Selasa, 09 Juni 2020

47 Kisah Pandai Besi Huang


Kisah Pandai Besi Huang



 

1. Pada masa Dinasti Song, di Tanzhou, Provinsi Hunan, terdapat sebuah keluarga yang bermata pencaharian sebagai pandai besi.



 

2. Masyarakat memanggilnya sebagai “Pandai Besi Huang”. Dia selalu sibuk bekerja dan tidak punya waktu senggang.



 

3. Pandai Besi Huang menekuni bidang pekerjaan yang menyiksakan ini demi mencari sesuap nasi buat keluarganya yang kurang mampu.



 

4. Suatu hari, ada seorang Bhiksu pengelana lewat di depan rumahnya, Pandai Besi Huang memberi persembahan makanan dan minuman kepada Shifu (guru) tersebut.



 

5. Setelah Shifu selesai menyantap hidangan, lalu memberi wejangan kepada Pandai Besi Huang : “Terima kasih atas kebajikan dana makanan dari anda, saya tak berdaya membalasnya, hanya menasehatimu satu kalimat, melihat kehidupanmu yang begitu merana, pada masa kehidupan sekarang, baik-baiklah melatih diri!”



 

6. “Tetapi Shifu, saya seharian sibuk bekerja, mana ada waktu buat melatih diri?”



 

7. “Ada sebuah Pintu Dharma Pelafalan Amituofo, praktis dan mudah diamalkan. Ketika anda memukul besi satu kali, lafallah Amituofo satu kali, demikianlah seterusnya, melatihnya untuk jangka panjang, memfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan, saat menjelang ajal pasti terlahir ke Alam Sukhavati di penjuru barat.”



 

8. Setelah mendengarnya, Pandai Besi Huang amat bersukacita, sekejab kemudian dia kembali sibuk memukul (menempa) besi.



 

9. Dia menuruti perkataan Shifu, sambil memukul besi sambil melafal Amituofo; seharian memukul besi, seharian pula melafal Amituofo.



 

10. Istrinya melihat dirinya tampak begitu kesusahan, makanya bertanya : “Haiya, menempa besi sudah cukup menderita, sekarang masih harus melafal Amituofo pula, bukankah lebih menyengsarakan lagi?”



 

11. Pandai Besi Huang tersenyum dan berkata : “Sekarang saya menempa besi sambil melafal Amituofo, bukan hanya tidak merasa kepanasan lagi, bahkan sebaliknya merasakan relaks dan bebas!”



 

12. Setelah melewati waktu bertahun-tahun kemudian, suatu hari Pandai Besi Huang berkata pada istrinya : “Hari ini saya akan pulang ke kampung halamanku di penjuru barat.”



 

13. “Ah?” Dalam sekejab istrinya jadi keheranan, juga merasa kocak, makanya tidak menghiraukan perkataan suaminya.



 

14. Tidak berapa lama kemudian, Pandai Besi Huang kembali memukul besi sebanyak beberapa kali, sambil berkata : “Ding Ding Dang Dang, setelah melafal sekian lama akhirnya berhasil; kehidupan yang tenang akan menyongsong; saya terlahir di Alam Sukhavati di penjuru barat”.



 

15. Saat itu warga sekitar mendengar di angkasa ada suara irama mengalun yang indah, bahkan juga mencium semerbak keharuman istimewa.



 

16. Senyuman menghiasi wajah Pandai Besi Huang, tangannya masih menggenggam palu! Demikianlah dia berdiri di sana sambil melafal Amituofo dan terlahir ke Alam Sukhavati.



 

17. Pandai Besi Huang memfokuskan diri pada metode Pelafalan Amituofo, tidak melatih metode kedua, juga tidak bercampur dengan metode lainnya lagi, akhirnya tekadnya tercapai, terlahir ke Alam Sukhavati di penjuru barat. Dia sungguh merupakan sosok teladan bagi praktisi masa kini.

Judul asli :