Kisah Master Tan-luan
Bagian 1
1.
Sekitar 1500
tahun yang silam, pada Periode Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara (420 M – 589 M), merupakan puncak kejayaan perkembangan
Ajaran Buddha di Tiongkok.
2.
Banyak
anggota Sangha dan praktisi senior yang berasal dari India dan Xiyu (kawasan
barat sepanjang Jalur Sutra) datang ke Tiongkok, diantaranya adalah Guru
Sesepuh Pertama Aliran Zen, Master Bodhidharma.
3.
Negeri Tirai
Bambu sendiri juga menghasilkan banyak anggota Sangha senior, yang paling
berpengaruh waktu itu adalah Master Tanluan, yang merupakan salah seorang Guru Sesepuh
Aliran Tanah Suci.
4.
Master
Tanluan (476–542 Masehi) adalah penduduk Wei Utara, pada Periode
Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara, lahir di Yanmen, Shanxi, Tiongkok,
berdekatan dengan Gunung Wutai.
5.
Sejak usia
kecil, Master Tanluan sudah mendengar berbagai legenda dan mukjizat di Gunung
Wutai, sehingga timbul keinginan untuk berziarah ke sana.
6.
Pada usia 14
tahun, Master Tanluan meninggalkan rumahnya, berkelana ke Gunung Wutai, mencari
jejak Dewa.
7.
Tidak lama
kemudian, beliau meninggalkan keduniawian dan ditahbiskan di Vihara Cahaya
Buddha.
8.
Master
Tanluan mendalami empat jenis sastra Buddhis dan makna Jiwa KeBuddhaan, memiliki
pencapaian (prestasi) yang tinggi dan mendalam, Kaisar memberinya gelar sebagai
“Luan yang mengagumkan”.
9.
Selanjutnya
Master Tanluan ketika menulis penjelasan “Mahavaipulya mahasamghata Sutra”,
merasa tidak enak badan dan jatuh sakit, kemudian pergi berobat pada tabib.
10.
Ketika
melewati Qinling, melihat penampakan panorama enam tingkatan surga di Kamaloka
muncul di angkasa, Master Tanluan seketika itu juga sembuh dari penyakitnya.
11.
Sejak itu
Master Tanluan menyadari bahwa tubuh jasmani merupakan alat untuk melatih diri,
maka itu terlebih dulu mesti menemukan jurus hidup abadi, setelah berhasil
barulah menyebarluaskan Buddha Dharma.
12.
Konon
pendeta Tao tersohor Dinasti Selatan, yang bernama Tao Hong-jing, mengasingkan
diri di Gunung Maoshan, Jiangnan. Master Tanluan menempuh perjalanan sejauh
ribuan li untuk mengunjunginya.
13.
Setelah
bersua mereka bercengkerama, Tao Hong-jing memberikan “Kitab Dewa” kepada
Master Tanluan.
14.
Setelah
kembali ke wilayah Dinasti Utara, Master Tanluan sibuk berkelana mencari gunung untuk dijadikan tempat
pertapaan, guna membina diri menjadi Dewa.
15.
Ketika
Master Tanluan tiba di Luoyang, bersua dengan Master Tripitaka yang berasal
dari India, bernama Bodhiruci, terhadap ilmu Dewa Tao, beliau menunjukkan sikap
menolak.
16.
Kemudian
Master Bodhiruci mengajarkan Master Tanluan “Sukhavati-vyuhopadesa”.
17.
Master
Tanluan mendadak tercerahkan, lalu membakar “Kitab Dewa”, mengerahkan segenap
hati pada Buddha.
18.
“Sukhavati-vyuhopadesa”
merupakan sastra karya Vasubandhu, seorang Bhiksu India. Tiga Sutra dan satu
Sastra Aliran Sukhavati, satu sastra yang dimaksud adalah “Sukhavati-vyuhopadesa”.
19.
Master
Tanluan membaca dan mempelajarinya berulang kali, memahami makna yang
sesungguhnya, kemudian menulis penjelasannya, yakni “Penjelasan Sukhavati-vyuhopadesa”.
20.
Ini
merupakan hasil karya pertama yang ditulis oleh anggota Sangha Tiongkok, yang
menjelaskan tentang Pintu Dharma Tanah Suci, diberi sebutan sebagai buku
pertama Aliran Sukhavati.
Bersambung ke bagian 2...........
Bersambung ke bagian 2...........