Kejahatan takkan mampu menghalangi
penyelamatan Buddha Amitabha
1. Di Kabupaten
Zitong, Provinsi Sichuan, terdapat sepasang suami istri yang tinggal di dusun
petani, usia mereka berkisar 40 tahun lebih; mereka hanya tinggal berdua oleh
karena sampai sekarang masih belum dikaruniai buah hati.
2. Suatu hari si
istri begitu gembira memberitahu suaminya : “Hari ini saya mendengar sebuah
kabar sukacita, yakni yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni di dalam sutra, asalkan
kita setiap hari melafal “Namo Amituofo”, kelak dapat terlahir ke Alam
Sukhavati. Di sana takkan ada bencana sama sekali, tiada penderitaan dan
kesusahan, yang ada cuma kebahagiaan suci yang tak terhingga. Maka itu saya
sudah membulatkan tekad, mulai hari ini saya akan bervegetarian melafal
Amituofo”.
3. Suaminya tidak
belajar Ajaran Buddha, waktu mendengar istrinya bilang “kabar sukacita”,
dikirain mendapat batu permata sehingga senang sekali, alhasil baru mendengar
kata “melafal Amituofo”, langsung jadi
tak bersemangat, lalu berkata : “Kamu ini istriku, saya mau makan daging,
makanya kamu harus tetap memasak daging buatku”.
Istri : “Tenang saja, saya bervegetarian takkan
mempengaruhi dirimu”.
4. Tetapi suaminya
tetap saja tidak ikhlas, makanya setiap tiba waktu makan, dia sengaja menuang
minyak babi ke hidangan vegetarian istrinya, supaya istrinya tidak dapat
bervegetarian bersih. Dan setiap kali habis makan, dia sengaja menyeka mulutnya
sambil berkata : “Yang makan daging tidak berdosa, yang memasak daginglah yang
berdosa”.
5. Demikianlah dua
kali, tiga kali dan seterusnya, hingga akhirnya istrinya membatalkan niatnya
bervegetarian. Walaupun tidak dapat bervegetarian, masih untung dapat melafal
Namo Amituofo.
6. Si suami melihat
istrinya masih dapat melafal Amituofo, tetap saja tidak gembira, dalam hatinya
berpikir : “Buddha cuma menyelamatkan insan baik dan mengabaikan orang jahat,
makanya aku akan sengaja membuatmu menciptakan karma buruk, biar kamu tidak
bisa melafal Amituofo lagi!”
7. Akhirnya si
suami sengaja beralih profesi, sekarang menjual daging B2, bahkan menyembelih
sendiri; setiap hari memaksa istrinya membantunya menyembelih babi; bahkan
bilang “Yang menyembelih tidak ada dosanya, yang bantu itu justru yang paling
berdosa”. Mendengar ucapan ini, si istri hanya dapat menangis dalam hati.
8. Sejak itu di
rumah mereka tidak lagi terdengar suara istrinya melafal Amituofo, digantikan
dengan suara jeritan babi yang menyayat hati. Suaminya sangat puas setelah
berhasil menggagalkan upaya istrinya melatih diri.
9. Setelah tiga tahun berlalu, suatu hari,
suaminya keheranan melihat istrinya bergembira membereskan rumah, kayak mau
menjelang Imlek. Lalu dia bertanya : “Ada ada ini? Memangnya kamu hendak
bepergian ya?”
10. Istri : “Saya akan pulang”
“Pulang? Ayahbundamu
sudah tiada, mau pulang ke mana? Di sini barulah rumahmu, mengerti?”
11. Istri : “Saya
akan pulang ke tempat kediaman Buddha Amitabha, yakni Alam Sukhavati. Kini saya
akan berterus terang padamu. Mulanya saya ingin menjadi seorang praktisi yang
bervegetarian melafal Amituofo, tetapi kamu tidak memperbolehkan saya
bervegetarian, lalu memaksaku menyembelih babi, sehingga saya tidak dapat
melafal Amituofo. Saya tahu kamu sengaja merusak niatku melafal Amituofo, bila
saya meneruskan upayaku, entah kejahatan apa lagi yang akan kamu lakukan,
makanya ketika berada bersamamu, saya takkan melafal keluar suara”.
12. “Sejak
menyembelih babi hingga sekarang ini, saya tetap melafal Amituofo di dalam hati,
saya menyesali rintangan karma buruk-ku yang berat, mencelakai babi-babi ini,
maka itu setiap kali membantumu menyembelih babi, di dalam hati melafal
Amituofo dan memanjatkan doa, semoga Buddha Amitabha ber-Maitri Karuna
menjemput babi-babi ini terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, menjauhi penderitaan
memperoleh kebahagiaan. Saya melafal Amituofo dalam hati hingga babi-babi itu
menghembuskan nafas terakhir.
Tak terduga
akhirnya, arwah babi-babi yang kita bunuh selama beberapa tahun ini, telah
dijemput Buddha Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati. Sebagai ungkapan terima
kasih karena saya telah membantu mereka melafal Amituofo, 3 hari lagi mereka
akan mengikuti Buddha Amitabha datang menjemputku terlahir ke Alam Sukhavati”.
13. Setelah
mendengar ucapan istrinya, si suami mengira istrinya sudah gila : “Ini dongeng
seribu satu malam dari mana? Makan daging dan menyembelih babi, masih bisa
terlahir ke Alam Sukhavati?!”, lalu tertawa terbahak-bahak. Kemudian keluar
menceritakan kisah jenaka ini kepada tetangga-tetangganya.
14. Tiga hari
kemudian, oleh karena penasaran, para tetangga berdatangan untuk melihat apa
benar “Buddha Amitabha datang menjemput”.
15. Akhirnya
ternyata benar, si istri duduk di atas sebuah bangku di tengah pintu rumah, kedua
tangannya beranjali, memejamkan mata melafal Amituofo, tidak sampai sepuluh
lafalan, wajahnya segar bercahaya, meninggal dunia dalam posisi duduk. Hadirin
yang melihatnya jadi terkesima! Katanya Buddha Amitabha 3 hari lagi akan
datang, ternyata benar adanya!
16. Terutama si
suami yang melihat bukti hidup di depan matanya, Maitri Karuna Buddha Amitabha
ibarat seberkas cahaya yang menembusi sanubari hatinya, menyesali perbuatannya
yang berusaha menggagalkan pelatihan diri istrinya, jadi terpikir : “Saya tidak
boleh begini terus, kalau begini terus kelak pasti jatuh ke Neraka; Buddha
Amitabha tidak mengabaikan istriku yang tidak bervegetarian dan menyembelih
babi, kalau begitu Buddha pasti juga bersedia menerima diriku”. Sejak itu si
suami menjadi praktisi Pelafal Amituofo.
17. Buddha Amitabha
memahami bahwa kita berada di dalam dunia yang dipenuhi lima kekeruhan, sering
bertemu dan dipersulit oleh kondisi jahat, jodoh jahat, orang jahat dan
perbuatan jahat. Maka itu Buddha Amitabha sengaja memilih buat kita semuanya,
sebuah metode yang dapat diamalkan oleh siapa saja, dalam kondisi apa saja.
Seperti yang
dikatakan Master Yin Guang bahwa “Tak peduli ketrampilan melatih diri yang
dimiliki, apakah mendalam atau dangkal, karma buruk yang dilakukannya, berat
atau ringan, semuanya juga memperoleh penyelamatan dari kekuatan welas asih
Buddha, terlahir ke Alam Sukhavati”, kejahatan tidak mampu menghalangi
penyelamatan Buddha Amitabha, jasa kebajikan dari melafal Amituofo melampaui
segala-galanya.
Disadur dari :