Selasa, 09 Juni 2020

49 Melafal Amituofo Mengurai Kekuatan Karma Membunuh

Melafal Amituofo Mengurai Kekuatan Karma Membunuh


 


1. Dia berdiri tertegun di samping pintu, mengerutkan kedua pipinya, matanya melotot, kesal pada kelalaian diri sendiri.   




 

2. Gerombol demi gerombol pasukan tentara semut hitam melangkah maju dengan gagahnya, mirip angin puyuh yang menginvasi dan menguasai ruangan dapur, bahkan sibuk mengangkut barang rampasan, melantunkan lagu kemenangan dengan suara nyaring.




 

3. Dia berjalan dengan langkah besar, dengan tergesa-gesa mengangkat ketel yang berisi air mendidih, dengan penuh amarah menuangkannya ke permukaan lantai.




 
  
4. Suara air mendidih jatuh ke permukaan lantai, mirip dengan kobaran api Neraka, hampir seluruh pasukan semut gugur di medan perang, mengeluarkan jeritan tragis yang membisu.




 

5. Setelah menyiramnya berulang kali, barulah dia merasa lega, tampak sisa-sisa pasukan semut sibuk mengevakuasi jasad rekan-rekannya yang tewas.




 

6. Tetapi pada suatu malam, dia bermimpi sebuah samudra hitam yang mencekam, menggulung dirinya ke dalamnya.




 

7. “Celaka!” dia tercengang melihat segerombol monster hitam yang berahang besar hendak menerkamnya, dia berusaha melawan meskipun kaki dan tangannya sudah berubah jadi kerangka yang mengerikan.




 

8. Sesungguhnya beberapa hari yang silam, dia telah menemukan tubuhnya membengkak kemerahan dan gatal-gatal, kesakitan hingga tidak sanggup bertahan lagi, seperti pernah dibakar.




 

9. Sekarang baguslah! Kesehatan fisik harus diutamakan, terpaksa harus berobat ke mana-mana, sangat mirip dengan semut yang berada di atas panci panas.




 

10. Jadi apa yang bisa dibanggakan lagi? Panik dan ketakutan, mimpi buruk, hanya dalam beberapa hari dia sudah menderita depresi, kondisi kesehatannya kian merosot, hitam dan kurus....................




 

11. Untungnya ada seorang Bhiksu yang datang berkunjung ke rumahnya, dengan welas asih menyampaikan padanya tentang Hukum Sebab Akibat, menasehatinya supaya baik-baik melafal Amituofo, melimpahkan jasa mengurai musibah.




 

12. Sekarang dia hanya bisa membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, penyakitnya berangsur-angsur sembuh total. Adalah cahaya cemerlang Buddha Amitabha, sehingga musuh berubah jadi kawan, yang juga menghancurkan hatinya yang hitam dan berbau busuk, perlahan-lahan mengalirkan keluar keharuman dan kehangatan.

Judul asli :