, Hui Fan shijie adalah orang yang sangat disiplin, meskipun di luar ruang kebaktian juga tidak boleh berbicara, akhirnya saya membawa ibu ini keluar untuk menanyakan perihalnya dengan jelas, saat itu Hui Fan shijie juga jadi ikut bersama kami.    

Ibu itu bercerita pada kami : “Saya tinggal di dusun Laicuo, tahun lalu bulan dua anda berkunjung ke Vihara Long Shan di Taya memberi ceramah Dharma, pada saat itu putraku yang bernama Lai Fu-xing, juga berada di sana ikut mendengar ceramah Dharma, usai mendengar ceramah, dia mengundang Poster Tiga Suciwan Alam Sukhavati dan buku Dharma untuk dibawa pulang, sejak itu dia mulai meyakini Buddha, bahkan setiap hari melakukan namaskara pada Buddha dan melafal Amituofo, menuruti apa yang tercantum dalam buku Dharma tersebut, setiap pagi dan sore melakukan kebaktian, dan tidak pernah terputus, bahkan dia telah sanggup melakukan setiap berjalan, berdiri, duduk dan berbaring, nama Buddha tak terpisahkan dari hatinya, hatinya tak terpisahkan dari nama Buddha.

Setelah mendengarnya saya merasa heran, di dunia ini mana mungkin ada orang yang begitu besar berkahnya, begitu mendengar Buddha Dharma hanya sekali saja, langsung melaksanakan kebaktian pagi dan sore? Saya bertanya padanya : “Berapa usia putra anda, apa pekerjaannya, mengapa bisa begitu tekun melatih diri?”. Ibu itu menjawab : “Tahun lalu putraku berusia 25 tahun, dari duduk di bangku sekolah menengah atas, lalu masuk ke perguruan tinggi, dan pada usia 23 tahun tamat kuliah, tetapi setelah pulang rumah dia terserang penyakit Tuberculosis, setiap hari harus disuntik, selama tiga tahun sudah banyak uang yang habis digunakan untuk biaya pengobatannya, hingga akhirnya setelah melafal Amituofo, kondisi kesehatannya sudah lebih lumayan daripada sebelumnya, semangatnya kembali pulih, dia juga sering ke kota membeli buku-buku Dharma, makanya ini sungguh menggembirakan”.
  
Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
本來討債念佛解怨
()

記得是在十年前的二月初旬,大雅龍善寺住持愛姑娘,在臺中公路局車站看見我,就對我說:「看治姊!二月十九日是本寺的法會日,信眾們都要聽妳講點佛法,請妳發發心吧!」我即時答應了她。約定的日子到了就去,還帶了很多「無上至寶」及關於淨土法門的小冊子,在那天講完後分發給聽眾結緣。(「無上至寶」是印有西方三聖像及簡便念佛方法的袖珍摺卡)


翌年二月,臺中靈山寺打佛七的時候,那一天是慧蘩師姊當護七;大約下午三點多鐘,我正在念佛堂中念佛,慧蘩進來輕輕拉了一下我的大袍,我就隨他出來一看,只見一位五十多歲,素不相識的鄉村婦人,站在庭院那邊;我就問她:「你住在何處,叫我有何貴事?」她說:「我先生叫我找妳,與妳見面,要向妳道謝;我從早上進城,在市內到處問人:看治姊住在那裡,承其中一人指點,說在蓮社,蓮社的人又說您在靈山寺,所以尋到此地,要說一件事情,使妳知道,就是報答妳的恩情。」我聽了真是丈二金剛,摸不著頭腦,莫明其所以然!看來不是三言兩語可以說完。靈山寺佛七規矩很嚴,在庭院亦不得說話,我就帶她一同去到墻外,以便問個明白,這時,慧蘩亦陪著同來。

那婦人就說:「我是住在賴厝十三甲的村子裏,妳去年二月在大雅龍善寺講佛法的時候,我的男孩子,名字叫做賴福興,亦在那裡聽講,聽完後,請了『無上至寶』及小冊子各一份回家,從那天起他就開始信佛,還每天拜佛念佛,照著『無上至寶』的方法,早晚課誦,從不間斷,幾乎做到行住坐臥,佛不離心,心不離佛的程度。」我聽了很奇怪,娑婆世界,那有這樣福氣大的人,聽了一次佛法,就開始朝暮修行的?我就問她:「妳孩子幾歲了,做什麼職業,為何那樣發心?」那婦人又說:「我這孩子到去年是二十五歲,他從高中進了大學,在二十三歲那年大學畢業,但回家就染上了肺結核之症,每日中西醫藥打針,三年中化了不少錢,直至念佛以後,身體才比較以前輕鬆,精神上亦樂觀得多,他亦常常去市內買些佛學書本來看,所以很開心。」
  
林看治老居士著





Bakti besar 02



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Membantu ayah terlahir ke Alam Sukhavati merupakan bakti besar
(Bagian 2)

Saya mengambil alat kebaktian “Yin Qing”, dengan suara nyaring melafal Amituofo, istri Pak Jiang beserta Fan-jun dan istrinya, hingga putri dan menantu laki-lakinya, juga berdatangan ikut melafal Amituofo, seluruhnya ada tujuh orang, setelah melafal sekitar setengah jam kemudian, tiba-tiba, Upasaka Jiang bangkit dan duduk, beranjali dan bersila, kedua matanya terbuka dan wajahnya tersenyum, kemudian berbaring kembali, dengan damai menghembuskan nafas terakhir. Dalam iringan suara lafalan Amituofo, dalam sekejab menampilkan keajaiban yang tak terbayangkan, jujur saja, saat itu saya sendiri juga sempat terkejut. Anak cucu keluarga Jiang menuruti pembagian jadwal dari saya, bergiliran membantu melafal Amituofo, setelah melafal hingga melewati delapan jam lamanya, bagian puncak kepalanya masih terasa hangat, tampak Upasaka Jiang seperti sedang tertidur pulas, wajahnya tampak lebih berwibawa daripada semasa hidup.

Saya bertanya pada Fan-jun : “Kemarin sepulang dari rumahku, apakah kamu ada melafal Amituofo buat ayahmu?” Fan-jun menjawab : “Ada! Ada! Sepulang dari rumah anda, saya langsung berada di sisi papa dan melafal Amituofo, kali pertama melafal hingga dua jam lamanya, sore harinya melafal lagi hingga dua jam, ayah amat bersukacita, menyebutku sebagai anak yang baik, siapa yang mengajarimu melafal Amituofo? Mengapa hari ini kamu begitu rajin melafal Amituofo? Saya menjawab : “Papa, saya sendiri yang membangkitkan niat melafal Amituofo, mulai sekarang setiap hari saya akan melafal Amituofo, mendoakan agar Papa segera sembuh dan sehat kembali!”, setelah mendengar ucapanku, ayah tampak gembira, siang hari beliau makan semangkok bubur  dan sayuran hijau, penderitaannya telah berkurang separuh”.  Dokter mengatakan setelah tujuh hari baru meninggal dunia, tak terduga beberapa jam kemudian, beliau masih begitu lincah, dalam iringan suara lafalan Amituofo meninggal dunia dengan damai, sungguh Buddha Dharma tak terbayangkan.

Upasaka Jiang wafat pada tahun 1960 bulan 2, sekitar bulan 6 karena kurang hati-hati waktu berjalan, saya terjatuh dan lenganku patah, malam itu saya menderita sakit luar biasa sehingga tidak dapat tidur, hingga larut malam pukul dua masih juga tidak mampu memejamkan mata, lalu saya berbicara sendiri pada tanganku yang kesakitan : “Kamu ini benda semu! Kulit berbalut kotoran yang sudah hidup berpuluh-puluh tahun, yang kesakitan itu adalah kamu, diriku adalah diriku, diriku adalah yang hendak terlahir ke Alam Sukhavati, tidak punya urusan dengan kamu! Saya terus merenungkan Buddha Amitabha, saat-saat antara setengah tidur dan setengah sadar, tiba-tiba ada satu orang yang turun dari angkasa, dan muncul di hadapanku, dia mengenakan pakaian berwarna abu-abu, tampak berwibawa, hanya terlihat setengah badannya saja, sedangkan setengahnya lagi ditutupi awan, tiba-tiba orang ini memanggilku : “Kan-zhi shijie! Tanganmu kesakitan ya? Ini karena peruntungan lagi tidak bagus, namun petaka sudah berlalu, tidak ada masalah lagi!”

Begitu mendengar suaranya, lalu kuangkat kepalaku dan memandangnya lebih seksama, wajahnya mirip dengan Upasaka Jiang, saya bertanya padanya : “Pak Jiang, apakah anda telah terlahir ke Alam Sukhavati?” Dia menjawab : “Sudah! Sudah!”. Kemudian dia membalikkan badan dan menghilang, ketika saya terbangun jam menunjukkan pukul tiga, tanganku sudah tidak terasa sakit lagi, beberapa hari kemudian jadi sembuh. Ini pertama kali bagiku melihat sebuah sosok dari seorang praktisi yang telah terlahir ke Alam Sukhavati muncul di hadapanku, kewibawaan suasana saat itu sulit terlukiskan dengan kata-kata.

Tahun 1961 bulan ketiga merupakan hari peringatan setahun wafatnya Pak Jiang, Nyonya Jiang ingin saya ikut membantu mengadakan peletakan rupang Buddha di altar, sekaligus melafal Amituofo dan melakukan pelimpahan jasa, setelah sibuk seharian, malam harinya tertidur pulas, lagi-lagi saya bermimpi Upasaka Jiang muncul dengan penampilan seperti hari itu dan berkata padaku : “Kan-zhi shijie! Terima kasih karena telah banyak membantu!”  

Saya mengajukan lagi pertanyaan yang serupa tempo hari : “Pak Jiang, apakah anda sudah terlahir ke Alam Sukhavati?” Beliau juga menjawab seperti hari itu : “Sudah! Sudah!”. Lalu menghilang, selanjutnya selama enam tahun ini saya tidak pernah memimpikannya lagi, saya menyesali kebodohanku sendiri, mengapa pertanyaan yang benar-benar penting tidak kutanyakan, malah mengajukan pertanyaan yang sama sebanyak dua kali, yakni apakah beliau sudah terlahir ke Alam Sukhavati? Mengapa tidak bertanya padanya : “Apakah menurutmu saya Lin Kan-zhi bisa terlahir ke Alam Sukhavati? Kapan hari tersebut tiba?”

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
助父生西真正大孝
()

我就拿起引磬,大聲念佛,他一家人自江老太太及子重藩夫婦,連女兒、女婿在內共計七人,一同念佛,大約念了三十分鐘左右,忽然之間,江老居士自己坐了起來,雙手合掌,雙足結跏,兩目睜開面空一笑,再臥下時就安祥往生了。在這彌陀佛號聲中,一剎那間,現此不可思議奇跡,老實說,我當時還嚇了一大跳呢。

江家子孫人等由我領他們分班助念,念到天明已過了八點鐘,試摸頂門尤溫,體軟如綿,儀容比在世時更顯得莊嚴。

我就問重藩君:「你昨天回家後,有沒有念佛給你父親聽?」江君就說:「有!有!我由你家回來就在家父身邊念佛,第一次念了二點鐘,下午又念了二點鐘,家父就滿心歡喜,叫我乖孩子,是誰教你念佛的?你今天怎麼會念這樣多的佛?我就回答他:『爸是我自己發心念的,我自今天起要天天念佛,祈求爸爸身體早日康健!』家父聽了很滿意,很開心,中午就吃了一碗稀飯,半碟青菜,痛苦似乎已減去了一半。」醫師說再活七天能別世,不料幾點鐘後,靈靈覺覺,在念佛聲中安祥往生,真是佛法無邊,不可思議。

江印水老居士是民國四十九年二月往生的,大約在六月間我走路不小心,跌斷了手臂,摔得很嚴重,骨斷三節,那夜痛得不能入睡,到半夜二點鐘還是不能合眼,我就自言自語地向痛手說:你這個假東丙!活了幾十年的臭皮囊,痛由你痛,因為你是你,我是我,我是要去西方的,與你無關!我就一直觀想佛,半醒半睡之中,忽見一人由虛空降下,直來我面前,他身穿灰色布衣,身體雄偉,面孔又大,只見上半身,下半身被彩雲遮住,這人突然叫我:「看治姊!你的手很痛嗎?這是運氣不好,可是災難已經過去了,沒有關係的!」我一聽聲音,再抬頭一看,很像江先生,我就問:「江先生,你往生了沒有?」他連答有!有!轉身就不見了,我睜開眼時正是時鐘三點鐘,手亦不痛了,不幾天就好了。這是我第一次看見往生的人,有這樣筆墨難以形容的莊嚴之相。

五十年三月是江先生往生後一週年,他家由民族路遷居至臺中路新建的房屋,江老太太要我幫忙,請佛像去安位,並為祖先神主牌位合爐,念佛超度,忙了一整天,到夜間入睡後又再度入夢,江先生亦如前次形相,來我面前說:「看治姊!多謝您,受您很多的幫忙!」我又像上次一樣的問他:「江先生你有沒有往生?」他亦照上次一樣,連說有!有!就不見了,以後六年來,就不再夢見,我悔恨自心愚痴,重要的不問,兩次都只問他有沒有往生?何不問問:「看治自己能不能往生?要那一天才往生呢?」

林看治老居士著



Bakti besar 01



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Membantu ayah terlahir ke Alam Sukhavati merupakan bakti besar
(Bagian 1)

Kelompok Zhu Nian (kelompok yang membantu insan lain melafal Amituofo) Asosiasi Lotus Taichung, pertama kali dibentuk oleh Jiang Yin-shui, maka itu kemudian dia diangkat jadi ketua kelompok Zhu Nian, yang khusus bertanggungjawab untuk melaksanakan Zhu Nian mengantar pasien ke Alam Sukhavati. Jiang Yin-shui biasanya disapa sebagai Pak Jiang, saat beliau berusia 71 tahun masih menjabat sebagai guru sejarah di sekolah Vihara Ling Shan, dia orangnya sangat bertanggungjawab, dalam bekerja amat serius, tidak mengeluh kesusahan, namun sungguh tidak beruntung pada tahun 1959, akhir bulan 8, suatu pagi sekitar pukul tujuh, putranya yang bernama Jiang-zhong Fan-jun mendadak ke rumahku dan menyampaikan : “Kan-zhi shigu (shigu adalah panggilan untuk senior dalam kalangan Buddhis), kemarin dokter menvonis sisa hidup ayahku hanya tinggal tujuh hari lagi”, memintaku agar membantunya mempersiapkan keperluan upacara duka.  

Saya mengenal Fan-jun adalah anak yang berbakti, lalu saya bertanya padanya : “Sejak ayahmu sakit-sakitan, sudah berapa uang yang kamu keluarkan untuk biaya pengobatannya?”  Dia menjawab sekitar 50 ribu dollar lebih. Saya berkata : “Ditinjau dari segi Dharma duniawi, anda memang telah mengerahkan segenap kemampuan sebagai seorang anak, namun setelah menghabiskan banyak uang untuk biaya pengobatan, bagi ayahmu tidak membawa manfaat sama sekali, hanya menambah siksaan di tubuhnya. Saya juga mendengar bahwa selama beberapa bulan ini, setiap malam kamu juga merebus obat-obatan tradisional untuk ayahmu, dapat dikatakan bahwa kamu adalah anak berbakti, namun belumlah termasuk bakti yang sesungguhnya”.

Mendengar ucapanku Fan-jun tampak agak kebingungan dan melihat ke arahku, saya menjelaskan padanya : “Menurut Ajaran Buddha, seharusnya kamu mengantar papamu ke tempat yang lebih baik setelah beliau meninggal nanti, jika kamu benar-benar berbakti, seharusnya berada di sampingnya dan melafal Amituofo,  sejak hari ini melafal hingga tujuh hari kemudian, ayahmu tentu akan sangat berbahagia, agar beliau dengan hati yang bersukacita pergi dengan tenteram, terlahir di Negeri Buddha, ini barulah bakti besar yang sesungguhnya, sikap bakti sebagian besar insan di dunia ini, pada umumnya hanya memberikan kehidupan yang berkecukupan pada ayahbundanya, tetapi setelah ayahbunda meninggal dunia, mereka sudah tak peduli lagi kelak ke mana ayahbundanya akan terlahir, ini hanyalah bakti dari sisi pemenuhan materi, jadi tidak bisa dikategorikan sebagai bakti besar”. Setelah mendengar ucapanku, Fan-jun dengan senang hati bersedia menerima saranku, saya mengajarinya melafal Amituofo, berharap agar setiap hari dia dapat melafal Amituofo satu hingga dua jam, dengan membangkitkan ketulusan sepenuhnya, setiap kata terdengar jelas, barulah efektif.

Hari ini sebenarnya merupakan jadwal saya memberi ceramah di Hsinchu, tetapi sejak pagi mendengar kabar ini, jadi terpikir salah satu rekan kami di Asosiasi Lotus akan segera meninggal dunia tujuh hari lagi, di hati tetap saja ada segelintir rasa sedih, maka itu saya membatalkan keberangkatan ke Hsinchu, maksud hati ingin menjenguknya, lagi-lagi terpikir mungkin saat ini Fan-jun sedang melafal Amituofo di sisi ayahnya, mungkin beliau sedang bersukacita mendengar putranya melafal Amituofo buat dirinya, hingga malam hari pukul delapan, saya menuju rumah Keluarga Jiang, Pak Jiang yang melihat kedatanganku segera menyapa : “Kan-zhi shijie, silahkan duduk! Silahkan duduk! Anda pasti sibuk sekali karena itu beberapa hari ini anda tidak sempat menjengukku, hari ini Master Chan Yun menghadiahkan padaku dua untai tasbih, anakku, ambillah keluar untuk diperlihatkan kepada Kan-zhi shijie”.

Upasaka Jiang jadi banyak bercerita tentang putra-putrinya, saat itu saya berkata padanya : “Segalanya tidak kekal, baik harta benda maupun putra putri adalah khayalan semu, lautan penderitaan dunia ini janganlah didambakan lagi, Alam Sukhavati barulah kampung halaman kita; kampung halaman yang begitu tenteram, hati kita jangan sempat goyah, sekarang saya melafal Amituofo untukmu, anda harus melepaskan semua kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo!”  

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
助父生西真正大孝
()

台中蓮社的助念團,起初是由江印水老居士一手組織而成,所以選他為助念團長,專門負責為人臨終助念生西的事。江老居士,大家在習慣上都尊稱他江先生,他到七十一歲時,還兼任靈山寺學苑的歷史教師,他為人負責,作事認真,不辭勞苦,不幸於民國四十八年八月下旬,忽染心臟喘息之症,中西醫藥無效,到病入膏肓的時候,有一天早晨大約七點鐘,他的公子江重藩君(在中市家職任教)到我家對我說:「看治師姑,昨天醫師說家父至多再活七天就要別世,叫我要準備後事,不知該怎麼辦?」我素知重藩君在平時是很孝順的,就問他:「你父親自病以來,你為他化了多少錢?」他說大約五萬多元。我說:「若就世間法說,這是為人子應盡的人事,但化了那麼多錢對你父親來講,卻一點利益都無,只有增加他肉體上的痛苦。我聽說你幾個月來衣不解帶,同夜奉侍湯藥,你可說是一個世間的孝子,但這並不能算真正的孝。」重藩君聽了有點莫明其妙,默默地直視著我,我為他解釋說:「按佛理說,你必須使你父親心有所安,死有所歸,你若真孝,必須回去在他身邊念佛,自今天起念七天,你父親心情一定會得非常愉快,讓他老人家快快樂樂的安祥而去,往生佛國,這纔是真正的大孝,世間一般人的孝行,只是供給父母晚年的生活百般享受,死後神識墮向何處卻又不管,這只是物質上的孝,所以不能說是大孝。」江君聽了很樂意的接受了我的建議,我便教他念佛的方法,希望他每次念一點鐘乃至兩點鐘,要至心真切,句句分明,方始有效。

這一天本來是我在新竹文雅佈教所定期講經之目,可是自從早晨聽到這消息後,想到我們蓮社的一位要員再七天就要辭世的事,心中難免一種生離死別的哀感,所以不能去新竹。本想去看看他們,又想也許重藩君正在念佛,他父親一定聽得很歡喜呢,直到下午大約八點鐘時,我纔去江府,江先生一看到我就說:「看治姊,請坐!請坐!大概妳很忙,所以這幾天沒有來看我,今天懺雲法師送我兩串星月菩提珠,你們拿來給看治姊看看。」又說了很多關於他子女的話,當時我就對他說:「萬法無常,家財子女皆是假相,世間苦海不可以再留戀了,西方是我們的安穩家園;安樂故鄉,我們的心千萬不可顛倒,現在我念阿彌陀佛給你聽,你要萬緣放下,一心念佛!」

林看治老居士著



Senin, 25 Agustus 2014

Buddha Adalah Raja Tabib




Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Buddha Raja Tabib dapat menyembuhkan penyakit kritis

Pada kesempatan lalu kita telah membahas tentang seorang gadis kecil yang berusia 10 tahun, oleh karena menfokuskan pikiran melafal Amituofo, hingga Buddha Amitabha memberkati dan melindunginya. Kejadian nyata dimana berkat keyakinannya pada Buddha telah menyelamatkan adiknya yang masih berusia empat tahun dari petaka. Mungkin para pembaca akan berpikir : gadis cilik ini mungkin saja karena rintangan karmanya lebih ringan, masih belum banyak menjalin permusuhan dengan orang lain, maka itu melafal Amituofo mudah mendapatkan mukjizat, namun andaikata yang melafal itu adalah orang dewasa, mana mungkin bisa memperoleh mukjizat? Patut diketahui bahwa Buddha Dharma itu adalah setara, tidak ada yang lebih tinggi dan rendah, lansia yang melafal Amituofo juga dapat memperoleh kondisi batin yang tak terbayangkan, saya akan mengemukakan sebuah contoh nyata sebagai buktinya.

Ibunda Upasika Li Shui-jin tahun 1960 bulan ke-6 hari ke-10 mengambil Bodhisattva Sila di Perpustakaan Ci Guang, semua orang menyapanya sebagai Bodhisattva senior, empat tahun yang lalu ketika beliau berusia 80 tahun, mendadak tumbuh tumor di payudaranya, dokter menvonisnya terserang kanker liver. Bukan hanya pengobatan tidak dapat efektif lagi, apalagi jika dioperasi, lebih tidak memungkinkan lagi, hanya bisa membeli apa yang ingin dimakannya, memenuhi keinginan terakhirnya. Baik tabib pengobatan tradisional maupun barat juga mengambil kesimpulan serupa, tidak memberi pengobatan lagi, juga tidak memberi suntikan lagi.

Selanjutnya Ibunda Li harus berbaring di kasur selama enam bulan menjalani penderitaan, dirawat  oleh putranya Upasaka A Yi dan menantu perempuannya, sementara putrinya Shui-jin juga pulang ke rumah untuk mengurusi segala keperluan upacara duka, tetapi selama enam bulan ini, ibundanya siang malam tak peduli bagaimana pun kondisi tubuhnya, dia tetap bangkit dari pembaringan untuk melafal Amituofo, meskipun dalam siksaan penyakit, dalam keadaan berbaring  tetap melafal Amituofo di hati; sekitar awal bulan 8, penyakitnya makin kritis, tubuhnya tidak bisa digerakkan dan mulutnya juga tidak mampu berbicara, pada malam itu merupakan saat-saat genting, tiba-tiba ibundanya berbicara sendiri : “Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara, banyak sekali aksara yang Anda tulis, tapi saya tidak bisa membacanya, lebih baik katakan saja padaku”. Setelah diam sejenak, dia melanjutkan lagi berbicara sendiri : “Terima kasih Buddha bermaitri karuna, besok malam pukul 10 Anda akan datang melakukan pembedahan untuk membuang tumor dari dalam tubuhku, Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara, sungguh maha maitri maha karuna”.

Kata-kata ini adalah langsung didengar oleh Upasaka A Yi dan istrinya, serta Shui-jin, pada saat itu mereka mengira bahwa itu adalah ucapan ngawur orang yang akan menghadapi ajalnya. Tetapi pada keesokan paginya, ibunda mereka meminta agar anak cucu mempersiapkan perlengkapan sembahyang, di dalam kamar pasien menaruh altar sembahyang dan menyalakan dupa menyambut kehadiran Buddha dan Bodhisattva yang akan datang melakukan pembedahan; sungguh tak terbayangkan, menanti hingga pukul sepuluh, terdengar suara gunting, pisau dan perlengkapan medis lainnya, tiba-tiba terdengar suara “AHH!”, daging tumor mendadak pecah, keluar cairan berwarna kehitaman, sepotong-sepotong sebesar jari jempol, mengalir keluar begitu banyaknya. Sejak malam itu, kesehatannya semakin pulih, luka akibat pecahnya daging tumor, setelah melalui perawatan dari putra dan menantunya yang setiap hari menggunakan daun obat untuk membersihkannya, belum sampai sebulan sudah sembuh.

Kini setiap bertemu dengan orang lain, Ibunda Li selalu menasehati agar mereka mau melafal Amituofo, untaian tasbih tak pernah terpisahkan dari tangannya. Meskipun usianya tahun ini telah mencapai 84 tahun, namun kesehatannya lebih bagus daripada orang lain pada umumnya, seringkali harus pulang pergi menempuh perjalanan antara Taichung dan Mingxiu, namun beliau tetap penuh semangat.

Buddha adalah Raja Tabib, ketrampilan Buddha dan Bodhisattva dalam melakukan pembedahan medis, takkan pernah ada kegagalan, hanya saja kembali bertanya pada diri anda sendiri, apakah sanggup “menfokuskan pikiran melafal Amituofo”? Ibunda Li tidak memerlukan ketenaran dan keuntungan, jadi tidak mungkin mengarang cerita untuk membohongi insan lain!

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi



念佛感應見聞記
   
佛本醫王能治絕症

上一則是說一位十歲女孩子,因一心念佛,念到阿彌陀佛加庇。救他四歲小弟消災免難的事實。各位讀者也許會想;這或者是女孩子的業障較輕,還沒與人多結怨仇,所以念佛易得感應,假若老年人念佛焉能有如此感應呢﹖但要知佛法平等,無有高下,老年人念佛亦有不可思議境界。我再舉一則事實證明。

李水錦蓮友媽媽,她是民國四十九年六月十日在慈光圖書館受菩薩戒的,大家都稱她老菩薩,四年前八十歲時,她忽然右胸乳下生了一塊如中碗大的東西,據醫師診斷說是肝癌。已經病入膏肓,不但醫藥無效,開刀更不可能,只讓她要吃甚麼,盡量買給她吃就好了。中西醫皆如此說,不開方,更不打針。以後在床上纏綿痛苦了六個月,由他兒子阿義居士及媳婦侍奉左右,女兒水錦亦回家為她準備後事,可是在此六個月中,老菩薩每天早晚,不論如何都一定要起來拜佛,雖在病苦中,躺在床上也口不離阿彌陀佛聖號;大約在八月初旬,病況已十分沉重,身不能動,口不會說,那一夜正在危急的時候,忽然自言自語地說:「阿彌陀佛,觀世音菩薩,您寫的那麼多字,我一字也不認識,你何不對我說就好了。」停了一會兒,老菩薩又再說:「多謝佛的慈悲,您明晚十點鐘要來為我開刀割去右乳下邊這塊肉,阿彌陀佛,觀世音菩薩您真太慈悲了。」這些話都是阿義夫婦及蓮友水錦親耳聽到的,當時以為老人在臨終,精神恍惚亂說的。但到天明,老菩薩就叫兒孫去備香花果品,在房中排起香案要接待佛菩薩來醫治;真是不可思議,一等到十點鐘,就聽到剪刀等的聲響,突然間,「嗄!」的一聲,右乳下邊那塊肉突然裂開,流出黑的像木炭一般的流質,一粒一粒如拇指大,流出了很多來。從那晚起,她的身體竟日漸恢復健康,那個裂開的創口,經他兒媳天天用茶葉汁洗滌,洗不到一個月已不藥而愈。

現在老菩薩一見人就勸人念阿彌陀佛,手中的一串佛珠從來也沒離開過。今年雖是八四高齡,身體卻比普通人來得健康,台中與明秀之間,常是來來去去,精神飽滿異常。

佛本是大醫王,佛菩薩的外科大手術,是萬無一失的,但只問你是不是真能「一心念佛」﹖讀者不信,老菩薩至今健在,不妨請你自己訪問一趟,她老人家既不為名,又不圖利,何必要編造出這一套來欺騙人呢!


林看治老居士著



Ikut memperoleh berkah 02



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kakak melafal Amituofo, adik ikut memperoleh berkah
(Bagian 2)

Tiba-tiba ayahnya jadi teringat, adiknya yang berusia empat tahun ini begitu lahir pernah mengundang peramal untuk membariskan tanggal lahirnya, kemudian dia mengeluarkan buku ramalan anaknya dan benar saja di dalam buku tersebut tertulis ramalan yang bertepatan pada hari ini akan terjadi petaka, karena itu semua orang saling bertatapan dan tak berdaya!

Ternyata adik kecil yang berusia empat tahun ini, sejak pagi hari sudah keluyuran keluar rumah, tidak tahu darimana dia menyelinap keluar dan ke mana arah tujuannya, hingga sore hari sekitar lewat pukul lima petang, di stasiun kereta api Wangtian tampak sekelompok pelajar, begitu melihat ada seorang anak kecil yang sedang berlarian di atas rel kereta api, mereka berteriak “Anak kecil!  Anak kecil! Di sana amat berbahaya! Jangan lari lagi!” Namun anak kecil itu tidak mempedulikan mereka dan terus berlarian, pelajar yang baik hati ini segera mengejar dan menangkap anak kecil ini.

Namun siapa yang menduga mata anak ini tampak penuh amarah, membuka mulut dan menggigit tangan pelajar itu, dengan menahan rasa sakit pelajar itu menggendong anak kecil ini dan menyerahkannya kepada kepala stasiun. Ketika ditanya siapa nama dan tempat tinggalnya, anak kecil itu tidak dapat menjawab. Tiba-tiba kepala stasiun teringat tadi pagi ada telepon dari stasiun kereta api Longjing, agar mengawasi jika ada tampak seorang bocah berusia empat tahun yang hilang dari dusun di atas pegunungan; kepala stasiun Wangtian segera menelepon stasiun Longjing, memanggil pihak keluarga untuk datang mengenali anaknya.

Istri kepala stasiun yang melihat tubuh anak kecil yang penuh debu dan tanah, merasa amat kasihan, juga tampak sedang kelaparan, maka menggendongnya pulang ke rumah, terlebih dulu memandikannya, lalu menggantikan pakaian anak kecil tersebut dengan pakaian anaknya sendiri, juga menyuapinya dua piring nasi. Mungkin karena telah berjalan seharian makanya kelelahan sehingga begitu dua piring nasi dihabiskan, anak kecil ini segera tertidur pulas, nyonya kepala stasiun membaringkan anak kecil ini di kasur.

Petugas stasiun Longjing segera menghubungi ayahbundanya, agar segera pergi mengenali anaknya, dari rumah kepala stasiun Wangtian menjemput sang anak hingga pulang sampai rumah sudah pukul 11 malam. Meskipun sudah tengah malam, namun penduduk kampung setempat juga berdatangan menjenguknya, anak kecil ini sungguh beruntung dimandikan oleh nyonya kepala stasiun dengan sabun wangi sehingga jadi bersih dan harum, juga memakai pakaian yang indah, sehingga orang-orang yang tadinya menyindir sekarang malah berbalik memuji, hari ini adik kecil dapat pulang ke rumah dengan selamat, adalah karena ikut memperoleh berkah kakaknya yang suka melakukan namaskara pada Buddha, meyakini Buddha dan melafal Amituofo sungguh ada mukjizatnya!

Bayangkan saja anak kecil yang sudah keluyuran seharian di rel kereta api dan tidak bertemu petaka; bahkan bertemu dengan para pelajar yang baik hati dan nyonya kepala stasiun yang penuh kasih sayang. Jika bukan berkat perlindungan dari Buddha dan Bodhisattva, bagaimana mungkin dapat pulang ke rumah dengan selamat?  

Pada jaman berakhirnya Dharma ini, demi memotivasi agar praktisi sekalian dapat membangkitkan keyakinan pada Buddha dan melafal Amituofo, saya menulis beberapa kisah nyata dan mukjizat dari melafal Amituofo, juga berharap agar pembaca sekalian dapat menyadari kebenaran serta membangkitkan ketulusan meyakini Buddha dan melafal Amituofo, dengan demikian tercapailah tujuan dari penulisan buku ini.

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi



念佛感應見聞記
  
姊姊拜佛弟受福蔭
()

他的父親忽然想到,這個四歲小弟出生後曾經去算命排過八字,即刻從箱子裏找出命書來給大家看,果然命書上寫得明明白白,在某年某月中(正好是指的這個月),會發生橫災之禍。於是大家面面相覷,亦無可奈何!

原來這四歲的小弟,自早上就獨自跑離了家中,也不知道是順海線鐵路或是從那一條路跑的,一直到下午五點多鐘,在王田車站附近有一青年學生,看見他一個人在鐵路邊上一直跑,學生就叫「小孩!小孩!那裏危險呵!快別再跑囉!」小弟頭也不回一直跑去,這位好心學生就向前一把將小弟抱住。誰知這孩子目露凶光,張口就向青年的手上咬了一口,青年倒也不恨他,忍著手痛,強抱著他走向車站,交給站長保護。問他住址姓名也不會說。站長忽然想到早上龍井車站會來電話聯絡,囑注意龍井山上走失一四歲迷童;王田站長即時打電話給龍井車站,請其家人前來認領。

站長太太見小弟滿身都是塵土,可憐兮兮的,又很饑餓的樣子,就抱他回家,先給孩子洗了個澡,再將自己孩子的衣服給他替換了,又餵了他兩碗飯。也許是跑了一天的路很疲乏,二碗飯下肚就打起瞌睡來,站長太太就把他抱到床上安眠了。

龍井車站的人立刻通知了他的父親,趕快去認領,從王田站長家把孩子領回家時已是夜間十一點鐘。雖在夜半,但當地的父老兄弟親戚大家都來看他,這孩子經好心的站長太太給他用香皂洗的全身香噴噴的,又穿上一身漂亮的衣服,大家都異口同聲的換了口氣說,今天小弟能夠平安回來,就是受他姊姊拜佛的福蔭,信佛念佛真有感應啊!否則四歲的小孩,從龍井到王田跑了一天海線鐵路,沒有遇到意外;並且再逢貴人遇到這幾位好心的學生和站長太太等的愛護。這若不是佛菩薩加庇,又那能這般平安無事回家呢﹖

在這末法時代,為勸導大家能夠信佛、念佛,小弟在此摘錄一些念佛而得感應的真實故事,並希望大家能從中體會出一些道理,而能致誠信佛、念佛,我的目的就已經真的達到了。


林看治老居士著



Ikut memperoleh berkah 01



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kakak melafal Amituofo, adik ikut memperoleh berkah
(Bagian 1)

Buddha dan Bodhisattva merupakan guru pembimbing dan ladang berkah bagi semua makhluk, Upasika Li Shui-jin merupakan sahabat Dharma yang menebar benih KeBodhian, setiap kali dia mengundang para penceramah dari Asosiasi Lotus untuk memberikan ceramah pada hari yang telah ditetapkan, maka terlebih dulu dia akan menyebarluaskan pemberitahuan, di setiap pelosok daerah pegunungan, baik pria wanita tua dan muda, datang menghadiri kebaktian pelafalan Amituofo dan mendengar ceramah Dharma.

Benih yang tersebar pasti akan tumbuh dan bertunas, melafal Amituofo pasti ada mukjizatnya. Sekitar lima tahun yang lalu, pada suatu hari sahabat Dharma Shui-jin berkata padaku : “Tetangga rumah ibundaku ada seorang anak putri yang baru berusia 10 tahun, sungguh pintar juga memiliki akar kebajikan, setiap kali dia datang mendengar ceramah Dharma dari kalian, merasa kebenaran ini sungguh beralasan, maka itu membangkitkan niat untuk melafal Amituofo setiap hari, oleh karena di rumahnya masih belum ada altar pemujaan rupang Buddha, maka itu setiap pagi dan sore dia akan pergi ke rumah tetangga untuk melakukan namaskara pada Buddha”.

Beberapa bulan kemudian, di rumah tetangga tersebut ada seorang anak laki-laki yang memarahi gadis cilik ini : “Kamu ini sungguh tidak tahu malu, rupang Buddha keluarga kami tidak boleh kamu sembah!” Sejak itu gadis cilik yang pintar ini tidak berani lagi pergi ke rumah tetangga melakukan namaskara pada Buddha, namun niatnya senantiasa ingin melakukan namaskara pada Buddha, hatinya tak pernah terpisahkan dari Buddha, Buddha tak terpisahkan dari hatinya, suatu malam mendadak dia terbangun lalu berlutut di atas kasur dan melafal “Namo Amituofo” tanpa henti, ibundanya terbangun dan berkata : “Anak kecil buat apa bangun di tengah malam?”,  gadis cilik itu menjawab : “Mama! Saya melihat Buddha Amitabha bertubuh keemasan begitu tinggi besar, wajahNya tersenyum, terbang dari angkasa datang ke hadapanku, saya segera dengan penuh hormat melafal Amituofo, Mama! Saya sangat ingin memiliki rupang Buddha untuk dipuja, saya mohon padamu agar mengundang satu rupang Buddha untuk dipuja di rumah, bolehkah?”

Gadis cilik itu beranjali memohon pada ibundanya : “Mama! Saya jadi teringat pada uang di celenganku, besok akan kubuka dan hitung berapa jumlah uang yang terkumpul, minta papa belikan sebuah rupang Buddha, agar setiap hari saya dapat melakukan namaskara pada Buddha”. Ibundanya menyetujuinya, keesokan paginya, dia membuka celengannya dan menghitung tabungannya, seluruhnya ada 28 dollar, ayahnya berhasil membeli sebuah rupang Bodhisattva Avalokitesvara dengan 50 dollar, pada bulan lunar hari pertama (che-it) rupang Bodhisattva diletakkan di altar, bundanya mempersiapkan perlengkapan sembahyang, dupa, bunga, buah dan sebagainya, ketika satu keluarga sedang bersukacita, tiba-tiba tidak tampak adik laki-laki yang masih berusia empat tahun; suasana mendadak berubah jadi panik, segera mengutus orang-orang untuk mencari di seluruh pelosok, hingga sanak saudara dan tetangga baik yang berada di atas maupun di bawah pegunungan sebanyak beberapa ratus orang, juga ikut berpencar melakukan pencarian, hingga beberapa tambak ikan besar dalam dusun juga sudah diperiksa, namun juga tidak ketemu orangnya.

Dari pagi hingga senja, masih tidak berhasil, ada beberapa orang yang menertawakan ayahbundanya : “Kalian adalah orang dewasa, kenapa harus menuruti perkataan anak kecil, buat apa ikut-ikutan memuja Buddha, hari ini gara-gara kalian sibuk mengurus peletakan rupang Buddha, barulah ada kejadian ini!”  Sungguh kasihan, gadis cilik ini karena mendengar sindiran dari orang lain, jadi ketakutan berlutut di hadapan rupang Bodhisattva, dengan linangan air mata dan isak tangis memohon : “Buddha dan Bodhisattva tolong lindungilah adikku yang masih berusia empat tahun, agar dapat pulang ke rumah dengan selamat, jika terjadi sesuatu pada dirinya, maka saya takkan memiliki kesempatan lagi untuk bernamaskara pada Buddha dan melafal Amituofo, para tetangga juga takkan berani lagi meyakini Buddha”.

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
姊姊拜佛弟受福蔭
()

佛菩薩是眾生的良師福田:李水錦蓮友亦是撒播菩提種子的良朋益友,他每次邀約台中蓮社弘法人員日期定好,就先因家去作宣傳,遍及山上的每個角落,男女老幼,無不都來念佛聞法。撒了種子,一定會發芽的,有念佛則一定有感應。大約在五年前有一天水錦蓮友對我說:「我母家鄰里中有一個十歲的女孩子,非常聰明,又有善根,她每次都來參加聽妳們講佛法,覺得很有道理,就發心天天念阿彌陀佛:因為她家裡還沒供設佛像,所以她早晚都到隔壁,供有佛像的鄰家去拜佛。

大約幾個月後,供有佛像那家的男孩有一天罵她:「妳這不要臉,不知恥,我家的佛不許妳來拜!」這位聰明的女孩就不敢再去他家裡拜,可是心心念念都想要拜佛,心不離佛,佛不離心,有一夜在睡夢中忽然起來跪在床中,合掌念「南無阿彌陀佛」不止,她的母親亦醒過來說:「你這孩子三更半夜起來做什麼﹖」那女孩就說:「媽!我見到阿彌陀佛金身那樣大,面帶著笑容,從空中飛到我面前來,我趕快起來恭恭敬敬念佛,媽!我很希望有一尊佛來供養,我求求您請一尊佛像回家好嗎﹖」她合著掌求母親:「媽!我想到了,我那竹錢筒裡,明天破開看看有多少錢,請爸爸到沙鹿街上去買一尊,每天我就有佛可拜了。」她的媽媽就答應她,早晨起來劈開竹筒一數,一共有二十八元,她父親真的在沙鹿街上找到了一尊觀世音菩薩,以五十元請回家來,初一那天早上就安位,她母親準備了紅圓仔,買了香花果品等,正當一家人都歡歡喜喜的時候,忽然間,不見了四歲的小弟弟;一家人又大起恐慌,立刻泒人四出尋找,並且將山上山下的親戚鄰居,幾百個人總動員,都分頭去找尋就連村裏幾個大魚池也都下去摸透了,仍找不到人。從早上找到黃昏,還是找不到,有些人就笑她父母說:「你們夫婦是大人,也聽孩子的話,要拜甚麼佛,你們今日就是為了忙著安佛像,才惹出如此大禍!」可憐,這位聰明的女孩被人家你一句我一句的閒話,嚇的一個人偷偷跪在菩薩面前,兩眼流淚苦苦哀求說:「佛菩薩你要保庇我四歲小弟平安回家,萬一發生什麼不幸,我從今以後就不可能再拜佛念佛了,鄰居人家也不敢再信佛了。」


林看治老居士著



Ibunda melafal Amituofo, anak terlepas dari petaka



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Ibunda melafal Amituofo, anak terlepas dari petaka

Di Asosiasi Lotus Taichung ada seorang sahabat Dharma yang bernama Li Shui-jin merupakan seorang umat Buddha yang sangat tulus. Keluarganya tinggal di Jalan Nanjing, bukan hanya keluarga Buddhis, bahkan juga telah menyelamatkan keluarga ibundanya, di atas gunung di dusun Mingxiu kota Shalu, Taichung; delapan tahun yang lalu di bulan 9 lunar hari ke-8, mulai mengajak dan mengumpulkan para penceramah Asosiasi Lotus untuk berkunjung dan berkeliling ke berbagai tempat memberi ceramah Dharma, menasehati orang agar melafal Amituofo; di rumah Upasika Li Shui-jin ada sebuah cetya yang memuja rupang Tiga Suciwan Alam Sukhavati, dinamakan sebagai “Cetya Keyakinan”, bahkan menjadikan setiap tahun bulan 9 hari ke-8 sebagai hari peringatan, umat yang tinggal di sekitar setiap tiba hari peringatan, akan membawa dupa, bunga dan buah, berdatangan ke Cetya Keyakinan, bernamaskara pada Buddha dan mendengar ceramah Dharma.

Pada tahun 1963, saya diundang untuk memberi ceramah Dharma di sana, hari itu kebetulan ada seorang Oma dan putranya datang ke cetya dengan membawa bingkai cermin yang besar, wajah keduanya dipenuhi senyuman, melakukan namaskara pada Buddha, melihat hal ini saya merasa agak heran, lalu bertanya pada Oma : “Kalian tampak begitu taat dan tulus melakukan namaskara pada Buddha, bolehkah saya tahu jalinan jodohnya?” Oma menjawab : “Saya datang untuk berterimakasih pada Buddha dan Bodhisattva”, saya mempersilahkannya duduk di salah satu sudut ruangan, kemudian dengan perlahan dia menceritakan kisahnya sehingga meyakini Buddha.

Oma mengisahkan : “Pertengahan bulan lalu, suatu malam saya bermimpi gigiku tanggal semuanya, keesokan paginya, terpikir ini adalah tanda yang tidak baik, lalu saya memberitahukan tentang mimpi ini kepada Upasika Li Shui-jin, dia mengajariku berlutut di hadapan rupang Buddha dan menfokuskan pikiran melafal Amituofo, dengan tulus memohon perlindungan pada Buddha agar sekeluarga berada dalam kondisi selamat, petaka menjadi kesejahteraan, masalah besar jadi kecil, masalah kecil jadi nihil”.

Oma diam sejenak lalu melanjutkan lagi : “Putra sulungku bernama A Cheng, di wilayah pegunungan yang dalam, bekerja sebagai buruh pabrik pembuatan arang; hari itu kebetulan dia sedang menyalakan api untuk membakar kayu, tiba-tiba di telinganya ada suara yang memanggilnya:“A Cheng, pulanglah!....”, dia melihat ke kanan dan kiri, tapi tidak ada orang lain, bagaimana ada suara yang memanggilnya? Kemudian dia lari keluar dari gubuk, juga tidak melihat ada orang yang memanggilnya, namun saat dia masuk kembali ke gubuk, lagi-lagi telinganya mendengar suara “A Cheng pulanglah!....”, pada saat ini A Cheng merasa sungguh heran, mendadak terpikir apakah telah terjadi sesuatu pada ibundanya di rumah yang sudah berusia lebih dari 70 tahun, maka itu dia segera minta cuti pada atasannya dan menyiapkan kopernya memutuskan pulang ke rumah untuk melihat sejenak, ketika bahu A Cheng memikul kopernya beranjak meninggalkan gubuk pembakaran kayu, sekitar seratus langkah lebih, tiba-tiba terdengar suara keras, begitu dia memalingkan kepalanya, tampak gubuk pembakaran kayu ambruk ke tanah. A Cheng menghela nafas panjang, beruntung dia terhindar dari petaka maut tersebut. Kemudian dia segera menempuh perjalanan pulang ke rumah.

Jalanan yang ditempuh adalah jalanan pergunungan, setelah jauh berjalan akhirnya dia tiba di sebuah anak sungai, anak sungai ini tidak memiliki jembatan, sebagai alat transportasi penyeberangan, penduduk membuat rakit bambu yang ditarik dengan tali. Penumpangnya duduk di atas rakit bambu, di kedua tepi sungai ada dua orang yang bertugas menarik rakit.

A Cheng yang ingin menyeberangi sungai juga harus demikian, duduk di atas rakit bambu, kopernya ditaruh di sampingnya, ketika rakit ditarik hingga pertengahan anak sungai, mendadak talinya putus, koper beserta penumpangnya sekalian jatuh ke dalam sungai dan terbawa arus, karena arus sungai yang sangat deras, kedua petugas yang berada di tepi sungai juga tidak mampu berbuat apa-apa, hanya berteriak dan merasa kasihan saja!
A Cheng yang terbawa arus menyadari bahwa ajalnya akan segera berakhir, namun setelah sesaat terbawa arus, keajaiban terjadi! Ketika dia sedang menggelepar terbawa arus, saat mendekati detik antara hidup dan mati, tiba-tiba dia melihat ada sekelompok tumbuhan air, seketika itu juga dia menggunakan tangan kanannya untuk menangkap tumbuhan air tersebut, kemudian dia memutar badannya, berenang hingga ke tepian, sedangkan kopernya telah hilang dibawa arus, lalu pulang ke rumah dengan selamat”.  

Ini adalah kisah nyata yang diceritakan oleh seorang Oma, karena ibunda melafal Amituofo, sehingga putranya terhindar dari malapetaka, terlepas dari dua kecelakaan maut yang hampir merenggut nyawanya.  

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
老母念佛兒消災厄

台中蓮社金剛班班長李水錦蓮友是一位發菩薩心最虔誠的佛弟子。他家住在市內南京路卅一號,不但佛化家庭,並且還度化了她自己的母家,她母家住在沙鹿鎮明秀村的山上;在八年前的九月初八日,開始邀約蓮社弘法人員到該地宣講正法,勸人念佛;他家中供奉西方三聖像,命名曰「信義堂」,而且還將每年的九月初八日,定為紀念日,附近信者,每逢是日,都備辦香花果品來信義堂拜佛聞法。民國五十二年九月初八日,學人被邀前去,以講佛法結緣,這天有一位老阿婆與一男子手裡捧著一個大鏡框來到信義堂,二人滿面堆著笑容,在佛前五體投地,恭恭敬敬的磕了三個頭,我見了不免好奇,就上前問她:「妳們如此虔誠信佛禮拜,不知是何因緣﹖」這時阿婆立刻回答我說:「我是來答謝佛菩薩加庇的」,我替她找了個座兒,於是她慢慢的道出了下面一段信佛的因緣。

她說:「前月中旬,有一夜我做了一個夢,夢見我自己的牙齒全掉落了,天明起來,想想這是最不吉祥的預兆,我就將此不祥的夢境告訴了錦姊弟婦,她教我跪在佛前一心念佛,虔求佛祖,保佑一家平安,逢凶化吉,大事化小,小事化無。」

阿婆一口氣說出了這段前因,停了一停,又繼續說道:「我有一個長子名阿城在中部的深山做燒木炭的工人;那天早上正在起火燒柴工作中,耳邊忽聞有人在叫喚:『阿城回來喲!..』他回顧左右並無他人,何以有聲喊叫﹖又跑出屋外觀看,亦不見有人叫,但當他走入屋中時,耳邊又是『阿城回來喲!..』的聲音叫喊起來,此時阿城感覺到很詫異,連想到家中七十多歲的老母,是不是發生了什麼意外,立刻就向主人請了假,整理行裝堅決要回家一看,當阿城肩挑棉被衣服,離開燒炭的那間屋,大約一百多步的時候,忽然「澎」的一聲巨響,回頭一看,正是他那間燒炭的房屋倒塌了下去。阿城那時候倒喘了一口氣,慶幸著自己脫免了一場要被壓死的災難。心中很是安慰,事後他依然肩挑行李踏上歸途。

一路上都是山路,阿城越過了幾重山頭,還要通過一條大溪,此溪沒有橋,是用一種繩索做的竹籃當做兩岸的交通工具,人坐在竹籃中,兩邊岸上都有人為乘客用繩索拉過來,又拉過去。阿城要過此溪亦不例外,坐在竹籃中,棉被等都放在身邊,當被拉到溪中的時候,忽然間繩索斷了,行李與人同時墮落在溪中,隨水流去,因為數丈深溪水流的很急,兩岸上的人皆束手無策。只有喊聲可憐而已!阿城掉入溪中自己亦想諒已無命,但被水漂流了一段,奇跡卻又發生了!他正在水中掙扎,千鈞一髮之際,忽在溪中發現一堆水草,右手即時拉住水草,將身一轉,竟立在水中,然後爬起上岸,當然行李等已被水流去,孑然一身,竟然平安無事地回到了家中」。以上就是這位老太太所說的這樣一個不可思議的,因老母一心念佛,而感應兒子消災化厄,脫離了二重險難的事實。



林看治老居士著