Selasa, 16 Juni 2020

53A Kisah Master Tan-luan (Bgn 1)

Kisah Master Tan-luan

 Bagian 1

 


 
 
1.
Sekitar 1500 tahun yang silam, pada Periode Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara (420 M – 589 M), merupakan puncak kejayaan perkembangan Ajaran Buddha di Tiongkok.




 

2.
Banyak anggota Sangha dan praktisi senior yang berasal dari India dan Xiyu (kawasan barat sepanjang Jalur Sutra) datang ke Tiongkok, diantaranya adalah Guru Sesepuh Pertama Aliran Zen, Master Bodhidharma.




 

3.
Negeri Tirai Bambu sendiri juga menghasilkan banyak anggota Sangha senior, yang paling berpengaruh waktu itu adalah Master Tanluan, yang merupakan salah seorang Guru Sesepuh Aliran Tanah Suci.




 

4.
Master Tanluan (476–542 Masehi) adalah penduduk Wei Utara, pada Periode Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara, lahir di Yanmen, Shanxi, Tiongkok, berdekatan dengan Gunung Wutai.




 

5.
Sejak usia kecil, Master Tanluan sudah mendengar berbagai legenda dan mukjizat di Gunung Wutai, sehingga timbul keinginan untuk berziarah ke sana.




 

6.
Pada usia 14 tahun, Master Tanluan meninggalkan rumahnya, berkelana ke Gunung Wutai, mencari jejak Dewa.




 

7.
Tidak lama kemudian, beliau meninggalkan keduniawian dan ditahbiskan di Vihara Cahaya Buddha.




 

8.
Master Tanluan mendalami empat jenis sastra Buddhis dan makna Jiwa KeBuddhaan, memiliki pencapaian (prestasi) yang tinggi dan mendalam, Kaisar memberinya gelar sebagai “Luan yang mengagumkan”.




 

9.
Selanjutnya Master Tanluan ketika menulis penjelasan “Mahavaipulya mahasamghata Sutra”, merasa tidak enak badan dan jatuh sakit, kemudian pergi berobat pada tabib.




 

10.
Ketika melewati Qinling, melihat penampakan panorama enam tingkatan surga di Kamaloka muncul di angkasa, Master Tanluan seketika itu juga sembuh dari penyakitnya.




 

11.
Sejak itu Master Tanluan menyadari bahwa tubuh jasmani merupakan alat untuk melatih diri, maka itu terlebih dulu mesti menemukan jurus hidup abadi, setelah berhasil barulah menyebarluaskan Buddha Dharma. 





 

12.
Konon pendeta Tao tersohor Dinasti Selatan, yang bernama Tao Hong-jing, mengasingkan diri di Gunung Maoshan, Jiangnan. Master Tanluan menempuh perjalanan sejauh ribuan li untuk mengunjunginya.




 

13.
Setelah bersua mereka bercengkerama, Tao Hong-jing memberikan “Kitab Dewa” kepada Master Tanluan.




 

14.
Setelah kembali ke wilayah Dinasti Utara, Master Tanluan sibuk berkelana  mencari gunung untuk dijadikan tempat pertapaan, guna membina diri menjadi Dewa.




 

15.
Ketika Master Tanluan tiba di Luoyang, bersua dengan Master Tripitaka yang berasal dari India, bernama Bodhiruci, terhadap ilmu Dewa Tao, beliau menunjukkan sikap menolak.




 

16.
Kemudian Master Bodhiruci mengajarkan Master Tanluan “Sukhavati-vyuhopadesa”.




 

17.
Master Tanluan mendadak tercerahkan, lalu membakar “Kitab Dewa”, mengerahkan segenap hati pada Buddha.




 

18.
“Sukhavati-vyuhopadesa” merupakan sastra karya Vasubandhu, seorang Bhiksu India. Tiga Sutra dan satu Sastra Aliran Sukhavati, satu sastra yang dimaksud adalah “Sukhavati-vyuhopadesa”.  




 

19.
Master Tanluan membaca dan mempelajarinya berulang kali, memahami makna yang sesungguhnya, kemudian menulis penjelasannya, yakni “Penjelasan Sukhavati-vyuhopadesa”.




 

20.
Ini merupakan hasil karya pertama yang ditulis oleh anggota Sangha Tiongkok, yang menjelaskan tentang Pintu Dharma Tanah Suci, diberi sebutan sebagai buku pertama Aliran Sukhavati.


Bersambung ke bagian 2...........