Petikan Ceramah Dr.Zhong Mao-sen (Venerable Ding
Hong) yang memperkenalkan sosok Upasika
Lin Kan-zhi penulis buku berjudul “Kisah Mukjizat Melafal Nama Buddha”
(Bagian Dua)
Akhirnya mereka melafal terus
hingga kurang 10 menit lagi akan tiba pukul 12 siang, saat itu lansia ini
berkata kepada hadirin, dia berkata bahwa Buddha Amitabha sudah datang,
sekarang saya sudah bersiap-siap akan pergi, terima kasih pada kalian semuanya
yang telah membantuku melafal Amituofo. Semua hadirin semakin bersukacita, suara
lafalan Amituofo juga semakin nyaring, untuk mengantar kepergiannya terlahir ke
Alam Sukhavati, inilah detik-detik terakhir yang sangat menentukan.
Namun tak diduga istri si lansia
ini yang tidak belajar Ajaran Buddha, pada mulanya sebenarnya Upasika Lin
Kan-zhi sudah berpesan pada istri pasien agar tidak menangis saat mengantar
kepergian suaminya, jangan sampai memancing perasaan cintanya, agar dia dapat
terlahir ke Alam Sukhavati tanpa rintangan, dan si istri juga sudah mengangguk
tanda setuju. Namun akhirnya pada detik-detik terakhir yang sangat menentukan
ini si istri malah tidak mampu menahan diri dan menangis dengan pilu sambil
berkata, suamiku, jika kamu sudah pergi, bagaimana dengan diriku? Kamu tidak
boleh pergi begitu saja, meninggalkan diriku seorang diri kesepian.
Begitu ucapan ini dilontarkan,
semua hadirin yang ingin menghentikannya juga sudah terlambat, si suami yang
mendengar ucapan istrinya, langsung ikut menangis, kemelekatan pada perasaan
cinta muncul keluar, lalu berkata, Buddha Amitabha, saya tidak boleh
mengikutiMu, jika saya pergi begitu saja, istriku tidak ada yang jaga. Akhirnya
semua hadirin mengerahkan segenap usaha melanjutkan terus melafal Amituofo
buatnya, namun apa daya sudah terlambat, kesempatan telah terlewatkan. Setelah
kesempatan ini berlalu, sampai pada malam hari, lansia ini muntah darah,
sungguh sengsara, kemudian hari berikutnya menghembuskan nafas terakhir, saat
menghadapi ajalnya dia begitu sengsara.
Maka itu Upasika Lin Kan-zhi sangat
menyesalinya, sudah sampai pada detik-detik terakhir yang menentukan, dan
hampir berhasil, namun sayangnya harus dirintangi oleh musuh kerabat penagih
hutang masa kehidupan lampau, musuh kerabat penagih hutang adalah jodoh luar, saat
menjelang ajal musuh kerabat penagih hutang ada disamping dirimu, andaikata dia tidak memiliki pengetahuan dan pandangan benar, atau pikiran
benarnya tidak teguh, maka pada detik-detik terakhir tersebut dia akan membuat
kekacauan, merintangi dirimu, ini adalah jodoh luar.
Tentu saja yang paling penting adalah benih internal, apa itu
benih internal? Yang pasti pemahaman lansia terhadap Buddha Dharma masih
dangkal, banyak kemelekatan yang belum dilepaskannya, hanya melafal Amituofo
dengan serius, pada masa kelahiran yang lampau memiliki akar kebajikan, dengan
menggunakan lafalan Amituofo untuk menekan kemelekatannya. Namun akhirnya juga
tidak berhasil menahannya, saat jodoh muncul dia juga tak berdaya, tidak
berhasil terlahir ke Alam Sukhavati.
Maka itu bila kita ingin memiliki
jaminan terlahir ke Alam Sukhavati, maka dalam keseharian harus bisa melepaskan
semua kemelekatan, seringlah bertanya kembali pada diri sendiri, hal mana lagi
yang tidak mampu dilepaskan, asalkan masih ada satu hal yang tidak sanggup
dilepaskan, maka ini akan menjadi rintangan saat menjelang ajal, janganlah
meremehkannya. Apabila diri sendiri telah sanggup melepaskan segala
kemelekatan, diri sendiri dapat mengetahui waktu terlahir ke Alam Sukhavati,
maka dapat dipastikan anda dapat berhasil terlahir ke Alam Sukhavati, bahkan
saat menjelang ajal juga bebas tanpa rintangan terlahir ke Alam Sukhavati. Andaikata
masih ada yang belum dilepaskan, maka meskipun terlebih dulu mengetahui
waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, juga tidak dapat dijadikan jaminan, juga
akan ada rintangan yang muncul dan membuat kekacauan.
Petikan Ceramah Dr.Zhong Mao-sen 2 Juli 2009
(二)
结果一直念,念到差十分十二点,这个时候老人家就跟大家讲,说阿弥陀佛来了,我现在准备要往生了,感谢大家给我助念。大家就更加欢喜了,给他大声念佛,送他一程,这是真的到最后关键时刻。
结果没想到这个老伴,老人家他有个老伴,老太太不学佛,本来林看治老居士她们跟她说好,说老人家要往生的时候千万不可哭泣,不可引起他的情执,要让他顺顺利利往生,都说好了,她也答应了。结果最后关键时刻这老伴忍不住了,大哭起来,说我的老伴,你要走了我怎么办?你不能往生,我一个人好寂寞。结果这些话一说出来,大家想制止都晚了,这个老人家一听这话,悲感就生出来,眷恋的心就生起来,就说,阿弥陀佛,我不能跟你走了,我要走了之后我的老伴没人照顾。结果大家还是给他拼命念佛,但是已经晚了,这机会错过了。错过之后,到了晚上这个老人家就大吐血,非常的辛苦,后来第二天就断气了,断气的时候走得很痛苦。
所以林看治老居士很感叹,这是最后千钧一发的时候被冤亲债主给障住了。冤亲债主是外缘,往往这冤亲债主都是在你身边,他如果没有正知正见,或者他的正念不牢固,临终那一刹那的时候出乱子了,障碍你,这是外缘。当然更重要是内因,内因是什么?毕竟这老人家学佛浅,很多放不下,只是念佛念得不错,过去生中有善根,用佛号压住他的那些情执。可是最后压不住,缘现前了,他没办法,往生不了。所以我们自己想要保证能往生,关键是平时就能放得下,常常检点自己还有哪一桩事情没有放下的,只要有一桩放不下,都会造成临终障碍,不可轻忽。真的自己什么都放得下,你预知时至,那你是真的能往生,而且是自在往生。假如还有没有放下的,预知时至还未必,也有临阵出乱子的。
修行与生活座谈会 钟茂森博士主讲 (第四十九集) 2009/7/2 中国云南晚晴轩 档名:52-213-0049