Sabtu, 02 Juni 2018

21. Lansia yang mengantar pergi putranya

Kesedihan Lansia yang mengantar kepergian putranya, kemudian melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati.  
 


 

1. Pada masa pemerintahan Tiongkok Nasionalis (1912-1949) di Kabupaten Xingguo, Provinsi Jiangxi, terdapat seorang lansia yang bernama Lai Xiang-lin, sifatnya lugu dan bersahaja, sepanjang hidup bertani, dalam keseharian suka minum sedikit arak, sekeluarga melewati kehidupan yang sederhana dan tidak susah.



 

2. Namun takdir berkata lain, ketika Lai Xiang-lin berusia 60 sekian tahun, putranya meninggal dunia, lansia terpaksa harus menjaga dan menghidupi menantu dan cucunya.



 

3. Setelah mengalami siksaan insan berambut putih mengantar kepergian orang berambut hitam, Lai Xiang-lin menyadari bahwa kehidupan manusia diliputi dukkha, maka itu dia bertekad mencari jalan pembebasan.

Cucunya yang bernama Lai Chan-rong menjelaskan padanya tentang keindahan Alam Sukhavati, sejak itu, Lai Xiang-lin mulai bervegetarian melafal Amituofo, membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.



 

4. Selanjutnya dia juga tidak minum arak lagi, saat permulaan dia merasa kedua tangan dan kedua kakinya lemas, namun lama kelamaan dia merasa bersemangat dan nyaman, bercocok tanam juga tidak merasa lelah lagi, sambil berladang sambil melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus.



 

5. Lama kelamaan, para tetangganya ketika berjumpa juga menyapanya dengan ucapan “Amituofo”, Lai Xiang-lin juga membalas sapaan mereka dengan mengucapkan “Amituofo”.



 

6. Pada bulan Agustus 1929, Lai Xiang-lin telah berusia 70 tahun, suatu hari kakinya agak membengkak, sehingga tidak leluasa bergerak. Dia tahu bahwa ajalnya sudah tiba, lalu menyuruh anak cucunya menghadap arah barat dan menyalakan dupa, lalu berkata : “Tanah Suci Sukhavati sangatlah bagus, lihatlah kuntum-kuntum Bunga Teratai bermekaran, hari ini saya akan terlahir ke Alam Sukhavati!”



 

7. Cucunya bertanya : “Kaki Kakek sudah membengkak, bagaimana bisa pergi ke sana?”
Lai Xiang-lin menjawab : “Bukan tubuh kasar yang ke sana, namun hati kita yang menuju ke sana”.



 

8. Usai itu, Lai Xiang-lin duduk bersila menghadap ke arah barat dan melafal Amituofo, cucunya menyalakan dupa. Pada saat cucunya sedang menyalakan dupa, dibawah iringan suara lafalan Amituofo, Lai Xiang-lin meninggal dunia, mengikuti Buddha Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati.



 



念佛漫画丨六十老翁亲儿逝 劳作念佛莲花迎

1.民国时候的江西兴国县,有一位叫做赖祥麟的老人,生性纯朴,一生务农,平日喜欢喝点小酒,一家人过着平淡安稳的日子

2.谁知天有不测风云,在他六十多岁的时候,儿子竟是不幸离世,老人只好一人带着儿媳妇和孙子过活

3.经历了白发人送黑发人的伤痛后,老人深感人生是苦,切求出离解脱之道。侄孙赖禅融为他讲解了极乐世界的美好,从此之后,老人就吃斋念佛,一心一意求生极乐净土

4.随后老人把酒也戒了,初时感觉四肢乏力,但到后来只觉神清气爽,每日田间劳作时更有劲了,嘴里的佛号也是一直未断

5.时间长了,邻居们见到他便都以阿弥陀佛打招呼,老人也以阿弥陀佛作为回应

6.19298月间,老人已是七十高寿了,有一天脚稍微有点发肿,行动不便。
老人自知时候已到,便让孙子向西燃香上供,并对他说:西方净土特别好,你看有许许多多的莲花,我今天就要去极乐世界了!

7.孙子问:爷爷您脚肿了,怎么去呀?老人回:不是身体去,是心去。

8.说完后老人盘坐着面向西念佛,孙子去上香。就在孙子上香的时候,老人便在念佛声中坐化,随佛往生到了极乐世界