Selasa, 28 Oktober 2014

Kapal Tekad Agung

 


Kapal Tekad Agung

Pada jaman dahulu kala ada seorang raja, bertanya pada Bhiksu Nagasena : “Melafal Amituofo dapat membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati, ini merupakan hal yang sulit dipercaya”.

Bhiksu Nagasena bertanya pada raja : “Paduka, andaikata ada sebuah batu yang besar, ditaruh di atas air, apakah dia akan tenggelam ke dasar air?”

Raja menjawab : “Tentu saja akan tenggelam”.

Bhiksu Nagasena bertanya lagi : “Apakah ada cara agar dia tidak tenggelam?”

Raja menjawab : “Tidak mungkin”.

Bhiksu Nagasena berkata : “Bagaimana bila batu raksasa itu diletakkan di atas kapal raksasa, bukankah begini sudah bisa?”

Saat itu raja tiba-tiba jadi tercerahkan dan memahaminya, andaikata mengandalkan kekuatanNya, dengan sendirinya takkan tenggelam.  

Praktisi pelafal Amituofo  mengandalkan kekuatan kapal tekad agung Buddha Amitabha, keluar dari lautan penderitaan, bersama-sama berlayar ke Alam Sukhavati, ikut serta dalam persamuan kolam teratai, adakah kesulitannya?

(Petikan Majalah Bulanan Ming Lun edisi 113)    
  




    從前有一位國王,問那先和尚說:「念佛帶業往生,這是件難以相信的事。」
那先問國王說:「大王,如果有一塊大的石頭,放在水上它會沉入水底嗎?」
王說:「一定會沉的。」
    那先又說:「可以有方法使它不沉嗎?」
    「不可能的。」
    那先說:「如果將巨石放在巨船上面,不是可以了嗎?」
    這時國王恍然領悟,如果仗著他力,自然可以不沉。
    念佛眾生仗彌陀大願船之力,出離苦海,共赴極樂,參加蓮池海會,有何困難呢?
(明倫月刊113期)



Senin, 22 September 2014

Kisah Upasika Lin Kan Zhi terlahir ke Alam Sukhavati 03



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kisah Upasika Lin Kan Zhi terlahir ke Alam Sukhavati
Bagian 3

Artikel ini ditulis oleh : Xi Lian-jie
  

Upasika Lin dalam melatih dirinya sendiri sambil memberi manfaat bagi orang lain, menulis buku berjudul “Kisah Mukjizat Melafal Amituofo”, berkat dukungan Guru Li, pada tahun 1969 bulan 8 pertama kali dipublikasikan sebanyak 5100 jilid, disebarkan secara meluas. Dari buku ini ada yang dimasukkan ke dalam buku “Kisah para praktisi yang terlahir ke Alam Sukhavati”, bahkan ada yang dijadikan rekaman kaset dan siaran televisi kemudian disebarluaskan, jalinan jodoh ini sungguh luas.

Para pembaca ada juga yang berasal dari luar negeri, juga karena membaca buku ini, sengaja datang berkunjung ke Taiwan demi berjumpa dengan penulis buku, dapat diketahui bahwa buku tersebut sangat menggugah pembacanya, dan masih ada hasil karya beliau lainnya, diantaranya adalah ceramah mengenai Amitabha Sutra, menasehati agar melatih pintu Dharma pelafalan Amituofo dan sebagainya.    

Upasika Lin melatih diri selama bertahun-tahun menyadari bahwa dapat mengenal metode melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati, merupakan akar kebajikan dan berkah terbesar dari kehidupan manusia, sering dikatakan : “Melatih diri tiada lain, hanya harus mengenal jalannya, jika sudah tahu jalannya, maka roda samsara dapat dihentikan”,  bahkan memuji : “Pintu Dharma pelafalan Amituofo merupakan mustika tertinggi tiada taranya”, Upasika Lin pada periode awal masih berceramah menuruti jodoh untuk menyelamatkan para makhluk, namun pada periode akhirnya giat memperkokoh ketrampilan melafal Amituofo, beliau berkata bahwa melatih diri haruslah dimulai sejak dini, bersyukur sejak dini dapat bertemu dengan Guru Li yang telah menanam dasar metode pelafalan Amituofo, jika tidak demikian, usia yang semakin menua dan kemampuan yang semakin menurun, meskipun maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. Senantiasa menasehati terutama yang telah berusia lanjut agar lebih disiplin melafal Amituofo, bertekad lahir ke Alam Sukhavati, oleh karena sisa waktu juga tak banyak lagi, begitu ketidakkekalan datang, menunda urusan besar terlahir ke Alam Sukhavati, akibatnya tidak berani dipikirkan lagi.

Upasika Lin mendukung Asosiasi Lotus selama 40 tahun, di dalam mempelajari berkesinambungan Ajaran Buddha dan Ajaran Konfucius selama jangka panjang, beliau semakin memahami pentingnya teori yang harus disertai dengan pengamalan, hingga dua tahun sebelum wafat, setiap hari beliau melafal 60 ribu lafalan Amituofo, dengan tangan menggenggam tasbih dan melafal dengan gaya vajra (tidak bersuara, melafal di dalam hati), saat kebaktian umum barulah mengeluarkan suara melafal Amituofo, selain mengurangi waktu tidur dan makan, setiap hari berada dalam lafalan Amituofo, Upasika Lin mengamalkan sila “tidak membicarakan kesalahan empat jenis siswa Buddha”, “menempatkan keharmonisan sebagai yang paling berharga”,  ketika bertemu dengan situasi yang tidak menyenangkan, semua ini adalah munculnya rintangan karma, maka harus lebih giat melafal Amituofo, memohon pemberkatan dari Buddha.

Yang paling disukai adalah ceramah Master Yin Guang : “Seharusnya bertekad lahir ke Alam Sukhavati; alam saha ini hanyalah tempat penginapan di tengah perjalanan, janganlah mendambakannya, Alam Sukhavati barulah merupakan rumah kita yang sesungguhnya; oleh karena anda tidak membangkitkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati maka itu tidak memperolehnya; semua insan dapat terlahir ke Alam Sukhavati, karena itu panorama Alam Sukhavati, siapa yang ingin memperebutkannya”.

Beliau senantiasa mengingat kalimat ini, untuk menyadarkan diri sendiri bahwa di alam saha ini hanyalah sebagai tamu, Alam Sukhavati barulah kampung halaman. Bahkan di empat dinding ruang kamarnya tergantung poster tulisan kaligrafi Master Yin Guang “Menfokuskan pikiran melafal Amituofo” untuk memotivasi diri sendiri giat melafal Amituofo, bahkan semakin menyadari kalimat yang berulang kali disebutkan oleh Guru Li sebelum wafat yakni “Kurangi satu perkataan, perbanyak satu lafalan Amituofo, matikan niat pikiranmu, hidupkan Dharmakaya mu”, sungguh merupakan pelita bagi lingkungan pelatihan diri pada jaman berakhirnya Dharma ini yang penuh dengan kejahatan.

Sejak usia 60 tahun Upasika Lin telah mempersiapkan diri menghadapi ketidakkekalan, dua tahun sebelum wafat berpesan akan hal-hal yang harus diperhatikan saat menjelang ajal, seminggu sebelum meninggal dunia beliau berkata pada para sahabat Dharma : “Saya akan berpulang ke Rumah”, dan terus memuji : “Alam Sukhavati sungguh nyata adanya”, dua hari sebelum wafat, tubuhnya mulai terasa lemah, anak cucunya membawanya pulang ke rumah, para sahabat Dharma dan sanak keluarga mendampinginya melafal Amituofo, sehari sebelum terlahir ke Alam Sukhavati, sore hari beliau berkata pada sahabat Dharma : “Telah bertemu Buddha Amitabha, pasti memperoleh penjemputan terlahir ke Alam Sukhavati”, keesokan paginya pukul 7 lewat 20 menit, dibawah iringan suara lafalan Amituofo para sahabat Dharma dan sanak keluarga, di rumahnya sendiri dalam kondisi pikiran benar dan kesadaran yang jernih, Upasika Lin Kan-zhi terlahir ke Alam Sukhavati, kemudian dilanjutkan dengan melafal Amituofo hingga 24 jam kemudian barulah dibasuh dan digantikan pakaian, wajahnya dipenuhi senyuman, serupa wajah maitri nya semasa hidup, hadirin yang menyaksikannya tiada yang tidak melontarkan pujian, mendoakan diri sendiri juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati.  

Pada tahun 1992 bulan 4 hari ke-26, diadakan upacara perpisahan untuk Upasika Lin, sahabat Dharma berbondong-bondong datang melafal Amituofo, sehingga ruangan jadi penuh, dapat dilihat bahwa pelatihan dirinya dalam keseharian, usahanya tidak sia-sia, mengharukan setiap insan. Setelah diperabukan, diperoleh sarira lebih dari seratus butir, memperlihatkan ketrampilan melafal Amituofo yang mendalam.

Dari kisah Upasika Lin terlahir ke Alam Sukhavati, kami membangkitkan keyakinan yang mendalam. Semoga semua yang melihat dan mendengarnya, melafal Amituofo dengan setulusnya, bersama-sama terlahir ke Alam Sukhavati, mencapai KeBuddhaan. 


 (Petikan dari Majalah Bulanan Ming Lun Edisi 225 )

  
念佛感應見聞記
  
本書作者念佛生西

林看治老居士往生記
()

後學  西蓮竭誠敬記


林老居士於自行化他之餘,尚孜孜不倦著有念佛感應見聞記,叨蒙雪公恩師題字及賜序,自民國五十八年八月初版伍仟壹佰冊,迄往生前共出書五十六版,冊數達十餘萬冊,其他各處印行結緣及流通者,亦不計其數,其內容並有數則被收入淨土聖賢錄,並有依其內容製作錄音帶及電台廣播而流傳者,可謂廣結西方數萬緣矣。閱該書而發心念佛者,時有所聞,甚至遠在國外,亦有因閱讀該書而特地來臺求見者,該書感人之深,由此可見一斑,遺著另有佛說阿彌陀經淺講、勸修念佛法門淺講等數冊。

林老居士多年修行體驗,認為能知念佛求生西方,乃人生最大之善根福報,常謂:「修行無別修,只要識路頭,路頭若識得,生死一齊休」,並盛贊:「念佛法門乃無上至寶」,老居士早年隨緣說法度眾,晚年加強念佛功夫,自言修行宜趁早,自覺早年幸蒙恩師指導,奠定念佛基礎,否則午歲日長,體力漸衰,每有力不從心之感。復勸老年人更宜加緊念佛,求生西方,否則來日無多,若無常一至,耽誤往生大事,後果不堪設想。

林老居士於蓮社常住護持四十年,在長期儒佛說法經筵之薰習下,更體會行解相應之重要,至往生前二年,已日課六萬聲之佛號,自修時雙眼垂簾,手持念珠,作金剛念,共修時則隨眾出聲念佛,幾乎除睡眠、飲食之外,終日沐浴佛號之中,林老居士受持「不說四眾過失」之戒,謂「和為貴」,遭遇拂逆,皆是業障現前,更應加強念佛,求佛加被。最喜印光祖師所云:「應當發願願往生,客路溪山任彼戀,自是不歸歸便得,故鄉風月有誰爭」,特將此偈置之案頭,提醒自己,娑婆是作客,極樂是故鄉。而且寮房,四壁蕭條,唯置印光祖師所書「一心念佛」墨寶以策勵自身精進念佛,並深覺雪公恩師往生前所一再囑咐之「少說一句話,多念一句佛,打得念頭死,許汝法身活」,實為當今末法惡劣環境修行之一盞明燈矣。

林老居士於六十歲即備妥身後事宜,往生前二年復交代臨終注意事項,往生前一週即向蓮友云:「吾將回家矣」,且連續贊言:「真實有極樂世界」,往生前二日自覺身體較為虛弱,由兒孫請回自宅,蓮友及眷屬陪之念佛,於往生前一日午后,向蓮友云:「已見阿彌陀佛,定蒙接引往生」,終於次日晨七時二十分,在蓮友及眷屬之助念「阿彌陀佛」聖號中,於自宅正念分明,頃刻之間,安詳西歸,至不斷佛號二十四小時之後更衣時,欣見其笑容滿面,猶如生前之慈容,見聞者咸贊歎不已,祝其已如願往生極樂矣。林老居士於民國八十一年四月二十六日舉行告別式及荼毘典禮,蓮友相約前來念佛,途為之塞,足見其平日修持,功不唐捐,感人至深。火化後,復得舍利子數百餘顆,亦顯其念佛功深,因果不爽矣。

善導大師云:「若論學解,一切法門,皆應當學,若論修持,須擇契理契機者,方有實益」。念佛一法,因賅果海,果澈因源,最為契理契機,實乃世尊出世度生,令皆能今生即了生死之本懷。吾人由林老居士之誠敬念佛,終得往生極樂之事蹟驗之,信而有徵。普願見聞,老實念佛,同生極樂,共成正覺,則何幸如哉。而林老居士,以一白衣女流,竟得自行化他數十載,末後安詳生蓮邦,其如雪廬老人之「始信西方諸上善,真能乘願化身來」歟。

(明倫月刊二二五期特載)





Kisah Upasika Lin Kan Zhi terlahir ke Alam Sukhavati 02




Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kisah Upasika Lin Kan Zhi terlahir ke Alam Sukhavati
(Bagian 2)

Artikel ini ditulis oleh : Xi Lian-jie
  

Upasika Lin karena telah memiliki dasar Ajaran Buddha dan Ajaran Konfucius, maka itu harapan Guru Li besar padanya, berharap agar dia dapat menyebarluaskan pintu Dharma Tanah Suci. Guru Li mengajari bahwa : “Jika satu sutra sudah berhasil dikuasai, maka sutra lainnya juga bisa dipahami dengan sendirinya”, saat baru belajar berceramah, terlebih dulu harus mengadakan persiapan yang matang, menulis sendiri naskahnya, apa yang diutarakan harus ada dasarnya, harus berceramah menurut penjelasan yang telah dibuat oleh para guru sesepuh, tidak boleh menuruti pengertian sendiri, harus mematuhi peraturan berceramah yang telah ditetapkan, berhati-hati dan mawas diri, bertanggungjawab, barulah tidak menanggung beban Karma.    

Upasika Lin belajar menceramahkan Amitabha Sutra, Guru Li mengungkapkan bahwa sutra ini sangat mendalam dan yang paling sulit diceramahkan, Amitabha Sutra juga dijuluki “Avatamsaka Sutra buku kecil“.

Pernah suatu kali ketika Upasika Lin baru belajar berceramah dan melakukan kesalahan, Guru Li langsung memarahinya, melayangkan kipas yang ada ditangannya mengetuk kepala Upasika Lin, hingga Upasika Lin menjadi malu sekali dan mengalirkan airmata, karena itu dia lebih tekun belajar, hari demi hari berlalu, sampai akhirnya dapat memahami kalimat sutra yang sebelumnya asing baginya, para sahabat Dharma menertawakannya : “Guru Li membantumu mengeliminasi rintangan karma, membuka kebijaksanaan bukan?” Upasika Lin semakin merasakan betapa pentingnya peranan seorang guru dalam mempelajari Ajaran Buddha dan Ajaran Konfucius.

Upasika Lin yang dididik secara disiplin oleh Guru Li, mengembangkan maitri karuna hatinya secara menyeluruh, membangun kepribadian yang kokoh, suara yang nyaring, bakat berceramah yang tanpa halangan, maka itu pada tahun 1951 membentuk organisasi upasaka dan upasika penceramah, beliau merupakan seorang upasika penceramah terkemuka. Pada saat berceramah, beliau selalu memegang prinsip menjunjung tinggi Hukum Karma, dan prinsip besar dari manfaat melafal Amituofo, yakni tidak membicarakan kemampuan gaib, mengandalkan kejujuran dan ketulusan serta pengamalan yang nyata.   

Meskipun akar kebijaksanaan masing-masing makhluk itu berbeda, maka itu menceramahkan beragam sutra, selanjutnya seperti ajaran Guru Li, semuanya dituntun ke dalam Ajaran Sukhavati, menceramahkan keunggulan dari pintu Dharma pelafalan Amituofo.

Pendengar ceramah terdiri dari beragam jenis orang, kadang kala dalam berceramah juga bertemu dengan orang yang berniat mempersulit penceramah, misalnya waktu berceramah di Yuli, ada seorang pendengar yang tidak percaya pada Ajaran Sukhavati, lalu mengeluarkan kritikan : “Anda berkata bahwa praktisi pelafal Amituofo saat menjelang ajal, alayavijnana nya terlahir ke Alam Sukhavati, bagaimana bentuk alaya-vijnana, coba perlihatkan padaku!”

Upasika Lin menjawabnya : “Perkataan yang anda ucapkan sekarang ini, bagaimana bentuknya, coba perlihatkan padaku!” Tukang kritik itu akhirnya tidak bisa berkata apapun, lalu Upasika Lin melanjutkan lagi : “Lebih jelasnya adalah saat malam hari anda bermimpi, itulah alayavijnana”.

Upasika Lin selalu menggalakkan membentuk “Keluarga Buddhis”, agar setiap umat dapat mempengaruhi seluruh anggota keluarganya ikut belajar Ajaran Buddha, untuk mengurangi rintangan belajar Ajaran Buddha dan usaha terlahir ke Alam Sukhavati, terutama beliau sangat bersukacita bila para sahabat Dharma dapat menasehati ayahbunda melafal Amituofo, membantu agar ayahbunda berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, beliau memuji bahwa sebagai anak menunaikan bakti besar adalah terletak di sini.

Upasika Lin suka mengucapkan kata-kata yang baik, senantiasa dalam menghadiri upacara pernikahan Buddhis dengan memberi ucapan selamat sebagai : “Keluarga Buddhis dan sumber daya masyarakat sejahtera”. Upasika Lin juga mencurahkan perhatian pada keluarga para sahabat Dharma, bagaimana pelatihan diri mereka, sehingga pada musim semi tahun 1955  menggalakkan agar setiap rumah memiliki tempat ceramah, sehingga setiap insan dapat belajar Ajaran Buddha dan melafal Amituofo, selama lebih dari 30 tahun beliau berceramah tanpa henti, para sahabat Dharma, tetangga, anak cucu, kerabat, semuanya memperoleh manfaat.

Sejak tahun 1936 Upasika Lin menikah dengan suaminya, memiliki tiga putra putri, cucu dan cicit ada 30 lebih, merupakan Keluarga Buddhis yang harmonis, ini juga tak terpisahkan dari hasil jerih payah Upasika Lin dalam memberikan didikan baik melalui ucapan maupun tindakan.

Tahun 1991 bulan 2, suaminya yang berusia 95 tahun meninggal dengan damai, seluruh anggota keluarganya mengikuti pesan Upasika Lin untuk menuruti tata cara dalam Ajaran Buddha, melakukan Zhu Nian dan mengurus upacara duka secara sederhana, para tetangga dan sahabat Dharma juga merasa salut.


 (Petikan dari Majalah Bulanan Ming Lun Edisi 225 )


念佛感應見聞記
  
本書作者念佛生西

林看治老居士往生記
()

後學  西蓮竭誠敬記
  
林老居士,因已具儒佛基礎,故雪公寄望深遠,盼能攜手共弘淨土殊勝之法門,因而教之彌勤,責之極切。雪公教以:「一經通則經經通」,學講前須有充份準備,自寫講稿,所言必有根據,應本祖註,不可妄發己意,應按學講規矩,謹慎、負責,方不背因果。林老居士即發心學講佛說阿彌陀經,雪公提及此經乃最深奧、最難講者,有「小本華嚴經」之美稱。曾經林老居士於學講時有所偏誤,雪公恩師,當時一聲喝斥,順手將手中摺扇一棒打在頂上,斯時林老居士羞愧得熱淚直流,故而更加用功學習,經數日後,終將不甚熟悉之經文,忽爾竟能明瞭,蓮友笑云:「恩師助您消業障、開智慧耶?」林老居士則更覺學儒學佛必有師承之重要矣。

林老居士,因受恩師嚴格調教,加以本身慈悲心切,體型魁梧,音聲宏亮,辯才無礙,故自蓮社於民國四十年成立男女二眾弘法團時,即是一位善能說法度眾之弘法女健將。其說法之時,把握注重因果及念佛利益二大原則,不談玄、不說妙,重視腳踏實地,真實行持。雖因眾生根器不一,故而廣說諸經諸法,然必秉承師訓,處處導歸淨土,以顯念佛法門之殊勝。然眾生種類萬有不齊,說法途中亦遇有專門前來責難者,如某次在玉里說法時,有不信淨土者前來責曰:「汝言念佛人命終後,神識往生西方,神識是何形狀,拿來吾看!」答:「汝現所言之語,是何形狀,拿來吾看!」彼啞口無言,再答:「言明白些,汝夜間作夢者,即神識矣。」彼因而轉為發心領人前來聞法,似此度人學佛之事,時有所聞。

林老居士常提倡建立「佛化家庭」,謂在家居士,既有家眷,理當感化全家學佛,以減少學佛及往生之障礙,尤其最喜蓮友勸親念佛,成就雙親往生西方,贊為人子所盡大孝即在於此。林老居士善說好話,常於蓮友佛化婚禮上祝賀「佛化家庭乃社會安定之原動力」。林老居士於弘法之際,亦特別關心蓮友及家眷之道業,自民國四十四年春,即提供自宅設立弘法場所,並蒙恩師取名崙字佈教所,乃蓮社首創之佈教所,林老居士自任主講,領眾念佛研法,迄往生前,三十餘年說法不斷,蓮友、鄰里、兒孫眷屬受益匪淺。林老居士自民國二十五年與李居老居士結褵,夫婦相敬如賓,凡五十五載,育有子女三人,後輩孫、曾孫共三十餘員,一門俊彥,蘭桂芬芳,閤家安樂,堪稱典型佛化家庭,林老居士之言教、身教功不可沒。民國八十年二月其夫婿以九十五高齡於自宅安詳壽終,全體兒孫悉能遵照林老居士之慈命,依佛制如法助念及節約處理善後,鄰里、蓮友均敬佩不已。
  
(明倫月刊二二五期特載)





Kisah Upasika Lin Kan Zhi terlahir ke Alam Sukhavati 01



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kisah Upasika Lin Kan Zhi terlahir ke Alam Sukhavati
(Bagian 1)

Artikel ini ditulis oleh : Xi Lian-jie
  

Di atas kolam bertabur pasir emas, bunga lotus bermekaran,
bersukacita dapat membimbing murid seperti Lin Kan-zhi
meyakini Alam Sukhavati sebagai tempat berkumpulnya calon Buddha,
semoga bertekad kembali menyelamatkan semua makhluk.

~Syair dari Upasaka Li Bing-nan kepada muridnya Lin Kan-zhi~



Master Ou Yi berkata : “Para Buddha mengasihi para makhluk yang tersesat, membabarkan ajaran menurut kemampuan pencerapan masing-masing, meskipun akhirnya bermuara pada satu dan tiada duanya, namun demi keleluasaan sehingga terdapat banyak pintu Dharma. Dan diantara semua pintu Dharma, yang langsung, tak lain adalah metode pelafalan Amituofo, bertekad lahir ke Alam Sukhavati. Dan dari semua metode perenungan dalam pintu Dharma Sukhavati, maka yang paling   mudah dan praktis, yang aman, tak lain adalah membangkitkan keyakinan dan tekad, menfokuskan pikiran melafal Amituofo”. 

Upasika senior Lin Kan-zhi, merupakan sahabat Dharma di Asosiasi Lotus Taichung, keyakinan dan tekadnya sangat teguh, melafal Amituofo dengan setulusnya, pada tahun 1992 bulan 4 hari ke-15, dengan terlebih dulu mengetahui waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, pikirannya benar dan kesadarannya jernih, meninggal dunia dengan damai, usia 86 tahun, semoga kisah beliau dapat membawa manfaat, bersama-sama melafal Amituofo terlahir ke Alam Sukhavati, sambil mendoakan semoga Upasika Lin segera kembali untuk menyelamatkan para makhluk, menyempurnakan tekad KeBodhian.

Upasika Lin Kan-zhi dilahirkan pada tahun 1907 bulan 3 hari ke-7, lahir di Kota Lukang, Changhua, Taiwan, ayahnya bernama Lin Dong-gong, ibundanya marga Cai, merupakan keluarga berlatar belakang terkemuka, sayangnya sejak kecil Upasika Lin telah yatim piatu, kehilangan tempat yang bisa diandalkan, merasakan penderitaan akibat ketidakkekalan, Upasika Lin karena suka belajar maka itu dapat menguasai Klasik Karya Konfucius, sehingga memperkokoh dasar Bahasa Mandarinnya, dan sangat membantu ketika beliau mempelajari Ajaran Buddha.

Upasika Lin memiliki akar kebajikan yang mendalam dan tebal, pada usia 35 tahun beliau mendengar ceramah dari Master Bin Zong, menyadari penderitaan enam alam tumimbal lahir, kemudian membangkitkan niat untuk bervegetarian dan belajar Ajaran Buddha, bahkan mengambil Visudhi Trisarana dengan nama Buddhis Fa Yuan.

Pada tahun 1949, Upasaka Menglai Dongliang menyarankan padanya agar belajar pada Guru Li (Upasaka Li Bing-nan), pada musim dingin tahun 1960, atas arahan Guru Li, beliau mengambil Sila Bodhisattva, menjadi Upasika yang menjalankan Bodhisattva Sila dengan nilai sempurna. Selanjutnya mengikuti Guru Li menyebarkan Buddha Dharma, di setiap pelosok negeri menyebarluaskan pintu Dharma Sukhavati, mendukung gurunya membangun Asosiasi Lotus Taichung, beliau sungguh berbakat, bahkan diangkat menjadi ketua perkumpulan dari sepuluh kelas pelafalan Amituofo di Asosiasi Lotus.

Hal yang paling membahagiakan bagi Upasika Lin tak lain adalah berkesempatan bertemu dengan Guru Li yang mengajarinya pintu Dharma Tanah Suci, menyesali dirinya sendiri sebagai orang awam yang penuh dengan rintangan karma, namun dengan mengandalkan kekuatan tekad Buddha Amitabha, pasti dapat keluar dari roda samsara, maka itu dia amat berterimakasih pada budi gurunya yang telah mengembangkan jiwa kebijaksanaannya, memandang gurunya bagaikan ayah yang penuh maitri, dia selalu mengulangi ceramah gurunya yakni : “Praktisi pelafal Amituofo haruslah menerapkannya dalam kehidupan keseharian, andaikata tidak melafal Amituofo melatih diri, maka ini serupa dengan menghabiskan makanan namun sia-sia saja, daripada berteori lebih baik mengamalkan”, perkataan ini senantiasa menjadi motivasi bagi dirinya.

Dan ada lagi ceramah dari Guru Li : “Vihara adalah tempat bagi para makhluk untuk mencapai pencerahan”, Upasika Lin selalu mengingatkan dirinya, baginya hanya dengan menghentikan segala kejahatan dan menimbun kebajikan, tidak menginginkan ketenaran dan keuntungan, melafal Amituofo setulusnya, maka kelahiran ini juga pasti akan mencapai hasil, ke atas membalas empat budi besar, ke bawah menolong para makhluk di tiga alam samsara, tidak menyia-nyiakan diri sendiri telah belajar Ajaran Buddha.  


 (Petikan dari Majalah Bulanan Ming Lun Edisi 225 )


念佛感應見聞記
  
本書作者念佛生西

林看治老居士往生記
()

後學  西蓮竭誠敬記

金池菡萏四邊開  喜是林君次第栽
始信西方諸上善  真能乘願化身來

—雪廬老人贈林看治居士詩—

蕅益大師云:「原夫諸佛,憐念群迷,隨機施化,雖歸元無二,而方便多門。然於一切方便之中,求其至直捷、至圓頓者,則莫若念佛,求生淨土。又於一切念佛法門之中,求其至簡易、至穩當者,則莫若信願專持名號」。淨土法門,利益宏深,自大法東流,以博地凡夫,信願念佛,求生西方,因茲出五濁而登九品者,何可勝數。茲有林看治老居士,臺中蓮社之蓮友,信願堅固,老實念佛,於民國八十一年四月十五日(夏曆壬申年三月十三日),預知時至,正念分明,安詳往生,享壽八十有六,今特恭述其往生事蹟,以利有緣,見賢思齊,同念彌陀,同生安養,並祈林老居士,早日乘願再來,廣度眾生,滿菩提願。

林看治老居士,民前五年三月七日(夏曆光緒丁未年二月十八日),誕生於臺灣省彰化縣鹿港鎮,父林棟公,母蔡氏,係出名門,惜林老居士幼年即失怙,繼而失恃,備嘗世間無常之苦,林老居士自啟蒙於私塾,即因好學不倦,熟讀四書五經,而奠定良好漢學基礎,對日後學佛有甚深之裨益。

林老居士,宿根深厚,三十五歲聞臺省高僧斌宗法師,宣講佛法,體會六道輪迴之苦,即發心茹素學佛,並曾皈依無上法師,法名法圓。民國三十八年,蒙賴棟樑老居士推薦,受業於雪廬李炳南恩師,蒙恩師賜字慧治,民國四十一年冬,奉恩師之命,參加臺南大仙寺臺省光復後首次傳戒,於開參老和尚座下求受在家菩薩戒,為滿分菩薩戒優婆夷。自此隨師廣結佛緣,赴全省各地宣揚淨土法門,協助恩師建立臺中市佛教蓮社等弘法利生道場,且因甚得眾望,被推舉為蓮社數十個念佛班聯誼會之會長,蓮友多知之甚稔。

林老居士生平最感慶幸者,乃得遇雪公恩師開導淨土法門,自嘆業障凡夫,匪仗彌陀大宏願力,決難今生出離輪迴,故對恩師長養慧命之深恩,銘感五內,視恩師如慈父,常提及恩師訓示:「淨業學人要在實踐,如不念佛修行,等同說食數寶,無濟於事,說一丈還不如行一寸」,恆以此自勉,以此勵他。並以恩師所示:「道場乃成就眾生道業之所」常自提醒,自覺唯有止惡修善,不貪名利,老實念佛,當生成就道業,方足以上報四恩,下濟三苦,亦不負自己學佛一場。


(明倫月刊二二五期特載)





Melafal Amituofo terlepas dari kejaran hantu 02



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Melafal Amituofo terlepas dari kejaran hantu
(Bagian 2)
  
Di sekitar tempat tinggal A Li, penduduknya meyakini Dewa Tai Zhi Ye, Pakcik A Li pergi mengundang dukun kerasukan dewa datang memberi petunjuk; dukun yang satu ini jika dibandingkan dengan yang pertama tadi, boleh dibilang yang satu ini sedikit lebih pintar; dia berkata : “Sakit kepala yang diderita A Li tidak bisa disembuhkan oleh dokter, dewa juga tidak sanggup mengobatinya, karena diganggu oleh hantu wanita, dewa juga tidak mampu mengusirnya, harus mengundang praktisi sejati datang untuk membaca sutra dan melafal Amituofo untuk membantu hantu wanita itu keluar dari penderitaan, ini barulah cara yang sempurna”.      

Ayah A Li bertanya pada dukun tersebut : “Harus ke mana untuk mencari praktisi sejati?”  Si dukun menjawab : “Dekat di mata, jauhnya ribuan li”.  Ayah Zhu A Li mendadak terpikir Bhiksuni Pu Du (adik A Zhen shijie) yang tinggal di gunung seberang, mereka kakak beradik merupakan praktisi sejati, meskipun A Li masih tersiksa oleh sakit kepalanya, namun kedua pakciknya memapahnya pergi menemui Bhiksuni Pu Du dan A Zhen, lalu menyampaikan apa yang diucapkan oleh dukun kerasukan, memohon agar menghapus petaka dan memperoleh keselamatan.

Bhiksuni Pu Du dan A Zhen segera membaca Amitabha Sutra lalu dilanjutkan melafal Sukhavati Vyuha Dharani 49 kali, Maha Karuna Dharani, Sutra Hati masing-masing 7 kali, melimpahkan jasa kebajikan ini kepada hantu wanita agar terlahir di alam yang lebih baik dan keluar dari penderitaan, bahkan memberikan A Li seuntai tasbih mengajarinya melafal “Namo Amituofo”, melafal sekali menghitung sebutir, lalu menjelaskan lagi : “Sepatah Amituofo adalah raja mantra, jika ingin mengusir hawa jahat, diri sendiri yang melafal barulah lebih unggul, maka diri sendiri bisa melenyapkan petaka menghindari bahaya, karena makhluk halus jahat tidak berani mendekat”.  

Setelah  mendengarnya, A Li merasa memang beralasan, sangat berterimakasih, pulangnya mengerahkan segenap kemampuan untuk melafal Amituofo, setelah melafalnya hingga beberapa jam kemudian, tanpa disadari kepalanya sudah jadi ringan seperti sedia kala. Sekarang malah ibunda A Li yang mengeluh sakit kepala, lalu meminta A Li untuk meminjamkan tasbihnya sebentar agar ibundanya juga dapat ikut melafal Amituofo! Akhirnya setelah melafalnya beberapa jam kemudian gantian A Li yang sakit kepalanya mulai kambuh, lalu meminta kembali tasbihnya dari sang bunda.

Kemudian ayah A Li meminta seuntai tasbih lagi dengan A Zhen,  A Zhen mengingatkan ayah A Li bahwa : “Melafal Amituofo tidak harus menghitung tasbih barulah dapat melafal Amituofo, meskipun tidak menghitung tasbih, kapan dan di mana saja juga boleh melafalnya, hanya saja saat berbaring atau berada di kamar kecil, tidak boleh melafal keluar suara, harus melafalnya di dalam hati. Juga bukan saat sakit barulah melafalnya, namun dalam keseharian baik pria maupun wanita, tua maupun muda juga harus melafalnya, makin melafal makin mengeliminasi petaka, menambah berkah dan memperpanjang usia”.

Akhirnya A Li sekeluarga selamat, merasa sangat berterimakasih pada Bhiksuni Pu Du dan A Zhen, yakin bahwa Buddha Dharma tanpa batas memiliki jasa kebajikan tak terbayangkan.

Kembali ke kisah hantu wanita tersebut, kabar tentang orang-orangan rumput itu yang sudah selama dua hari berdiri di bawah tiang listrik dan tidak bergerak, dengan cepat tersebar dari mulut ke mulut, akhirnya tidak ada yang berani melewati tempat tersebut lagi, ketua dusun lalu menemui A Zhen memohon : “Guru, jika ingin membantu orang haruslah sampai tuntas, orang-orangan rumput itu jika ditaruh terus di sana hanya akan mencelakai para penduduk, tidak ada orang yang berani memindahkannya, mohon guru dan shijie membangkitkan hati karuna, untuk membakarnya, daripada diletakkan  terus di sana mengundang petaka, tolong tolong”.

Bhiksuni Pu Du dan A Zhen shijie langsung menyetujuinya dan berkata : “Boleh, besok pagi kami akan melakukannya”. Keesokan paginya, Bhiksuni Pu Du dan A Zhen shijie, menyalakan tiga batang dupa, berkata pada orang-orangan rumput tersebut : “Hantu wanita, anda di sini sudah melakukan karma buruk yang tidak sedikit, kami sungguh mengasihanimu, maka itu sekarang kami akan membaca sutra, melafal Amituofo dan melimpahkan jasa kebajikan ini semoga anda dapat keluar dari Triloka, terlahir ke Alam Sukhavati, selamanya terbebas dari tumimbal lahir, ini barulah cara yang sempurna”.  

Setelah itu mereka mulai membaca Amitabha Sutra, lalu Sukhavati Vyuha Dharani, Maha Karuna Dharani, Sutra Hati dan sebagainya. Lalu sambil melafal Amituofo juga sambil melepaskan ikatan orang-orangan rumput, lalu dibakar, dalam sekejab sudah berubah jadi tumpukan abu; lalu mengadakan pelimpahan jasa : “Semoga jasa kebajikan dari pembacaan sutra dan pelafalan Amituofo ini dilimpahkan kepada arwah penasaran agar penderitaannya berakhir dan terlahir di Alam Sukhavati….dan sebagainya”. Lalu tumpukan abu itu ditebarkan ke anak sungai dan membiarkannya mengalir pergi. Sejak itu Dusun Tonglin baik pria wanita tua dan muda juga sudah mengetahui manfaat melafal “Namo Amituofo”, banyak orang yang membangkitkan ketulusan meyakini Ajaran Buddha.
  
Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
追纏幽魂念佛解怨
(二)
  
阿立住的此山上的人,皆是信奉太子爺,阿立的父兄就去請太子爺來,哀求出乩指示;此太子爺比較起來,可以說聰明一點;他出乩說:「阿立的頭痛是醫藥不可能醫治,本神亦無辦法治好的,因為一女魂交纏,神是無法趕走,必須請真修實行的人來念經念佛超拔她出苦,才是究竟辦法。」阿立父親就又問太子爺說:「要到何處去請真修實行的人呢?」太子爺乩童就說:「近在眼前,遠在千里。」朱阿立的父親即時想到對面山的普度師父(阿真師姑的妹妹,已圓頂受戒)與阿真姑兩位是修行人,阿立依然頭痛難當,他的父兄兩人就扶他去見普度師父與阿真姑,就將太子爺出乩說的話言明,要拜託消災拔度之事。

普度師與阿真姑即時,讀誦佛說阿彌陀佛經一卷,往生咒四十九遍,大悲咒,般若心經各七遍,回向布施女魂去超生出苦,並且送阿立一串念佛珠教他念「南無阿彌陀佛」念一句算一粒的方法,又再說明:「一句阿彌陀佛就是大咒王,要避邪自己念才能究竟,自己就可消災免難,因為邪魔鬼怪,就不敢近身的緣故。」阿立聽了很有道理,萬分感謝,回家就拼命「阿彌陀佛」聖號一直念,念幾點鐘,不知不覺頭也已輕鬆如常。反而阿立的母親高呼頭痛,就叫阿立你念珠拿來借媽念!也就一粒一句阿彌陀佛....,念了幾小時好了,可是阿立的頭又痛起來了,又再把母親手中念珠討回來念。阿立的父親就再跑去向阿真姑說明要再一串念佛珠,阿真姑再向他交代說:「念佛不是手拿念珠才可以念,不拿念珠在任何地方何時何處都可以念,只是在於睡眠時或在廁所時不可念出聲音,須要默念。亦不限於痛苦時候才念,平常時無論男女老幼都好念,越念越消災,添福增壽。」後來阿立一家平安,對普度師阿真姑感恩戴德,深信佛法無邊有不可思議功德。

我們再把話說回來,那穿衣草人二天來站在電桿不動,一傳十,十傳百,百傳千,山上的人沒有一個敢在那裏過,村中的主事人就去向阿真姑拜託說:「師姑們,救人就要救徹底,穿衣草人常縛在那裏是凶多吉少的,鄉中沒有一個人敢去動它,求師父們大發悲心,把它解下來燒掉,以免放在那裏惹出很多災殃,拜託拜託。」普度師與阿真姑就答應說:「可以的,明天早晨進行就好了。」越晨清早,普度師與阿真姑點燃了三支香,向穿衣草人說:「女子孤魂妳在此造罪孽害人不淺,我們很可憐妳,所以現在要念經、念咒,念阿彌陀佛聖號,布施給妳,超拔妳超出三界,往生西方極樂世界,永遠脫離生死輪迴大痛苦,此才是究竟辦法。」說罷即時念彌陀經一卷,往生咒大悲咒,般若心經等。再念「阿彌陀佛」聖號時,順就把草人解下來,全身撤開放火燒毀,一剎那間變成一堆灰;最後又就回向說:「願此經咒勝功德,回向弧魂去超昇等語。」再把那堆灰掃入大溪河裏被水流去。從此桐林村民男女老幼——知道念「南無阿彌陀佛」的好處,很多人發心皈依佛教。
  
林看治老居士著



Melafal Amituofo terlepas dari kejaran hantu 01



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Melafal Amituofo terlepas dari kejaran hantu
(Bagian 1)
  
Sepatah Namo Amituofo adalah pil Agada, dapat menyembuhkan segala macam penyakit, Amituofo juga adalah raja mantra, mengurai jalinan permusuhan, mengubah bahaya menjadi keselamatan. Berikut ini adalah kisah melafal Amituofo terlepas dari kejaran hantu.

Lima tahun yang lalu di daerah yang ramai di Taipei, ada sekelompok gerombolan pembalap motor liar dimana salah satunya adalah seorang anak muda yang sedang membonceng teman wanitanya, melakukan manuver di jalanan, melaju bagaikan angin, melupakan teman wanita yang duduk di belakang yang sudah terjatuh dan mati di tempat, saat itu banyak pria dan wanita mengerumuni untuk menyaksikannya, ketika semua orang merasa prihatin atas kemalangan yang menimpa gadis ini, tiba-tiba ada yang menerobos ke dalam kerumunan sambil berteriak : “A San! A San!”   

Di dalam kerumunan itu ada orang yang bernama A San menjawab : “Saya di sini! Saya di sini!”. Ternyata A San ini adalah tukang pangkas di sebuah kedai pangkas, oleh karena pelanggan datang hendak memangkas rambut, maka itu bosnya mengutus orang pergi memanggil A San pulang untuk memangkas rambut pelanggan.

Pepatah mengatakan : “Keberuntungan dan kemalangan ibarat cuaca senantiasa berubah-ubah”. Pemuda yang sopan itu bernama A San, sejak malam itu, setelah lewat tengah malam, antara keadaan mimpi dan bukan mimpi, dia melihat ada seorang gadis cantik yang mengajaknya keluar main-main, lalu dia membuka pintu belakang mengikuti gadis tersebut.

Hingga keesokan paginya, A San duduk sendirian di bawah pilar tiang telepon, dan tertidur, ketika dibangunkan orang barulah dia bangkit dan pulang rumah, demikianlah kejadian ini berlangsung hingga seminggu lamanya, pagi hari bekerja, tengah malam gadis itu datang membawanya keluar bermain, pagi harinya duduk dan tertidur di luar. A San merasa ada yang tidak beres pada dirinya, maka itu dia mengundurkan diri dari pekerjaannya dan pulang kampung.

Kampung A San adalah di Dusun Tonglin di atas gunung di Wufeng, Taichung, di rumahnya ada seorang ibunda yang buta dan beberapa saudaranya, hari kedua A San membantu abang keduanya bekerja, mengemudi truk untuk mengangkut barang-barang orang lain, hingga senja harinya baru pulang rumah, ibundanya memanggil A San datang menghadap lalu menasehatinya : “Setiap kali ketika kamu hendak keluar, bukankah saya selalu berpesan agar kamu jangan sembarangan menjalin hubungan dengan wanita, tetapi kamu malah tidak mendengarnya, kamu baru saja pulang kemarin, hari ini sudah ada seorang gadis yang datang mencarimu, terdengar suara berjalan memakai sepatu bertumit tinggi, dan memanggil terus A San! A San! Saya bertanya siapa yang mencari A San, dia tidak menjawab”.   

A San menjawab ibundanya : “Bunda, selama ini saya di luar selalu mematuhi tata krama, belum pernah menjalin hubungan dengan satu gadis pun”. Saat itu A San bersama saudara-saudaranya yang lain juga mencari keluar rumah, tetapi tidak tampak bayangan adanya seorang gadis; tetapi saat tengah malam gadis itu datang lagi mengajak A San keluar jalan-jalan, keesokan paginya A San tertidur di bawah pohon, lalu dibangunkan orang. Ketika masih berada di Taipei, selama seminggu A San juga mengalami hal serupa, setiap malam juga sedemikian, tetapi diri sendiri juga merasa heran, sekarang setelah pulang kampung juga mengalami hal serupa pula, tidak tahu harus menggunakan cara apa untuk menyelesaikannya.

Saat itu di Dusun Tonglin yang terletak di atas gunung, penduduknya mempercayai Dewa Wang Ye Gong, ibunda A San pergi mengundang dukun kerasukan dewa datang ke rumahnya untuk melihat apa yang tidak beres pada diri A San? Ternyata si dukun kerasukan juga memiliki sedikit kemampuan gaib, dia berkata : “10 hari yang lalu A San berada di suatu tempat di Taipei, melihat ada seorang gadis menemui ajal di pinggir jalan, teman pria yang membonceng gadis ini juga bernama A San, saat itu ada orang yang berteriak memanggil A San, lalu si A San yang baik ini menyahut : “Saya di sini! Saya di sini!”  Saat itu arwah si gadis yang baru meninggal ini lagi kebingungan, mendengar nama A San, dia langsung mengikuti orangnya”. 

Si dukun kerasukan lalu berkata lagi : “Sebaiknya antar si hantu wanita kembali ke Taipei saja”. Ibunda A San bertanya lagi : “Harus menggunakan cara apa untuk mengantarnya kembali?” Dukun kerasukan menjawab : “Harus menggunakan orang-orangan rumput”.  Kemudian mereka menggunakan rumput untuk membuat orang-orangan, tingginya sekitar empat kaki, memakai baju merah dan rok hitam, kakinya memakai sepatu, kepalanya ditutup dengan sehelai handuk hitam, lalu dilukis ada alis mata, mata, mulut, hidung, lewat tengah malam, dukun kerasukan membawa orang-orangan rumput ini ke stasiun kereta api, diikat ke tiang listrik, lalu membakar banyak uang kertas, meminta si hantu wanita agar menumpang kereta api trip pertama untuk pulang ke Taipei mencari kekasihnya yang juga bernama A San.

Orang-orangan rumput yang dibuat dalam bentuk wanita diikat di bawah tiang listik, orang yang lalu lalang dari kejauhan juga dapat melihatnya, di bawah tiang listrik, berdiri seorang gadis jelita yang tidak bergerak, setelah melihatnya dari dekat barulah menyadari ternyata itu adalah orang-orangan rumput, sehingga hal yang heboh ini sempat membuat banyak penduduk di pagi buta tersebut jadi panik dan ketakutan, bahkan ada yang sampai jatuh sakit, diantaranya adalah seorang siswa kelas tiga sekolah menengah atas, yang bernama Zhu A Li, setiap subuh sebelum fajar menyingsing dia harus mengayuh sepeda menuruni gunung, dari Dusun Tonglin menuju sekolah di Taichung, bersiap-siap menempuh ujian seleksi masuk perguruan tinggi, merupakan pelajar berbakat yang baru berusia 19 tahun.

Zhu A Li hari itu sedang tergesa-gesa menempuh perjalanan di waktu subuh, dari kejauhan tampak seorang gadis di bawah tiang listrik, dalam hatinya merasa heran, masih begitu pagi apa yang hendak dilakukannya di sana? Saat dirinya masih dipenuhi tanda tanya, sepedanya sudah melaju melewati tempat tersebut, begitu dia melihat dengan seksama ternyata itu adalah orang-orangan rumput, kontan saja bulu kuduknya merinding, kepalanya pusing dan akhirnya jatuh sakit, tidak berdaya masuk sekolah, lalu dia membatalkan ikut ujian dan pulang kembali ke rumah, kemudian terbaring dan tidak mampu bangkit dari tempat tidur, kepalanya sakit terasa hampir pecah, berteriak-teriak mengungkapkan siksaan yang sedang menderanya, dalam sehari sudah beberapa tabib dan dokter yang datang memeriksanya, namun tidak berhasil mencari tahu jenis penyakitnya.


Penulis : Upasika Lin Kan-zhi



念佛感應見聞記
  
追纏幽魂念佛解怨
()

一句南無阿彌陀佛是阿伽陀藥,萬病總治,阿彌陀佛又是大咒王,至快稱念,解冤結,逢凶化吉。下文就是念阿彌陀佛解脫幽魂追纏的故事。

五年前臺北市的繁華熱鬧地區,有一青年飛車載美,如風馳電掣,橫衝直撞,把後面載的女子摔下死掉也不知道,當時很多好奇心的男女圍觀過來,大家都正在為這女子可憐的時候,忽然來了一個人大呼「阿三!阿三!」在觀眾中有位阿三亦大聲應答:「我來了!我來了?」。原來這位阿三是某某理髮店的理髮師,因為顧客要理髮,所以老板叫學徒去呼阿三回來為人理髮。

俗語一句話說:「天有不測風雲,人有旦夕禍福。」這位規規矩矩的好青年—阿三,從那天晚上起,半夜後,在似夢非夢的境界,就看見一位漂亮女子來邀他出遊,開了後門就隨她去了。到了天明之時,阿三獨自一個人坐在電桿柱下打瞌睡,被人家發現才叫他清醒回去,如此連續一星期,白天作事,午夜那女子就來帶他去玩,清晨都是坐在外邊地上打瞌睡。阿三自己感覺不對,即時辭職返回故鄉。

阿三的故鄉是住在臺中霧峰北溝坑桐林村的山上,家有一位盲目老母及幾位兄弟,阿三第二天就幫他大哥的忙,用貨車出門為人搬運貨物,到黃昏時候回家,母親就叫阿三到面前說:「你每次要出外時,我都叮嚀交待,囑你在外頭不要亂交女子,你卻偏偏不聽,你昨天才回來,今天就有女子來找你,走路穿高跟鞋的聲音,還有口不斷的叫阿三!阿三!我問是誰要找阿三,亦不答應。」阿三就答他的母親說:「母親我一向在外頭是規規矩矩的,未曾交上一個女子。」即時同他兄弟們在家中房屋內外尋找,找不到女子蹤影;可是那晚半夜那女子又來與阿三開了後門出遊,早晨阿三又坐在樹下打瞌睡,於是乎又被人喚醒。阿三在臺北一星期中,每夜皆是如此的發生,但自己是莫名其妙,現在回到家亦是如此,不知道有什麼辦法才能解決。

當時北桐林村山上的人,大家都信奉一尊王爺公,阿三母親就去請乩童及王爺公來家中問問阿三所患的是什麼毛病?原來神是有小神通的,神託乩童說:「阿三是在十天前在臺北某某地方,看見一個女子摔死路旁,機車載此女子的男朋友名阿三,當時有人大呼阿三,我們這位阿三亦大聲呼應:『來了!來了!』當時被摔死的女魂正在茫茫渺渺無依無靠的時候,聽到阿三的名字,即時追纏不捨。」乩童繼續說:「最好辦法是把她幽魂送回臺北。」阿三母親就又問:「要用什麼方法送呢?」乩童又說:「要用草人。」即時用稻草作一人形,大約四尺高,穿紅衣黑裙,足亦穿鞋,頭上縛一條黑紗巾,畫眉、目、口、鼻,在半夜後,王爺公與乩童就把此草人送到車站邊,縛在電柱下,乩童就在那裏燒了很多金銀紙錢,叫幽魂要坐第一班車到臺北去尋你的愛人—阿三。

電柱下縛的女子形的草人,來來往往的人在遠遠就可看見,電柱下,站一漂亮的女子在那裏不動,走近一看就明白是一個稻草做的人形,那天早晨被嚇得魂不附體,可以說,大驚大病,小驚小病,其中被嚇昏倒下去的就是一位高三學生,姓朱名阿立,每天早晨天未曉就要騎腳踏車下山,由桐林村道路,經過北溝坑,再由霧峰轉到臺中市立一中上學,準備考大學,是位才學兼優的十九歲青年。朱阿立那天在茫茫的白霧清晨,遠遠看一女青年,心想很奇怪,這樣早站在那裏做什麼?正在莫明奇妙的時候,車已經到那裏經過,一看明白就是草人穿衣,即時毛孔皆豎,頭如斗大,身體支持不住,無可能上學,再轉回家,即時一病不起,頭痛欲裂,大哀大叫萬分痛苦,一天之中,請了幾位中西醫師,皆診斷不出病源。
  

林看治老居士著



Sabtu, 20 September 2014

Kisah bunda menggugah menantunya



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kisah bunda menggugah menantunya

Di tempat ceramah Wufeng ada seorang sahabat Dharma yang bernama Ceng Lin He, semua orang menyapanya sebagai A He shijie, keluarga ibundanya tinggal di Taichung, Kota Dali, ibundanya bernama Lai Wu. Karena sering dinasehati putra putrinya sehingga meyakini Ajaran Buddha, setiap hari melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati.

A He shijie memiliki seorang adik laki-laki bernama Lin Wan-cheng, suka berburu, sejak meyakini Ajaran Buddha, ibundanya selalu menasehati putranya : “Wan-cheng! Tak peduli itu adalah hewan besar atau kecil, juga memiliki perasaan takut mati, mereka tidak memiliki permusuhan denganmu, mengapa bisa begitu tega kamu mengganggu dan mencelakai mereka? Sebagai ibundamu selalu mengkhawatirkan karma buruk yang diperbuat ananda”.  Tetapi tabiat Wan-cheng sulit diubah, masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tidak sudi mendengar nasehat orang tua.

Ada hidup pasti ada mati, sang bunda, Lai Wu telah tiba saat menjelang ajal, A He shijie mengundang enam orang sahabat Dharma dari tempat ceramah, saling bergiliran dan bergantian membantu melafal Amituofo, dalam usia 79 tahun, Lai Wu dengan wajah tersenyum terlahir ke Alam Sukhavati. Lunar bulan 5 hari ke-17, pukul 3 sore, kemudian para sahabat Dharma melafal Amituofo lagi hingga 8 jam kemudian, sekujur tubuh mereka berkeringat, lalu mereka berteduh di bawah pohon besar di luar pintu.

A He shijie menyalakan dupa sambil berdoa : “Mama, anda boleh dengan tenang terlahir ke Alam Sukhavati, tetapi dalam waktu ini mohon tampilkan mukjizat sesaat, sehingga Wan-cheng dan A Yu (istri Wan-cheng) dapat kembali ke jalan yang benar dan mau melatih diri”.

Tiba-tiba terdengar suara : “Peng! Peng! Peng!”, seperti bunyi gemuruh petir sebanyak tiga kali, semua orang jadi terkejut. Ternyata di kamar Wan-cheng, senapan berburu yang disimpannya di lemari pakaian mendadak meletus sendiri, hingga kelambu nyamuk tempat tidur juga ikut terjilat api, semua orang sibuk mengambil air memadamkan api, bulan lima tahun itu merupakan musim panas dan kering, beberapa ember air sudah habis disiram namun api masih belum padam, pada saat darurat ini untunglah ada orang yang lewat mengangkut segerobak air sampai di depan pintu, melenyapkan malapetaka, ketika diperiksa ternyata pakaian di lemari sudah jadi abu, dari tumpukan abu tampak sebuah kantong plastik, begitu dibuka ternyata di dalamnya adalah surat kepemilikan rumah dan uang tunai dua puluh ribu Yuan, merupakan uang yang dipersiapkan untuk mengurus upacara duka ibundanya, kondisinya masih utuh, sedikitpun tidak mengalami dampak akibat kebakaran tadi.

Saat itu A Yu, istri Wan-cheng duduk di kursi di halaman depan rumah, tanpa disadari kedua matanya menerawang ke angkasa, lalu tak sadarkan diri, semua orang mengira dia karena mengalami kepanikan tadi maka jadi pingsan, semua sahabat Dharma jadi melafal nama Bodhisattva Avalokitesvara, juga mengutus orang untuk mengundang dokter ke rumah, begitu dokter sampai, A Yu sudah siuman.

Dia bercerita pada semua orang : “Apa yang kalian bicarakan tadi, setiap patahnya dapat saya dengar dengan jelas, saat hendak berbaring tadi, ada orang yang menarikku tidak memperbolehkan diriku berbaring, kedua mataku menatap ke angkasa, tampak seberkas cahaya keemasan melayang turun, yakni Buddha Amitabha datang menjemput mertua perempuanku, mertuaku mengenakan jubah hitam, tangannya menggenggam tasbih, wajahnya tersenyum; mengikuti Buddha Amitabha terbang melayang menuju ke penjuru barat”.

A He shijie bertanya padanya : “Bagaimana rupa Buddha Amitabha?” A Yu menjawab : “Serupa dengan rupang Buddha Amitabha yang kita puja, tetapi yang berada di angkasa lebih berwibawa”.

Sahabat sekalian : “Buddha Dharma tanpa batas, sungguh menakjubkan tak terbayangkan.  Bagaimana mungkin senapan bisa meletus sendiri? Mengapa uang tunai dan sertifikat rumah yang berbentuk kertas tidak ikut terbakar? Dan mengapa pula pemandangan penjemputan Buddha Amitabha bisa terlihat jelas, sehingga menantu perempuan yang tidak memiliki akar kebajikan, dapat menyaksikannya? Andaikata hanya ada peristiwa senapan meletus tanpa disertai penjemputan oleh Buddha Amitabha, maka takkan dapat menyelamatkan A Yu sehingga membangkitkan ketulusan melafal Amituofo; sebaliknya jika hanya ada kejadian A Yu menyaksikan mertua perempuannya dijemput Buddha Amitabha tanpa adanya peristiwa senapan meletus sendiri, maka tidak bisa menghapus tabiat Wan-cheng yang suka berburu, sehingga kembali ke jalan yang benar, sungguh mukjizat yang menakjubkan.

Di dalam lautan penderitaan para makhluk mengalami kelahiran dan kematian, merupakan hal yang paling memprihatinkan. Semoga semuanya membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, menasehati orang lain agar melafal Amituofo, membangkitkan Bodhicitta, menyelamatkan manusia dan dunia ini!  Menempatkan diri sendiri sebagai kapal penyelamat, mengangkut para makhluk, bersama-sama memasuki persamuan kolam teratai.

Silahkan melafal : Namo Amituofo!

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
助母生西微妙靈應

臺中佛教蓮社霧峰佈教所裡有一位蓮友名叫「曾林合」,大家都稱呼她叫阿合師姊,她的外家住在臺中縣大里鄉塗城村五七號,母親名字是「賴勿」。因受兒女不斷的勸導,深信佛教,是每天念佛求生西方的老修行了。

阿合姊有一位弟弟名叫「林萬成」,好打獵,母親自信佛教以後常常勸導兒子說:『萬成呀!無論大小動物,都會貪生怕死的,牠與汝無怨無仇,你惱害牠打死牠,於心何忍?為娘所牽掛的就是兒如此殺生害命造惡業,』可是萬成習氣難改,馬耳東風,根本就不聽老人家的這一大套。

人生有生必有死,賴勿老信女往生時候到了,阿合師姊在霧峰佈教所請了六名蓮友,分班負責助念,賴勿信女享壽七十九歲含笑西歸了。農曆五月十七日下午三點鐘,助念人員在老修行往生後再念八小時完畢,他們汗流浹背,正在大門口的樹下納涼,阿合姊就燃著香默禱說:「媽媽:妳可以安心去西方了,可是在此時要顯一下奇蹟,使萬成與阿玉(她的媳婦)改過來修行。」正在此時忽然:「碰!碰!碰!」,如雷貫耳的大聲音響了三聲,大家都嚇了一大跳。原來就是她弟弟萬成房間,放在衣櫥的獵槍走火了,衣廚內火舌伸出,延燒到床上蚊帳,大家都趕快提水救火,那年五月是旱天,幾個缸水都用完,正在千鈞一髮的時候,有一個人載一牛車水到門口,化險息災,驗查一看,是獵槍發火,衣物燒變為灰,從灰中找出一個紙包,打開一看,房地產所有權狀及現款貳萬元,是為她的母親後事而準備的,原封不動,一點燒損都沒有。

林萬成的太太名阿玉,這時正坐在廊下的籐椅上,忽然間兩眼直望虛空,不省人事,大家以為是受驚嚇而昏迷,蓮友們大聲哀念大慈大悲救苦救難觀世音菩薩,也派人去請坤海醫師來打針,醫師請來時阿玉已經清醒了。她自己向大家說:「汝們剛才說的話,我每一句都聽得清清楚楚,要躺下去,似有人拉著我不許躺下,眼睛看見虛空中,一片金色光明降臨,就是阿彌陀佛來接引婆婆,婆婆穿大黑袍,手拿著念珠,滿面笑容;隨阿彌陀佛乘金色光明雲向西邊飛去。」阿合師姊就問她:「阿彌陀佛是什麼樣子?」阿玉回答!「與我們供養的那大尊阿彌陀佛畫像一樣,但是在虛空中的更加莊嚴。」

各位朋友:佛法無邊,真是不可思議。云何槍自己發火?為何鈔票與房地產所有權狀是紙的,為何火不能燒?又阿彌陀佛接引亡者的實境,使無善根的媳婦,親眼看見十分鐘之久?假若只有燒槍,不見隬陀金身,就不能度阿玉現在發心信佛;單獨阿玉親見婆婆往生,若不燒掉獵槍,就不能除掉林萬成打獵的惡習氣,改惡向善,真是奇妙至極的靈感。

眾生在生死苦海中,頭出頭沒,最為堪憐。希望大家真實念佛,勸人念佛,發菩提心,救人救世!把自身當作今世的救生船,普載眾生,同赴蓮池海會。

請念:南無阿彌陀佛!

林看治老居士著